Jumat, 22 Maret 2019

Warna-Warni Keseruan Blogger Goes To School

Blogger Goes To School

Hari itu akhirnya tiba!

Blogger Goes to School

Sejak subuh degup jantungku sudah agak ngebut, hahaha...

Maklumlah ini debut pertama berbagi dengan publik.

Siapa yang ngefans sama quote femes berikut?

 "Yang pertama memang selalu penuh cerita!"

Mana suaranya?

Beklah...

Jadi, sesuai dengan kiat nomor 4 dari Mas Chandra,  tentang bagaimana kiat mengatasi rasa gugup di segala situasi, di bagian 'persiapan', aku pun tiba satu jam sebelum acara dimulai.

Oh iya, biar lebih nyambung, monggo mampir di kisah sebelumnya di kiat mengatasi rasa gugup di segala situasi ya.

Bahkan karena SMALA (SMU Negeri 5) letaknya tak jauh dari rumah, satu hari sebelumnya aku sudah melakukan cek ombak.

HAHAHA. Iya, aku mengunjungi ruang serba guna SMALA dan mempelajari panggung di mana akan beraksi, cie, cie...

Dan...

Di pagi bersejarah ini, saat aku tiba, sudah  hadir satu orang peserta, seorang ibu rumah tangga.

Kami langsung berkenalan dan berbagi cerita tentang bagaimana sebaiknya bersikap bijak saat bermedsos.

... dan aku senang, kami sepakat bahwa penting banget saring before sharing!

Tak berapa lama, sekelompok siswa Mas Bambang (Ketua Blogger Balikpapan) juga hadir, diikuti beberapa peserta umum serta tim dari Lembaga Sensor Film Pusat dengan pembicara Bapak Nasrullah.

Hari semakin beranjak siang, namun siswa-siswi SMALA belum datang. Aku, hmm, sedikit gamang.

Untunglah tak berapa lama ibu Rierien, kepala sekolah SMALA datang dan beliau ternyata mau izin, tidak bisa memberikan kata sambutan karena di halaman sekolah juga sedang ada acara pemilihan ketua OSIS SMALA yang diprakarsai oleh KPU sekaligus sosialisasi prosedur pemilu presiden 2019 nanti.

Jadi, hari itu di SMALA ada 2 event, Blogger Goes to School (BGTS) dan pemilihan ketua OSIS SMALA.

Aku langsung minta tolong lewat ibu Rierien agar memanggil siswa yang ikut BGTS lewat fasilitas pengeras suara sekolah.

Alhamdullilah, tak berapa lama siswa SMALA memasuki ruangan serba guna dan acara BGTS bisa segera dimulai. Molor satu jam dari prediksi, semula jam 08:30 jadi 09:30.

Pak Nasrullah dan Mas Bambang didaulat jadi pembicara utama dan kedua, sedangkan aku menjadi pembicara terakhir.

Dalam kesempatan ini aku hanya fokus berbagi menuliskan materi aku saja ya.

Saat namaku disebut oleh moderator, adrenalin seketika mengambil kendali, aku bisa merasakan detak jantungku bersorak lebih heboh lagi ketimbang saat duduk di meja pembicara.

Iya, panggilan itu kinda transferred me to the other space...

Sesi Membangun dan Prospek Blog aku awali dengan berkenalan, karena bak kata papatah tak kenal maka tak sayang, dibantu slide yang memuat nama blog dan semua akun media sosialku serta foto saat eksplor Air Terjun Putri Malu Juku Batu Banjit Way Kanan Lampung.

Blogger Goes To School

Ini penting dalam rangka membangun emosi dengan audiens, begitulah kiat pembuka sesi yang aku adopsi dari saluran YouYube 3speakersIndonesia.

Selanjutnya aku memilih teknik bercerita.

Slide  selanjutnya aku buka dengan sesi tanya jawab dengan membuat pertanyaan: Alasan Ngeblog

Ini diilhami oleh pengalaman aku sendiri yang sering mendapat pertanyaan yang sama.

Juga oleh berbagai literasi yang sebelumnya aku baca, teknik bercerita cocok digunakan untuk menghidupkan acara seperti ini.

Apalagi yang hadir adalah audiens yang umumnya terdiri dari generasi Z (tahun kelahiran 1995-2010) di mana teknologi sedang berkembang, pola pikir mereka yang cenderung instan, serta  masih mementingkan popularitas dari media sosial yang mereka gunakan

Plus tersedia beberapa hadiah menarik, sesi pun aku lanjutkan masih dengan teknik bercerita yang bersinergi dengan tanya jawab.

Terbukti, audiens sangat antusias mengangkat tangan dan memberikan jawaban.

Apalagi hadiah yang disediakan juga, cadas banget, tas ransel hitam keren lengkap dengan ruang penyimpanan notebook.

Aku lalu menyimpulkan seluruh jawaban audiens untuk alasan ngeblog dalam 3 kategori utama:

1. Ingin menyalurkan hobi
2. Ingin berbagi pengalaman
3. Ingin dijadikan profesi

... lalu melanjutkan sesi dengan berbagi 2 fakta utama tentang blog.

Blogger Goes To School


Saat berbagi 2 fakta utama ini aku menyapu pandangan ke wajah audiens, mencoba menangkap reaksi dan atensi.

Alhamdullilah, aku berhasil membawa mereka khusyu, pemirsah!

Ini pertanda baik.

Audiens tertarik!

Lalu aku memberi fakta berikutnya:

Blogger Goes To School


Kenapa membuat blog itu mudah?

Begini faktanya...

Blogger Goes To School

Yup hanya perlu gmail, jika ingin buat blog dengan fasilitas dari blogger.

Lalu, mengapa blog sukses itu tidak mudah?

Untuk itu aku berbagi fakta (lagi).

Menurut data di www.internetlivestats.com kita bisa melihat kisaran pengguna internet bisa melebihi 4 jutaan perhari, jumlah situs yang sudah ada hampir 2 juta dan konten blog yang dipublish melewati 5 juta per hari.

Yup, perhari, pemirsah!

Blogger Goes To School

Data di atas aku capture saat menulis draft artikel ini 18 Maret 2019 jam 20.23WITA.

Bisa dibayangkan betapa banyak kompetior blogger itu ya.

Aha! Sekali lagi, melebihi 5 juta blog post per hari.

Itulah kenapa penting banget membuat konten unik dan original!

... atau membuat konten yang memang kita kuasai
... atau membuat konten yang sedang kita pelajari
... atau konten yang akan ngetrend/disukai

Selengkapnya begini:
Blogger Goes To School

Berarti sekarang makin fix dong ya, bahwa bikin blog sukses itu memang tidak mudah!

Ada beberapa yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan!

Sampai di sini aku melemparkan sesi tanya jawab lagi, tentang kiat memilih niche blog.

Beberapa blogger maju untuk berbagi mengapa mereka memilih niche tersebut.

Umumnya karena memang menyukai hal-hal seperti travelling, fotografi, kuliner dan lain-lain.

... dan aku kembali memberi hadiah lagi pada audiens yang bersedia berbagi.

Audiens pun semakin panas dan banyak yang berani bertanya sekaligus berbagi.

Aku senang sekali!

Untuk membantu audiens terutama yang ingin jadi blogger pemula aku berbagi kiat berikut ini:

Blogger Goes To School


Yup, seperti yang sering aku baca dan sampai sekarang selalu terngiang adalah quote nendang itu:

"LOVE what you DO and DO what you LOVE"

Saat melakukan yang kita sukai, kita akan bersemangat. Semangat adalah energi!

Setuju?

Membuat Blog dengan Platform Blogger

Sesi berikutnya aku langsung berbagi cara membuat blog menggunakan platform blogger, karena kebetulan aku menggunakannya.

Postingan berikut ini memang aku khususkan buat blogger pemula sih, tapi kalau senior berkenan membaca, tentu aku senang sekali.

Begini caranya...

Untuk membuat blog kita harus punya email dulu, lebih disukai sih pakai yang gmail.com ya.

Selanjutnya ...

1. klik www.blogger.com
2. Create your blog
3. Masuk menggunakan email (pastikan kamu ingat password/sandi emailmu ya!)
3. Klik 'berikutnya'
4. Sebaiknya gunakan akun blogger profile, karena Google+ akan segera tutup efektif April 2019
5. Konfirmasikan blogger profile dan masukkan nama yang diinginkan tertera di profil
6. Pilih title blog misalnya : Travel Blogger, Lifestyle Blogger, Food Blogger dan lain-lain
7. Pilih Tema dari template blog kece responsif yang sudah tersedia di blogger

Baca juga : 4 Template Blog Kece Responsif 

Blogger Goes To School

Sampai di bagian ini aku juga berbagi beberapa kiat memilih nama blog atau domain terutama yang ingin branding (membangun dan membesarkan brand), karena beberapa pertanyaan sebelumnya banyak yang menanyakan hal ini.

Beberapa kiat di bawah ini aku dapatkan saat menghadiri workshop beberapa waktu lalu dengan tema Menciptakan Peluang dari Blog Kiatnya.

Kiat Memilih Nama Blog/Domain

Kreatif dan Brandable

Mengapa?

Karena ini akan menjadi identitas di dunia maya.

Jadi, penting menggunakan nama domain yang singkat, mudah diingat, mudah dicari terutama oleh pelanggan dan pengunjung blog.

Pendek dan Anti Ribet

Yup, gunakan nama singkat dan anti ribet!

Bayangkan jika nama blog/domain yang ribet apalagi menggunakan kombinasi huruf, tanda baca dan lain-lain. Capcay deh.

Manfaatkan generator nama domain

Iya, cukup dengam memasukkan kata kunci yang cocok dengan nama domain pilihanmu, maka generator nama domain akan memilihkan nama domain yang tersedia lengkap dengan extensionnya (misalnya .com, .net.id dan lain-lain)

Keyword

Memasukkan keyword dalam blog/domain juga lebih disukai apalagi jika ingin digunakan untuk bisnis misalnya untuk SEO, usahakan ada kata SEO di dalamnya.

Hal ini berkaitan dengan kemungkinan untuk muncul di halaman pertama mesin pencari.

Gunakan Nama yang Sama dengan akun Media

Lagi-lagi ini berkaitan dengan branding.

Betapa beruntungnya jika masih bisa klaim nama blog/domain sama dengan akun facebook, instagram, twitter bahkan YouTube.

Tapi pastikan semua nama-nama itu tidak memiliki resiko bahkan terganjal masalah hukum karena melanggar hak kekayaan intelektual orang lain. Caranya dengan memeriksa di situs media sosial!

Jadi, cepat-cepat klaim dengan cermat. Siapa cepat, dia dapat!

Waktu berlalu tanpa terasa, tahu-tahu aku sudah mendapat kode dari moderator bahwa sesi Blogger Goes To School akan berakhir.

Tanpa aku sadari rasa gugup di awal sesi beringsut pergi, yang tersisa adalah semangat berbagi.

Great Satisfaction Comes from Sharing with Others

Semoga pengalamanku di event Blogger Goes To School yang umumnya dihadiri oleh generasi Z ini bermanfaat.

Apakah pemirsah punya pengalaman saat berbagi tip blogging di ranah publik?

Ditunggu di kolom komentar ya, syantieek!



Kamis, 14 Maret 2019

Ketahui Kiat Lolos Seleksi AFS dan YES

lolos seleksi afs yes kiatnya

{Update} Saat berbagi kabar bahagia itu, tentang Yasmin diterima menjadi salah satu duta pertukaran pelajar (AFS) Indonesia ke Jepang (Year Program-YP 2018-2019) bersama 2 siswa lain dari Jombang dan Makassar, banyak yang bertanya, "Apa sih kiat-kiat agar lolos seleksi AFS dan YES?"

AFS dan YES adalah program asuhan 
Yayasan Bina Antarbudaya, 
organisasi non pemerintah, 
non profit 
berbasis relawan 
merupakan mitra dari AFS Intercultural Program
yang berkomitmen untuk membangun dunia yang lebih baik 
melalui program pertukaran
 yang berlandaskan pemahaman antarbudaya.

Sejujurnya, pertanyaan yang sama itu jugalah yang ada dibenakku, saat suatu hari di tahun 2017, sepulang sekolah, putriku menyampaikan kabar bahwa doi ingin mengikuti seleksi pertukaran pelajar tingkat SMA di sekolahnya.

"Bunda, tadi Yasmin mengikuti acara sosialisasi tim pertukaran pelajar di sekolah"

Yasmin menyampaikannya dalam bahasa Inggris.

Iya, kami sepakat, agar kemampuan berbahasa Inggris tidak semakin tergerus, kami sepakat untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris, diselingi dengan bahasa Indonesia, tentu saja!


"Well, let's do it then!"

Aku menjawab tak kalah antusias.

Dan sejak saat itu aku dan Yasmin memantau setiap syarat dan ketentuan yang beberapa di antaranya bisa dilihat langsung di akun instagram @binaantarbudaya dan @binabud di twitter.

Namun ada juga beberapa informasi yang dikirim langsung melalui email pribadi. Biasanya sih menyangkut informasi sensitif dan bersifat privasi.

Berikut ini beberapa hal yang bisa aku bagi, semoga masih relevan ya.

Begitulah, seleksi pertukaran pelajar ini, baik AFS dan KL-YES (The Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study-untuk selanjutnya aku singkat dengan YES, ya) biasanya dimulai setahun sebelumnya!

Hal ini disebabkan karena ketatnya seleksi yang memerlukan beberapa tahapan untuk mendapatkan siswa terbaik mewakili Indonesia.

Biasanya AFS dan YES beda tanggal registrasi!

Namun untuk afdolnya sering-sering aja kepoin akun di atas tadi ya, pantengin feed dan instastory juga.

Eh, satu lagi...

Pertukaran pelajar ini terdiri dari 2 program yaitu:

1. AFS (beasiswa tidak murni) - not full scholarship
2. YES (beasiswa murni) - full scholarship

Namun perlu aku tambahkan, seleksi yang aku bagi di bawah ini adalah berdasarkan pengalaman untuk Year Program (YP) 2018-2019.

So, boleh jadi untuk tahun ini tahapan jenis seleksi, bisa saja jadi berbeda. Who knows?

Seleksi IPU (Ilmu Pengetahuan Umum)

Untuk YP 2018-2019 sebagaimana layaknya sebuah kompetisi, seleksi pertukaran pelajar ini diawali dengan tes tertulis pengetahuan umum.

Menurut Yasmin ada 3 rangkaian tes  pada seleksi awal ini yaitu:

1. Tes tertulis pilihan berganda (100 soal) IPU (Ilmu Pengetahuan Umum) 

Plus soal matematika, kimia, biologi dan gengnya, hahaha.

2.  Tes tertulis pilihan berganda Bahasa Inggris

Kurang lebih seperti tes di sekolah ada vocabulary, grammar dan sentences.

3. Tes Essai Bahasa Indonesia

Yasmin mendapat 3 topik seperti ini:
  • Apa rencana masa depan dan bagaimana cara menggapainya?
  • Sebutkan 3 masalah besar dan cara menghadapinya!
  • Pernahkan menjadi pemimpin, atau menjadi yang dipimpin?
Semua jawaban harus ditulis pakai tulisan tangan!

Gunakan kemampuan menulis terbaik seperti tulisan yang nyaman dibaca, pengaturan paragraf, pemilihan kata dan lain-lain.

Intinya, buatlah karya essai yang bagus dan menarik!

Kiat:
Banyak-banyak membaca dan mendengar berita isu nasional dan internasional atau kalau mau sedikit investasi belilah buku RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap)

Saat ikut seleksi pertama kali, menurut Yasmin, ada kira-kira 300 peserta yang datang dari berbagai sekolah di Balikpapan dan sekitarnya.

Pengumuman yang lolos seleksi memakan waktu sampai  3-4 minggu.

Seleksi Interview

Kali ini jumlah peserta menyusut melebihi separuh dan hanya tersisa 100 peserta untuk lolos tahap interview bilingual (Indonesia dan Inggris).

Saat ini juga peserta diminta menyiapkan berkas-berkas baru lagi seperti:
  • Legalisir fotokopi ijasah SMP
  • Legalisir nilai UN SMP
  • Pas foto
  • Rekomendasi sekolah SMA
  • Rekomendasi dari lingkungan rumah dan teman terdekat
  • Legalisir raport SMP semester 5 dan 6, dan raport SMA semester 10 (genap dan ganjil)
  • Fotokopi raihan prestasi (sertifikat dan lain-lain)
Oh iya, interview kali ini diadakan dalam 2 bahasa, Indonesia dan Inggris.


Baca juga :  Cara Hebat Eksplor Bakat

Bahasa Indonesia : Tes kepribadian

Dalam kesempatan ini peserta akan ditanya seputar kepribadian.

Sebelumnya tim juri sudah dapat bocoran mengenai kepribadian peserta lewat berkas yang dikirim saat seleksi awal di atas, saat peserta mendapatkan pin untuk login ke situs pertama kali.

Berkas-berkas itu berisi data tentang negara tujuan, cita-cita, motivasi mengikuti program, mau ikut program yang mana, AFS atau YES dan lain-lain.

Kali ini Yasmin ditanya tentang:

Motivasi memilih negara Amerika?
Mengapa tertarik memilih Amerika?
Mengapa harus memilih Yasmin mewakili Indonesia?
Dan apa yang akan Yasmin lakukan di Amerika?

Jadi, persiapan yang dilakukan Yasmin adalah belajar tentang negara Amerika seperti bendera, presiden-presidennya, negara-negara bagian dan sebagainya. All About America, deh!

Sedangkan untuk menjawab pertanyaan yang merupakan opini, mau tak mau, suka atau tidak suka, minimal kudu belajar agar tidak gugup dulu ya.

Baca juga: Begini Kiat Mengatasi Rasa Gugup di Segala Situasi

Kiat:
Pelajari semua tentang negara tujuan, jawablah pertanyaan dengan jujur dan gunakan versimu sendiri, jangan mencontek jawaban yang ada di situs-situs orang lain ya!

Bahasa Inggris: 

Gak mesti jago banget bahasa Inggris kog!

Namun, jangan pernah menggunakan bahasa Indonesia dalam sesi kali ini ya!

Pertanyaan kali ini tentang sekolah dan juga masih sama seperti di atas mengapa memilih negara Amerika beserta alasannya.

Jadi, pastikan kamu mengetahui alasan mengapa memilih negara impianmu ya!

Kiat:
Tingkatkan kemampuan percakapan bahasa Inggris dan Indonesia serta menjawab jujur semua pertanyaan

Pengumuman hasil seleksi hampir sama juga, 3-4 minggu.

Seleksi Dinamika Kelompok

Sampai di sini peserta juga semakin mengerucut hanya tersisa 50 peserta.

Ini adalah seleksi di mana sebenarnya antar peserta "diadu" kompetensinya untuk mendapatkan kandidat terbaik dari yang terbaik.

Menurut Yasmin seleksi ini adalah yang paling seru!

1 grup terdiri dari beberapa orang, diberikan masalah dan bagaimana cara grup itu memecahkan masalah.

Peserta diminta eksplor kompetensi "berkomunikasi" yang baik, saat menjadi pembicara, pendengar, memberi masukan dan lain-lain, layaknya sebuah FGD, Focus Group Discussion.

Kiat: 
Tingkatkan wawasan dan pelajari kiat bagaimana mempersiapkan diri menjadi leadership serta kemampuan FGD

Pengumuman seleksi ini juga hampir 3-4 minggu.

Seleksi Berkas Administrasi Nasional

Sampai di sini peserta kembali mengerucut hanya tersisa 8 orang dan seleksi administrasi sesungguhnya pun dimulai.

Untuk yang memilih AFS, seleksi sudah berakhir, dan dari 8 orang, 2 sudah terpilih ikut AFS, sedangkan Yasmin dan 5 orang lain masih menunggu seleksi YES.

"Pertarungan" sesungguhnya baru dimulai, menurutku, karena semua berkas-berkas awal seperti di atas tadi (raport dan lain-lain) akan bersaing dengan kandidat peserta dari seluruh Indonesia.

Plus tambahan berkas-berkas di bawah ini:
  • Memasukkan semua nilai-nilai raport di atas ke formulir yang sudah disediakan secara manual (AFS Application Form) beserta testimoni seorang guru di SMA. Semuanya diterjemahkan dalam bahasa Inggris
  • Mengisi berbagai formulir AFS lain seperti Perjanjian Program AFS oleh orang tua/wali dan Perjanjian Pembayaran Kesanggupan Keluarga yang disertai materai
  • Melampirkan surat pernyataan sehat dari rumah sakit dengan mengisi formulir AFS Health Certificate yang ditanda-tangani penanggung jawab rumah sakit/ pejabat yang berkompeten. 
Kandidat harus dinyatakan bebas dari rubella, difteri, pertusis (batuk rejan), campak dan harus sudah pernah menjalani tes tuberkulin (TB-Test) Mantoux, tes yang dilakukan untuk melihat apakah sudah pernah terkena tuberkulosis (TB).

YES VS AFS

Oh iya, sejak awal Yasmin sebenarnya hanya mengincar progran YES yang murni beasiswa.

Namun karena persaingan cukup ketat dan mungkin juga ya (ini asumsi pribadi aku) animo Yasmin yang sedemikian besar untuk mengikuti program ini, saat tim AFS (Mba Astuti dan Mas Rijal) melakukan kunjungan ke rumah, Yasmin ditawari ikut program lainnya yaitu AFS yang nota bene beasiswa tidak murni (masih harus membayar, namun saat itu belum disebutkan apa saja yang harus dibayarkan kelak)

"Yasmin, selain Amerika, boleh tahu nih negara pilihan lain?"

Mba Astuti, salah satu tim bertanya pada Yasmin, disaksikan oleh aku dan suami.

"Jepang"

Yasmin menjawab mantap!

"Kenapa, Jepang?"

"... kebetulan Yasmin lagi suka anime Jepang dan suka sama karakter negaranya yang maju, modern dan disiplin"

Aku melihat mba Astuti, menuliskan sesuatu di catatannya.

Note:
Sesi interview ini memang wajib menghadirkan kedua orang tua, kandidat, beserta 2 anggota tim AFS.

Pertanyaan ke orang tua

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada kami sangat variatif seperti :

- kekurangan dan kelebihan Yasmin, 
- bagaimana Yasmin menekuni kegiatan ekstrakulikuler, mengikuti berbagai kompetisi, aktivitas di luar sekolah, di rumah dan aktivitas di sekitar lingkungan perumahan.

Kiat:
Jawab semua pertanyaan dengan jujur dan apa adanya

Beberapa kali mba Astuti dan Mas Rijal membuat catatan usai mengajukan pertanyaan.

Dan...

Saat mengetahui biaya hidup yang harus dikeluarkan di Jepang selama hampir 11 bulan (kira-kira 140juta), kami memilih mundur dan berkata tidak sanggup menyiapkan dana sebesar itu dan hanya berharap pada seleksi program YES yang murni beasiswa.

Untuk program YES pilihan negara hanya berlaku di kota-kota di Amerika saja, karena beasiswa disediakan oleh pemerintah Amerika.

Sedangkan untuk AFS meliputi negara-negara seperti di bawah ini:

lolos seleksi afs yes kiatnya

Demikianlah, pertemuan malam itu, kami tutup dengan doa semoga Yasmin lolos seleksi YES yang murni beasiswa itu.

Menjelang menutup mata malam di peraduan,  aku teringat perjalanan luar negeri aku yang pertama kali ke kota Osaka Jepang berkat mengikuti lomba foto dan menulis cerita di sebuah fanspage detergen di facebook.

Untuk mengenangnya, bahkan beberapa tulisan aku tulis secara berseri seperti Osaka Castle Istana di dalam Taman, Sensasi Lift dan Eskalator Transparan dan Serba-Serbi Ngebolang ke Jepang.

Karena kisah ini bak telenovela #kibasponi, aku cukupkan dulu sampai di sini ya, kiat lolos seleksi AFS dan YES

... karena eh karena kalau terlalu panjang, nanti bisa meriang, eh gimana, hahaha...

Insya Allah, akan berlanjut lagi dengan kisah yang lebih seru, pemirsah!

Stay tune ya...!

Kiat Khusus:

Usahakan selalu menyiapkan berkas yang diminta secepat mungkin karena tim sangat-sangat mempertimbangkan hal ini. Percayalah!

Dan... demi kenyamanan bersama, hindari mengisi formulir registrasi online di jam sibuk ya.

Silahkan DM atau tanya admin akun di atas untuk jam akses terbaik!

Catatan:
Sekali lagi, semua contoh soal di atas adalah untuk musim seleksi YP 2018-2019, boleh jadi akan berbeda dengan seleksi tahun berikutnya atau mungkin juga tetap sama, who knows!

Demikian juga untuk jumlah kuota dan beasiswa, semua serba dinamis, mengikuti perkembangan dan kebijakan dari Bina Antar Budaya.

Ganbatte!

Catatan:

Alhamdullillah, Yasmin diterima program AFS dan berangkat ke Hiroshima, Jepang, Maret 2018 melalui bandara Soeta, transit di Denpasar dan langsung ke Tokyo. 

Beberapa hari di Tokyo, mendapat pembekalan dari AFS Jepang sekaligus silaturahmi dengan pelajar lain dari seluruh dunia yang menjalani program AFS di Jepang

Berikut kenangan Yasmin saat berbagi Pengalaman Ramadan di Negeri Sakura.

Alhamdullillah, kini Yasmin sedang mengenyam kuliah di Fisip, Hubungan Internasional Unpad dan baru saja menyelesaikan semester 5 di Universitas Sapienza di Roma dengan beasiswa IISMA.


Senin, 11 Maret 2019

Ketahui Keuntungan dan Kekurangan Sablon Poliflex

Keuntungan dan Kekurangan Sablon Poliflex

Ketahui Keuntungan dan Kekurangan Sablon Poliflex. Yang suka pakai kaus, mana suaranya?

Baidewei, subway, kalau pas lihat kaus, apa sih yang mampu langsung menarik perhatianmu?

Warna, desain, kualitas bahan, harga atau mungkin sinergi dari semuanya?

Kalau aku sih, yang paling cepat mencuri perhatian adalah ketika warna dan desain kaus, klop!

Selanjutnya, baru deh melirik kualitas bahan, dengan cara meraba dan menarik lembut secara bersamaan kedua sisi kaus untuk mengetahui kualitas bahannya.

Lalu, memeriksa teknik jahitan dan terakhir menanyakan kualitas jenis sablon kaus.

Eh, belum selesai ding, ada 1 lagi nih yang paling penting, memeriksa label harga, agar sesuai dengan kemampuan dompet, hahaha...

Nah, untuk bagian ini, yang setuju sama aku, angkat kaki, eh angkat tangan maksudnya, hahaha...

Beklah...

Saatnya serius!

Dalam artikel kali ini, kita fokus sama bagian terakhir ya, yaitu jenis sablon kaus.

Oh iya, adakah pemirsah yang punya koleksi kaus yang sablonnya masih tetap sama seperti dibeli pertama kali? Iya, masih tampak seperti baru, bling-bling gitu deh.

Tahukah kamu?

Ternyata eh ternyata, selain mutu bahan jenis kaus, kualitas sablon pada kaus juga sangat dipengaruhi oleh kualitas tinta yang digunakan lho.

Untuk itu, terutama bagi kamu yang ingin menekuni bisnis kaus sablon atau juga pengguna seperti aku, sebaiknya kudu mengetahui jenis sablon terbaik apa sih sebenarnya yang cocok untuk kaus agar  kelak bisa memunculkan kekuatan desainnya.

Haaa, memangnya penting banget ya, Maria?

Tentu saja, Ferguso!

... supaya kita tidak salah pilih dan juga kaus tetap awet. Akibatnya, jadi gak sering-sering belanja kaos dong.

Hahaha... tetap ya, emak-emak millenial, mau gaya yet  kudu tetap hemat.

Hidup hemat!

Iya, ntar hasil hemat bisa buat halan-halan lagi, hihihi...

Maksudnya, buat nambah stok draft artikel gitu lho. Nah yang ini asli ngeles, nih.

Tapi, benar lho, buat menambah wawasan, yuk kita kenal lebih dekat salah satu jenis sablon yang digunakan dalam industri pakaian yang kayaknya tidak akan pernah lekang ditelan waktu ini.

Dimari...

Sablon Polifex

Pemirsah,

Sablon ini biasanya digunakan pada kaus, jersey olah raga, jaket dan lain-lain.

Wah, yang penggemar bola pasti langsung teringat sama jersey kesayangannya, nih.

Sablon ini termasuk dalam kategori sablon digital yang memakai bahan semacam sticker atau vinyl yang kemudian di press ke kaus/jaket.

Bahan ini disukai karena elastis, mampu menyesuaikan dengan tarikan pakaian.

Namun tentu saja harus tetap memperhatikan cara perawatan kaus ya agar bisa lebih awet.

Misalnya  dengan cara mencuci koleksi pakaian kaus hanya pakai tangan, menggunakan deterjen ringan serta menghindari merendam lebih dari setengah jam.

Alhamdullillah, hasilnya seperti koleksi yang dipakai babang suami saat menikmati sensasi sawah terasering Tegallalang Bali dan saat menjajal Campuhan Ridge Walk Ubud Bali Trek Jogging Bukan Biasa, kaus pun tetap terlihat seperti baru.

Jadi, mau tahu gimana cara kerja pembuatan sablon poliflex pada kaus ini atau mau tahu banget?

Nyook kite intip same-same yeee...

1. Tentukan Desain
Desain untuk pakaian yang akan digunakan bisa dibuat melalui berbagai media seperti Photoshop, Adobe Ilustrator dan sebagainya. Namun dari sekian banyak media, yang paling digemari adalah perangkat software Silhouette Studio.

2. Mencetak Desain
Desain yang sudah siap kemudian dicetak menggunakan mesin cutting sticker, mesin potong digital yang mampu memotong bahan poliflex.

3. Mengelupas Lembar Cetakan
Usai desain dipotong, proses selanjutnya adalah mengelupaskan hasil potongan tadi, dan yang tersisa adalah hanya desainnya saja. Hal ini dilakukan untuk memudahkan desain menempel ke pakaian.

4. Press Desain ke Pakaian
Apabila hasil desain sudah selesai terpotong dan terkelupas sempurna, proses selanjutnya dalah menaruh desain pakaian untuk proses pemanasan dan pengeringan dengan menggunakan Heat Press.

5. Finishing
Tahap akhir usai proses pemanasan dan pengeringan menggunakan Heat Press adalah mendiamkan pakaian hingga beberapa saat sampai dingin. Hal ini bertujuan agar lem yang melekat pada desain poliflex tadi merekat ke pakaian.

Oh, pantas saja ya, saat membaca artikel kiat mencuci kaus, antara lain disebutkan, bahwa saat mencuci, hindari merendam dan hanya menggunakan deterjen ringan. Hal ini ternyata agar sablon tidak mudah terkelupas sehingga membuat kaus terlihat kusam.

Lanjut...

Nah, setelah pakaian dingin, kupas lapisan bening yang menempel pada desain poliflex tadi dan, taddda... dapatkan hasil sablon poliflex yang sempurna.

Akan tetapi, sama halnya dengan bentuk produk lainnya, sablon poliflex juga memiliki keuntungan sekaligus kekurangan.

Cekidot...!

Keuntungan
1. Pekerjaan dapat dilakukan secara mudah dan cepat
2. Dapat mencetak lebih dari satu desain
3. Hasil lebih bagus, rapi dan presisi
4. Warna awet meski sering dicuci
5. Hasil sablon tahan lebih lama karena menggunakan bahan vinyl poliflex

Kekurangan
1. Terbatasnya warna desain, meskipun bisa dikombinasikan saat mencetak desain
2. Harga lebih mahal (perhitungan harga berdasarkan per cm lembar vinyl poliflex dan belum termasuk biaya pakaian
3. Peralatan yang digunakan tergolong mahal.
4. Penyebarannya belum luas dan baru hanya digunakan di daerah-daerah tertentu
5. Ukuran desain terbatas

Gimana, lumayan nambah dong wawasan tentang sablon kaus ya.

Jadi, mulai sekarang sudah agak pede lah tanya-tanya ke mba atau mas di mal, "Mba/Mas, kalau boleh tahu, sablon kaus ini tipe apa sih?"

Cie... cie...