Sabtu, 24 Oktober 2020

Adventure Junkies, Pantai Gigi Hiu Should Be In You List!

Adventure Junkies, Pantai Gigi Hiu Should be in Your List!

"Kak, pernah dengar tentang destinasi Gigi Hiu?"

Mba Rien, sosok empunya www.travelerien.com, begitu aku memanggil Travel Blogger asal Palembang ini, mengajukan pertanyaan.

"Belum pernah, sih, mba. Tapi ntar aku browsing ya"

"Ada rencana kita akan memasukkan pantai Gigi Hiu dalam trip Way Kanan Lampung kali ini"

"Wah, kalau gitu memang sebaiknya aku browsing dulu ya biar greget!"

... dan saat melihat foto-foto, tak ayal aku pun sontak melongo!

adventure junkies pantai gigi hiu should be in your list
foto by @yopiefranz

Y-E-S I have to go there!

Baca juga: Lampung Yang Masih Tersembunyi dan Patut Dijelajahi

Lokasi

Pantai Gigi Hiu terletak di desa Pegadungan, kecamatan Kelumbayan, Tanggamus, Lampung.

Rute Pantai Gigi Hiu

Perjalanan kami kali ini melalui Teluk Kiluan. Kebetulan kami baru saja selesai eksplor Teluk Kiluan, berburu atraksi lumba-lumba umum dan yang paling dikenal, lumba-lumba hidung botol

Kendaraan kami parkir di desa Kelumbayan dan selanjutnya berganti mode transport, motor trail ala-ala Rambo, you know!

Namanya saja trail, namun aslinya motor bebekk kwek, kwek, kwek.

pantai gigi hiu kelumbayan lampung
foto by @travelerien

Y-E-S ke pantai Gigi Hiu, fisik prima adalah keniscayaan

... karena perjalanan sarat aroma keliaran dan kesangaran! 

Pengemudi ojek motor ini biasanya didominasi penduduk sekitar yang umumnya petani kopi. Hitung-hitung membantu menggerakkan roda ekonomi.

Tahun 2016 lalu, tarifnya Rp 200.000 untuk rute pergi pulang.

Rombongan kami, trip destinasi tur Way Kanan berjumlah 17 orang. 

Bak event off road, deru motor memecah keheningan di sepanjang jalan. 

Sesekali kami berpapasan dengan kendaraan warga dengan berbagai rupa. Ada yang sekujur bodi kendaraan sudah tak jelas lagi wujudnya. Bermandikan lumpur. Mungkin terjebak di rute sebelumnya.

Tak ayal mengundang senyum plus khawatir sekaligus. Gerangan medan apakah yang menanti kami di depan sana?

Badanku bergoncang hebat saat bang ojek menerabas jalan yang tak bersahabat. Kadang motor melambat, mencoba menemukan jalur selamat. Namun lebih sering menggilas apa saja yang melintas.

pantai gigi hiu kelumbayan lampung

Hampir tak ada pembicaraan saat perjalanan, karena bang ojek kudu fokus memastikan kendaraan aman sampai tujuan.

Sesekali badanku melorot tak terkendali, tak kuasa melawan sang gravitasi. Aku bergeser merasa tak nyaman sendiri. Namun situasi risih ini memang sukar dihindari, saat gravitasi kembali lagi mengambil kendali. Yup, bodi pun menempel lagi. Begitu terus berkali-kali. Hihihi.

Namun ada secuil pengalaman lucu nih. Ada satu momen saat aku lupa mundur, karena begitu fokus meresapi perjalanan yang seolah tak berujung, kawan, sampai-sampai bang ojek hampir tak kebagian jok motor kendaraan.

"Ibu, maaf, tolong mundur, ini saya sudah mau jatuh!"

"Oh, oh, maaf, Mas"

Kalau ada cermin saat itu, pasti mukaku kayak kepiting rebus kali. Hihihi, malu setengah mati!

Ntar dikira aku keganjenan apa, hahaha.

Tapi hei, jangan khawatir! Bukan hanya jalanan buruk saja yang kami nikmati, moleknya alam Kelumbayan juga menggenapkan perjalanan ini.

pantai gigi hiu pantai batu layar lampung
foto by @travelerien

Saat berada di spot ketinggian, garis pantai pemisah lautan dan daratan bagai sehelai benang dari kejauhan. Sejenak mampu melupakan kegetiran perjalanan yang melelahkan.

YES. Perjalanan ini kurang lebih mendekati pengalaman saat eksplor Air Terjun Putri Malu Way Kanan

Bedanya saat itu kami pakai motor trail beneran. Sedikit lebih nyaman karena memang didesain untuk menaklukkan medan sarat pengembaraan.

Kenikmatan Sesaat

Alhamdullillah, akhirnya bertemu jalan mulus!

Girangnya kebangetan!

Sayang seribu kali sayang, hanya kenikmatan sesaat. Belum hilang girang jalan sudah kembali berlubang-lubang!

Kali ini jalanan bercampur lumpur, aromanya pun sampai ke hidung. Aroma comberan, you know what I mean, kan!

Rest Area di Jembatan Megah

Di tengan belantara, jembatan megah sudah menunggu di depan sana.

"Dusun Batuh Suluh"

Begitu plang kuning menyapa sesaat mendekati jembatan megah.

Seperti dikomando kami pun singgah. Berusaha menata kembali mental dan raga. Cekrek!

pantai gigi hiu kelumbayan lampung
foto by @travelerien

Drama di Tengah Rimba

Tiba-tiba bang ojek berhenti.

"Turun dulu ya Bu, kita belum bisa lewat, ada truk kayu melintang, memenuhi badan jalan"

Aku bergegas turun sambil menoleh ke belakang juga ke depan. Motor teman-teman juga ikut berhenti.

Kami pun menonton adegan ala film Rambo beraksi

Sebuah jeep penarik sedang berusaha membebaskan truk. Beberapa lelaki bersinergi. Ada yang meneriakkan angka berkali-kali, menyebarkan semangat berbagi energi. Sedangkan yang berotot mencoba menaklukkan truk kayu yang ngotot.

eksotika pantai gigi hiu pegadungan tanggamus
jeep in action! 

Perlahan truk bergerak memberi akses, agar bisa diterebes.

Bergayut di atas roda lagi. Berguncang-guncang penuh gelora. Kali ini jalanan kian sempit dan penuh semak. Hanya muat satu motor. Medan jalan pun masih, you knowasoy geboy.

Motor ojek mba Dian, pemilik www.adventurose.com terjatuh. Doi pun tak kuasa menaklukkan gravitasi. Luluh lantak ke bumi.

"Aku baik-baik saja!" Ujar Mba Dian sambil tertawa dan naik ke sadel motor lagi.

Jadi sudah bisa dong membayangkan kondisi jalan menuju destinasi pantai Gigi Hiu ini ya.

Oh iya, yang mau icip-icip rute alternatif, silahkan berangkat dari Bandar Lampung, arahkan kendaraan ke Padang Cermin. Lanjut ke Bawang dan Kelumbayan. Desa Kelumbayan adalah desa terdekat ke destinasi ini. Rute ini juga tidak terlalu baik namun memangkas rute.

Masih ingatkah dengan quote femes ini? 

"Difficult roads often lead to beautiful destinations"

Itulah gambaran perjalanan ke pantai Gigi Hiu yang eksotik, pemirsah!

Atau kamu punya quote favorit lainnya?

Jam Operasional

Buka 24 jam, hahaha. Ya iyalah, pantai! Helllauwww!

Harga Tiket Masuk

Saat ke sana dulu (2016) tiket masuk sudah termasuk dalam paket. Namun, saat aku browsing kini berkisar Rp 15.000 hari biasa, dan Rp 20.000 per kepala saat hari raya.

Pantai Gigi Hiu Alias Pantai Batu Layar

Hampir satu jam terombang-ambing di lautan gelora kesangaran perjalanan. Akhirnya aku mencium aroma "kehidupan normal" sesaat setelah tulisan ini akhirnya nongol juga, kawan! 

adventure junkies pantai gigi hiu
pose hebring detik-detik menjelang pantai gigi hiu

YES! Akhirnya pengembaraan pun bertepi. Di sini lah motor-motor berhenti. Bang Ojek pun istirahat menyiapkan fisik untuk perjalanan balik nanti.

pantai gigi hiu batu layar pegadungan
spot parkir transport gigi hiu

Dari spot ini, barisan bebatuan artistik mengintip dari sela daun pepohonan, seketika kelelahan pun menguap, lenyap, seperti tak pernah hinggap!

Simfoni debur ombak memecah karang dan gulungan ombak raksasa, menyempurnakannya!

pantai gigi hiu should be in your list
view pantai gigi hiu dari kejauhan

Kami masih harus berjalan kira-kira 250km di bibir pantai menuju spot terbaik pantai Gigi Hiu. 

Akses pendek ini sungguh memikat. Melewati batuan pinggiran pantai, lalu menjorok ke hutan mini ke luar ke bebatuan lagi dan masya Allah, akhirnya sampai pantai Gigi Hiu yang eksotik itu!

batu artistik pantai gigi hiu
penampakan batu karang artistik itu

Pantai Gigi Hiu, Pantai Batu Layar, Pantai Pegadungan, kalau kamu menemukan kata-kata ini, sebenarnya mewakili destinasi yang sama.

Disebut Gigi Hiu karena desain batu karang yang tajam dan menjulang bagaikan gigi hiu, si top predator itu.

Untuk sebutan Batu Layar karena ada beberapa bebatuan yang mengembang laksana layar terkembang. 

Sedangkan Pegadungan, ya karena terletak di desa Pegadungan.

Lupakan romantisme taburan pasir putih dan halus di sini! 

Bersiaplah terpukau dengan kesangaran hamparan batu artistik yang tersebar secara alami dan unik!

pantai gigi hiu
masih tentang karang artistik pantai gigi hiu

Aku pastikan decak kagummu pasti akan berhamburan, berdesakan penuh gelora untuk dihempaskan!

Bolang ke pantai Gigi Hiu afdolnya musim kemarau, saat kondisi jalan masih ramah lah yauw. 

Well, kalau masih ngotot datang di musim penghujan, bersiaplah dengan berbagai kemungkinan yang jauh dari nyaman, seperti motor yang lengket dan terbenam di kedalaman lumpur sepanjang jalan, terpeleset, jatuh, endebrai, endebrai.

But, please jangan coba-coba berenang di sini, karena keindahannya bisa menelanmu, tanpa ragu!

So what should I do then?

Well, take your moment, dokumentasikan setiap detik berharga di sana.

pantai gigi hiu
dengan netizen Lampung

Jika ingin eksplor lebih, kamu bisa berjalan di antara karang artistik namun tetap dengan kewaspadaan dan fokus yang tinggi.

Gunakan alas kaki ringan dan nyaman yang cocok untuk bebatuan licin!

Iya, karang-karang di sini super duper licin! C-A-T-A-T!

Aktivitas 

Menikmati matahari terbit dan tenggelam adalah aktivitas favorit di sini. Namun karena tidak ada akomodasi, demi safety, bolang bareng dalam grup, sangat dianjurkan!

pantai gigi hiu
sisi lain sunset pantai gigi hiu

Saat aku kesana 2016, tidak ada fasilitas penunjang pariwisata apa pun di Gigi Hiu. Membawa perlengkapan pribadi terutama air minum dan camilan sangat-sangat direkomendasikan!

Pastikan destinasi pantai Gigi Hiu tetap cantik, unik dan resik!

Tinggalkan hanya kenangan! Haramkan membuang sampah sembarangan!

Last but not least, jika ingin menginap, homestay adalah pilihan dan itu hanya tersedia di Teluk Kiluan, 5 km dari pantai Gigi Hiu yang eksotikanya kebangetan!

Biar greget, memang kudu bolang ke sini, menyaksikan sendiri, karena eh karena, percayalah, kata seolah tak bermakna ketika gelora visual merampok segalanya!

So, sekali lagi yang ngaku adventure junkies, pantai Gigi Hiu definitely should be in your list!

pantai gigi hiu
can't take my eyes off of you!

Baidewei, subway
Akses ke objek wisata Gigi Hiu memang membutuhkan usaha yang bukan biasa dan yang pasti, jauh dari fasilitas pendidikan, seperti kampus misalnya. Namun jika kamu memerlukan informasi kampus terbaik di Bali dan dekat objek wisata di Bali, boleh nih mampir di postingan mba Lendy Agassi, pemilik www.lendyagasshi.com.

Sabtu, 03 Oktober 2020

Eksotika Bukit Merese dan Alasan Mengunjunginya!

 "Habis makan siang ini kita langsung ke destinasi selanjutnya, Pantai Tanjung Aan dan Bukit Merese, Pak, Ibu. Kedua tempat ini berdekatan"

Pak Salim, local guide saat eksplor 4D3N Lombok, memecah keheningan saat kami memasuki kendaraan.

Sejujurnya, aku ingin skip kedua destinasi ini karena garangnya sang mentari.

Syukurlah aku tidak melakukannya karena bisa dipastikan aku pasti 1000% menyesal, sodara-sodara!

Berikut alasan mengapa harus mengunjungi Bukit Merese, si Bukit Cinta Lombok Tengah!

Eksotika Bukit Cinta 

eksotika bukit merese dan alasan mengunjunginya

Bukit Merese alias bukit cinta!

Haah, bukit cinta, mengapa oh mengapa?

Aku percaya, pasti kamu akan nyeletuk begini, "Ann, kayaknya kamu kali ini agak hiperbola"

Izinkan aku menggambarkan eksotika bukit cinta!

Seperti yang aku ungkapkan di awal, sebenarnya aku ingin skip kedua destinasi ini, karena eh karena  sangarnya sang mentari.

Perasaan gerah dan membayangkan kulit wajah akan terpapar meski sudah menggunakan properti kaca mata dan topi, pastilah tak bisa dihindari.

Namun, semua perasaan itu aku hempaskan. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Kadang kala kesempatan hanya datang sekali, beccul?

Letak dan Cara Menuju Bukit Merese

Bukit Merese berada di jalan Kuta Lombok, Pujut, Lombok Tengah. Sekitar 2 jam dari kota Mataram atau 40 menit dari bandara internasional Lombok (LIA).

Baca juga: D'Max Hotel Dekat dengan Bandara Internasional Lombok, Gratis Antar Jemput

bukit merese serta alasan mengunjunginya

Termasuk dalam kawasan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, 1 dari 10 destinasi pariwisata prioritas (10 Bali Baru) yang tengah dikembangkan pemerintah periode 2019-2024, dan dikerucutkan lagi menjadi 4 destinasi fokus percepatan bersama destinasi lainnya seperti Danau Toba, Labuan Bajo dan Borobudur. 

Saat aku eksplor Bukit Merese Maret 2018, kondisi jalanan saat itu mulus dan lancar jaya dengan starting point dari kawasan Senggigi. 

Kami berempat, aku, hubby, Pak Salim dan pengemudi, menggunakan Toyota Kijang Innova yang kondisinya terawat. AC dingin, interior bersih dan mesin halus. Perfect combo!

Panorama Eksotika Bukit Cinta

Seperti yang aku tuliskan di itinerary 4D3N Lombok yang layak dicoba, paket destinasi ini ada di hari kedua bareng dengan eksplor Desa Wisata Sasak Sade dan Songket Tenun Sukarara. Dan rencananya, setelah Bukit Merese lanjut ke Destinasi Kesayangan Wisatawan Gili Trawangan.

"Nanti kita harus naik ke Bukit Merese di sana," ujar Pak Salim sambil menunjukkan sekumpulan kontur bukit, ketika kami sampai di pantai Tanjung Aan

"Kita ke Bukit Merese dulu, baru eksplor pantai Tanjung Aan ya," Tambah Pak Salim lagi.

Baidewei, subway,

Trek Bukit Merese tidak terlalu terjal, meski kamu kelas pendaki pemula, aku haqqul pasti kamu, iya, kamu yang mendadak ragu, bisa menundukkannya.

Saat itu bulan Maret, musim kemarau. 

Rumput-rumput Bukit Merese merintih pedih, resah tak berdaya di terik sang surya.

"Beginilah keadaan Bukit Merese saat kemarau," Pak Salim kembali memecah keheningan.

Aku merasakan keringat menitik deras di sekujur badan. Sesekali aku juga bisa mendengar deru nafasku yang agak kedodoran, hahaha. Maklum tanpa persiapan, pemirsah!

Tahukah kamu?

Rasa gerah, panas dan bosan hanya sekitar 10-15 menit bertahan dan langsung terbayarkan.

Y-E-S. Semua kelelahan menguap ketika sampai di puncak Bukit Merese!

Sejauh mata memandang hanya ada eksotika panorama indah, hamparan air laut biru dan terumbu karang. Sukses hadirkan rasa cinta membuncah. 

alasan mengunjungi bukit merese

Itulah kenapa destinasi ini disebut juga Bukit Cinta!

... siapa pun yang melihatnya, tak kuasa terjerat pesonanya.

Sang bayu mendayu menyanyikan lagu cinta, menyempurnakannya.

"Masya Allah aku berbisik lirih dalam hati, rasanya belum pernah aku dilingkupi rasa banyak cinta seperti ini!"

"Rasanya  seperti bukan di ibu pertiwi, seperti di luar negeri, mungkin di Eropa, entahlah, yang pasti seperti bukan di Indonesia, saking cantiknya!"

Mungkin boleh jadi karena aku belum banyak eksplor tempat-tempat indah luar biasa ya, jadi begitu cepat membuat kesimpulan karena belum punya perbandingan.

"Kalau musim penghujan rumput-rumput di Bukit Merese berwarna hijau. Segar!" Tambah Pak Salim lagi

Saat itu, penghujung Maret rumput yang mulai kering berwarna kuning. Mengingatkan aku akan suasana foto-foto travelling musim panas di negara empat musim.

Sepertinya harus ke sini lagi, saat rumput hijau.

... dan seperti biasanya hijau selalu saja sukses buatku terpukau!

bukit merese dan alasan mengunjunginya

Aktivitas

"Menikmati sunset dan sunrise, dua aktivitas favorit Bukit Merese," Tukas Pak Salim lagi.

Sisi Bukit Merese sangat luas dan mempunyai banyak spot menarik, masing-masing dengan ciri tersendiri. 

Pastikan kamu eksplor semua sisi bukit, biar greget!

Ada spot dengan view pantai Tanjung Aan, Batu Payung, Pantai Kuta Mandalika dan Pantai Seger di kejauhan. Tinggal pilih, eksplor sendiri!

Karena waktu terbatas kami hanya eksplor spot dengan view pantai Tanjung Aan dan Batu Payung di kejauhan.

Saking jernihnya air laut, meski dari puncak, pandangan bisa menembus melihat karang di kedalaman.

Tak perlu ngantri untuk spot foto instagramable karena semua sudut punya eksotika sendiri. 

Saatnya memanjakan hasrat fotografi. Potrait, landscape, nail it, babe!

alasan mengunjungi eksotika bukit merese

Pohon Galau Bukit Merese

Saat menuliskan tulisan ini, ada beberapa literasi yang menyatakan hanya ada satu pohon yang tumbuh di Bukit Merese, disebut pohon Galau.

Dapat julukan pohon galau karena hanya doi sendiri yang eksis di situ.

Konon pohon itu memang ditanam untuk keperluan penyanyi Isyana syuting video klip lagu Mimpi.

Waktu ke sana kemarin aku belum tahu fakta pohon galau ini dan sepertinya Pak Salim, guide kami juga khilaf tidak menambahkan di agenda, hahaha.

Jadi, sepertinya memang harus ke sini lagi,untuk membuktikan sendiri keberadaan Pohon Galau ini, hihihi.

Tenaaaang...

Biar gak kepo dan ikutan galau, berikut penampakan aerial view Bukit Merese plus pohon Galau di video klip lagu Mimpi Isyana Sarasvati.

Sangat, sangat dianjurkan melihat video ini, karena masya Allah Bukit Merese sungguh membius mata, percayalah!


Bermain dengan Ternak Sapi atau Kerbau

"Saat rumput hijau, banyak ternak dibawa gembala ke atas sini.  Bahkan wisatawan mengabadikan momen unik bareng ternak" Jelas Pak Salim.

Namun sayang saat kami ke sana, belum beruntung ketemu kawanan ternak.

Nah, ini kan seperti tanda lagi. Harus ke sini lagi!

Setuju, pemirsah?

Aamiin.

Lain-Lain

Dari hasil penelusuran, harga tiket masuk Bukit Merese bergerak dar Rp 5.000 s/d Rp 10.000.

Kebetulan kemarin kami ikut paket khusus jadi sudah termasuk di dalamnya.

Oh iya, karena tidak ada logistik di sekitar bukit Merese, pastikan kamu membawa air minuman dan menggunakan alas kaki yang nyaman ya!

Pastikan juga tidak meninggalkan sampah kecuali kenangan!

Sepertinya isu sampah ini akan jadi pekerjaan rumah bagi pengelola destinasi Bukit Merese, karena di beberapa area aku menemukan banyak sampah plastik kemasan makanan/minum dan juga plastik keresek.

... dan membuat aku teringat postingan sahabat, Travel Blogger Kang Aip, pemilik www.ariefpokto.com tentang sosok ibu Mahariah, srikandi perubahan Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu.

Apa ya kira-kira reaksi beliau jika melihat sampah yang berserakan di destinasi pariwisata prioritas, Bukit Merese ini? Hmmm.

Catatan

Karena eh karena masih belum puas dengan video dari Isyana di atas, aku pun berselancar lagi dan menemukan satu lagi video yang tak kalah indah dari channel Indah Alami, masih aerial view juga.


Last but not least,

Apakah alasan mengunjungi eksotika Bukit Merese versi aku ini cukup menggoda?