Selasa, 31 Juli 2018

Mengintip Gaya Pengasuhan Negara Paling Bahagia Sedunia The Danish Way Of Parenting


Mengintip Gaya Pengasuhan Negara Paling Bahagia Sedunia The Danish Way Of Parenting

Mengintip Gaya Pengasuhan Negara Paling Bahagia Sedunia The Danish Way Of Parenting. Beberapa hari ini di beranda akun media sosial, postingan tentang The Danish Way Of Parenting, metode parenting Denmark, berseliweran.

Awalnya sih aku hanya membaca selintas saja, karena memang saat itu 'jam tayang utama', jadi ada banyak postingan yang sedang bersaing dan biasanya aku lebih 'melirik' artikel ringan (dulu) misalnya tentang perjalanan. Hitung-hitung buat pemanasan, giccu.

Baca juga : Begini Cara Mengetahui Waktu Ideal Publish Posting Blog

Sampai suatu hari, usai menyeruput secangkir teh hangat dan roti, hatiku dicuri kepsyen share FB di grup Kumpulan Emak Blogger dari mba Nabilla DP, parenting blogger Indonesia.

Ini sekaligus self reminder juga bahwa penting banget ya buat kepsyen yang mampu 'mencuri hati'. C-A-T-A-T!

Tulisan mba Nabilla mengajak aku berkenalan lebih dekat dengan buku The Danish Way Of Parenting, metode parenting Denmark. Yah, hitung-hitung buat pemanasan (lagi), sebelum mendapat kiriman bukunya. Hahaha... kode keras ne!

Jadi gini,

Meski putriku sudah menginjak usia remaja, tulisan tentang gaya pengasuhan (parenting) selalu mampu membiusku. Apalagi jika cara penjabarannya sederhana, mudah dicerna serta didukung dengan riset dan literasi yang valid.

"Betapa terberkati ya menjadi  seorang blogger, bisa menemukan hal baru, menambah wawasan sekaligus bahan inspirasi tulisan bahkan menciptakan peluang"

Baca juga: Ketahui Kiat Menciptakan Peluang Dari Blog

Biasanya saat membaca tulisan yang menarik selain membacanya berulang-ulang, aku juga membuat catatan, agar lebih paham dan nendang, (((nendang))) woi, piala dunia sudah usai, woi, xixixi. Fokus, fokus!

Baiklah!

Nah, sesekali aku juga akan membuka jendela baru di browser, mencari tulisan lain sebagai pembanding atau sekedar mengkonfirmasi  sumber tayangan infografik, apalagi untuk membuat tulisan yang 'berat' seperti parenting ini,  keabsahan data adalah mutlak!

Baidewei, subway, menurut situs verywell family.com ada 4 tipe parenting utama yaitu:

1. Authoritarian Parenting

"Ini adalah gaya pengasuhan di mana buah hati dituntut mengikuti perintah-perintah orangtua, cenderung keras, dan kerap menggunakan hukuman untuk mengendalikan serta kurang responsif terhadap kebutuhan"

2. Authoritative Parenting

"Orangtua dengan tipe pengasuhan seperti ini gemar berdiskusi dengan buah hati, memberikan kebebasan dan dukungan namun juga menetapkan peraturan dan batasan"

3. Permissive Parenting

"Apakah bunda termasuk orangtua yang tidak memberikan batasan dan aturan kepada buah hati? Gemar memanjakan buah hati? Nah bisa dipastikan  bunda adalah tipe orangtua dengan gaya pengasuhan seperti ini"

4. Uninvolved Parenting

"Ini adalah gaya pengasuhan orangtua yang acuh, tidak terlihat dalam kehidupan buah hati, tidak menetapkan batasan yang tegas serta tidak menetapkan standard yang tinggi"

Hal ini disebabkan karena orangtua telah mempunyai masalah sendiri. Misalnya depresi, sering alami penganiayaan fisik atau diabaikan ketika kecil.

Jadi, sekarang boleh deh kita tambahi yang ke 5 adalah The Danish Way Of Parenting.

Setuju?

Kira-kira, kita termasuk yang mana nih?

Tapi sebelum melangkah jauh kita semua harus sepakat ya bahwa setiap anak adalah unik, jadi gaya pengasuhan anak satu dengan yang lainnya bisa jadi berbeda-beda. Bahkan anak yang terlahir dari orang tua yang sama dengan gaya pengasuhan yang sama bisa jadi kelak memiliki kepribadian berbeda. Pernah mengalaminya?

Kembali ke laptop!

Pernahkah bunda memperhatikan keluarga atau mungkin tetangga yang memiliki kecenderungan semua anak-anaknya berhasil sukses baik karir dan rumah tangga, sementara kebalikannya ada juga keluarga yang porak-poranda, bahkan cenderung terperangkap dalam keadaan gulita, terus menerus.

Aku sepenuhnya percaya bahwa gaya pengasuhan orang tua sangat berpengaruh terhadap pengembangan kepribadian buah hati diikuti pengaruh lingkungan sekitar. 

Terlahir dari keluarga sangat sederhana, aku yakin sekali pasti ibuku dulu tak sempat laa membaca buku-buku gaya pengasuhan, apalagi yang seperti The Danish Way Of Parenting ini. Jadi aku paham sekali kalau beliau hanya meneruskan gaya pengasuhan warisan dari nenekku.

Lewat gaya pengasuhan dan interaksi dengan orangtua kita banyak belajar apa yang baik dan buruk, yang benar dan salah, serta kelak mau jadi orangtua seperti apa.

Meski genetik berperan mencetak blue print perkembangan potensi, tapi ia tidak mampu menjanjikan pertumbuhan buah hati seperti apa. Sebaliknya, lingkungan yang didesain orangtua lah yang akan menginstruksikan dan mengarahkan genetik, mau diloloskan keseluruhan atau di nonaktifkan sebagian. Singkat kata, parents are the true gene therapists!

Jadi, sebagi orangtua, bola ada di tangan kita sekarang ini, mau jadi apa dan seperti apa pertumbuhan buah hati. Terutama di beberapa tahun pertama fase kritikal pertumbuhan, buah hati bukan saja mengalami perkembangan bahasa dan komunikasi, dia juga sedang membentuk kepribadian.

Yup, pilihan ada di tangan kita, para orangtua!

Kalau menurut situs di atas sih sepertinya ibuku termasuk yang nomor 1 dan ayah nomor 3, hahaha. Gak kompak banget ya. Padahal dalam gaya pengasuhan penting tuh kekompakan orangtua. In my case, sepertinya gaya pengasuhan ibuku lebih dominan!

Aku juga bisa pastikan tentu saja gaya pengasuhan ibuku ada kurang lebihnya ya. Yang pasti, zaman waktu nenek masih hidup dan saat aku masih anak-anak tentu saja sudah jauh berbeda, tantangannya juga ikut berbeda.

Namun hei, ternyata, di Denmark justru gaya pengasuhan warisan turun temurun ini termasuk salah satu yang terbaik dan diakui dunia.

Haaa, terbaik? Tahu dari mana?

Jadi gini,

PBB, melalui UNSDSN (United Nations Sustainable Development Solutions Network), mengeluarkan laporan tahunan World Happiness Report (Laporan Kebahagiaan Dunia).

Masih menurut PBB, indikator kebahagiaan suatu negara diukur antara lain dari dukungan sosial, harapan umur sehat, kebebasan memilih pilihan hidup, pendapatan perkapita, persepsi terhadap korupsi, kedermawanan dan distopia.

Dan untuk  World Happiness Report 2018Gallup World Pool, sebuah organisasi jajak pendapat yang biasa menangani pooling presiden di Amerika Serikat, merilis hasil survei untuk PBB, negara-negara Skandinavia seperti Finlandia, Norwegia dan Denmark masing-masing memegang rekor puncak, negara dengan rakyat paling bahagia!

Yang bikin menarik dari hasil jajak pendapat ini adalah meski GDP (Gross Domestic Product) per kapita di Finlandia lebih rendah dari negara tetangganya di Skandinavia dan jauh lebih rendah dari Amerika Serikat yang bahkan tidak masuk dalam 10 besar, survei membuktikan Finladia menduduki ranking utama tahun 2018 ini

Ini artinya apa?

Artinya sekali lagi bahwa kekayaan tidak serta merta menjamin keluarga bahagia.

Puk-puk dada sendiri, xixixi.

Mengintip Gaya Pengasuhan Negara Paling Bahagia Sedunia The Danish Way Of Parenting
Sumber: sumber : http://worldhappiness.report/ed/2018/
Mengintip Gaya Pengasuhan Negara Paling Bahagia Sedunia The Danish Way Of Parenting
Sumber: sumber : http://worldhappiness.report/ed/2018/

Berikut urutan selengkapnya dari 5 besar sejak tahun 2016 sampai dengan 2018.

Mengintip Gaya Pengasuhan Negara Paling Bahagia Sedunia The Danish Way Of Parenting
Sumber : https://www.kaskus.co.id/

Pasti langsung pada kepo Indonesia urutan keberapa ya?

Pengen tahu, apa pengen tahu banget?

Untuk tahun 2018 ini, Indonesia urutan ke 96, jauh dari bahagia. Hiiksss.

Itulah kenapa kali ini kita perlu belajar dari gaya pengasuhan dari Denmark. Yuk beli bukunya!

Hahaha... kamu ketahuan! Jualan lagi deh dia.

Berikut bocoran halus kiat gaya pengasuhan ala orang Denmark, yang merupakan negara paling bahagia ke tiga tahun 2018 yang diakui dunia (PBB) menurut buku The Danish Way Of Parenting, yang aku ringkas dari berbagai sumber.

Secara garis besar gaya pengasuhan dalam buku ini menggunakan akronim P-A-R-E-N-T yakni Play, Authenticity, Reframing, Emphaty, No Ultimatums dan Togetherness.

Play - Biarkan buah hati cukup bermain karena anak memerlukan ruang untuk belajar dan tumbuh, Orangtua tetap ada dan hadir namun hanya untuk mengawasi.

Authenticity - Mengajarkan buah hati menjadi sosok otentik, apa adanya, jujur dan menghadiahkan pujian jika mereka bekerja keras dalam belajar.

Reframing - Mengajarkan buah hati untuk selalu melihat sisi terang dalam segala hal.

Emphaty - Mengajarkan buah hati untuk menempatkan diri di posisi orang lain dan tidak menghakimi.

No Ultimatums - Menghindari memakai kekuatan sebaliknya mencintai metode pendekatan dengan buah hati.

Togetherness - Menerapkan konsep prinsip kebersamaan, kenyamanan serta kehadiran dengan buah hati.

Aku yakin pasti makin kepo sama buku The Danish Way Of Parenting ini ya. Tos atuh laaa...!

Buah hati adalah tanggung jawab terbesar orangtua sepanjang hidup. Mengasuh mereka merupakan kewajiban sekaligus tantangan.

Mari kita sama-sama menanamkan bahwa mengasuh buah hati bukan tekanan tetapi hal yang menyenangkan!

Baidewei, subway, aku juga setuju banget sama pernyataan bahwa memang tidak ada gaya pengasuhan yang betul-betul benar! Karena eh karena setiap anak itu unik. Jadi gaya pengasuhan pun subyektif!

Tapi, tak ada salahnya mengadopsi gaya pengasuhan dari negara paling bahagia sedunia kan ya, yes, give it a try, shall we?

Tugas kita sebagai orangtua atau calon orang tua untuk belajar dari mana saja, sedini mungkin, bahkan kadang jauh sebelum buah hati lahir.

Lagi-lagi karena terlahir dari keluarga sangat sederhana, aku ingat sejak duduk di sekolah dasar ibu sudah mengajarkan kami bertanggung jawab seperti mengangkat peralatan makan sendiri ke tempat cucian, membereskan tempat tidur dan masing-masing kami memiliki daftar tugas harian, mingguan dan bulanan.

Dulu aku sempat menganggap ibu adalah orang tua yang keterlaluan, masak anak kecil sudah punya tugas sih.

Ternyata itu cikal bakal agar kelak kami punya rasa tanggung jawab dan mental mandiri!

Ibu juga sering mengingatkan agar kami punya tabungan jika menginginkan sesuatu, meski jarang banget dikasih uang lebih, hahaha... Ternyata itu cara halus ibu membentuk agar kami punya mental 'hero' dan kudu berjuang untuk mendapatkan sesuatu.

Namun ada juga beberapa gaya pengasuhan ibu yang tidak akan aku adopsi seperti kurangnya managemen emosi alias gampang naik darah.

Aku percaya ini mungkin ada kaitan dengan keadaan finansial rumah tangga yang saat itu sangat-sangat sederhana.

Sedangkan untuk buah hatiku, the one and only, Yasmin, jauuuh sebelum aku mengandungnya, aku sudah berjanji akan melakukan improvisasi dalam gaya pengasuhan, tak perduli dengan pendapat orang, karena aku sepenuhnya yakin, akulah yang paling tahu yang terbaik buat buah hatiku!

Apalagi saat Yasmin lahir, saat itu sudah memasuki era millenial. Tak mungkin aku menggunakan gaya pengasuhan yang sama seperti aku kecil dulu.

Aku berusaha untuk mengikuti gaya parenting nomor 2, Authoritative Parenting,  dengan kekurangan di sana sini, tentu saja. Apalagi aku manusia, tempatnya khilaf meraja.

Yang pasti, sampai saat ini aku masih terus belajar dan belajar, serta berbagi dengan dunia tentang gaya pengasuhan, karena itu tadi, setiap anak adalah unik!

Baca juga : Cara Hebat Eksplor Bakat

Sebagai penutup, aku berharap kelak bisa berbagi materi lengkap The Danish Way Of Parenting, buku yang disusun berdasarkan riset, mengadopsi gaya pengasuhan yang baik, untuk generasi Indonesia yang lebih baik! Insya Allah.


Referensi:

http://worldhappiness.report/ed/2018/
http://bentangpustaka.com/read/33957/yuk-kenalan-dengan-the-danish-way-of-parenting--gaya-mengasuh-anak-ala-orang-denmark.html
https://www.idntimes.com/news/world/meita-eryanti/pelajaran-mengasuh-anak-dari-denmark-negara-terbahagia-di-dunia-c12/full
https://www.liputan6.com/health/read/2847973/6-cara-praktikkan-hygge-rahasia-bahagia-orang-denmark
https://www.kaskus.co.id/thread/5ab17bf796bde6de688b4568/7-alasan-kenapa-negara-negara-skandinavia-jadi-negara-paling-bahagia-di-dunia/
https://www.kaskus.co.id/thread/5aaea7ccdad77020328b4568


80 komentar:

  1. bagus ya?

    mirip puisinya Dorothy Law Nolte

    juga penggambaran mengenai anak oleh Khalil Gibran

    semuanya mengingatkan, ngga mudah mengemban amanah ini ya?

    BalasHapus
  2. Wah... baru tahu saya mba Maria, bahwa mirip puisi Dorothy.
    Langsung aku browsing deh.
    Terima kasih telah menginspirasi, mba.
    Peluk :*.

    BalasHapus
  3. Lengkap banget mba, makasih banyak ya.. Entahlah negara Skandinavia selalu menarik hati, semoga bisa kesana dan melihat nya secara langsung😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gaya pengasuhan, salah satu kiatnya, mba.
      Dan dunia pun mempertegasnya :*.

      Hapus
  4. Kalau ibu kita jaman dulu dimaklumin deh karena akses informasi nggak kayak sekarang. Tapi Emak jaman now kudu belajar terus ya mbak baik dari internet maupun dari buku. Menarik juga nih the Danish way of parenting

    BalasHapus
  5. Tulisannya mantap dan NENDANG mbk hehe. Bahasannya runut. Jadi penasaran pengen baca buku the danish way of parentingnya. Makasih sharingnya mbk. Salam, muthihauradotcom

    BalasHapus
    Balasan
    1. Entah kenapa, aku demen banget pakai kata ini, nendang, hahaha.
      Makjleb gitu!
      Tapi aku belum beruntung dapat bukunya.
      Kudu beli dewek kayaknya :).

      Hapus
  6. Huhuhu urutan 96. Anak-anak Indonesia kebanyakan beban pelajaran di sekolah plus ambisi ortu yang nyuruh anak itu itu ya

    Jadi banyak belajar dari tulisan ini
    Makasi sharingnya mbak

    BalasHapus
  7. Eh bener banget lho mba, kekayaan bukan tolak ukur bahagia. Bandung jadi wilayah paling bahagia di Indonesia krn kenyamanan mereka :)

    Ulasan tentang parentingnya runut sekali yah mba, thumbs up buat ibu-ibu seperti kamu yang masih rajin nulis. Jadi malu ekekek

    BalasHapus
  8. Penjelasannya lengkap dan ringkas, jadi dapet wawasan baru.
    Memang saya masih belum berkeluarga tapi bisa jadi wawasan saat nanti sudah berkeluarga.
    Lebih banyak mendengarkan itu baik kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju.
      Aku juga masih terus belajar dan belajar.
      Tos atuh laa

      Hapus
  9. Indonesia di urutan 96 jauh dr bahagia?! Waaah, itu krn kita ,blogger dan writer gak ikut di-survey kaliii...hihihi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sedih memang mengetahui fakta ini.
      Namun demikianlah adanya.
      Kita, para blogger mungkin (((mungkin))) banyak yang bahagia namun faktanya lebih banyak lagi, di luar blogger, yang belum bahagia, begitu kira-kira kesimpulan hasil akhir survei.

      Untuk itu, yuk kita bantu share pengalaman parenting kita ini. Meski langkah kecil, mudah-mudahan bisa menginspirasi.
      Aamiin.



      Hapus
  10. semoga nanti aku bisa mendidik anak dengan baik, hmm.....karena sepertinya perkara asuh mengasuh ini tidak gampang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengasuh anak memang susah-susah gampang.
      Yang pasti bisa kog dipelajari.
      Semangat!

      Hapus
  11. Aku berulang kali lihat posting tentang buku ini di Instagramnya Nabilla, dan aku setuju bahwa cara pengasuhan a la Denmark ini memang menarik. Ingin sekali kubaca buku ini sampai tamat 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bacalah!
      Ada kog dijual online.
      Langsung saja ketik judul bukunya.
      Good luck ya!

      Hapus
  12. setuju sekali dengan artikel ini mbak Anna.
    gimana cara pengasuhan orang tua akan menentukan anak di masa depan dan kita yg sekarang adalah hasil asuhan orang tua kita di masa lalu.

    terima kasih sudah sharing :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Orang tua memang sangat berperan dalam pengasuhan buah hati. Jadi, harus terus belajar dan belajar.

      Hapus
    2. tantangan orang tua jaman now buat ngajar anak semakin tinggi ya mbak. keponakanku udah pinter banget ngomong, mamanya sampe kesel sendiri dibuatnya.

      kalau mamanya gak bisa ngajar, ga tau nanti besarnya gimana itu anak :' bener2 harus bijak :)

      Hapus
    3. Itulah kenapa krusial bagi kita, orang tua, untuk belajar, baik offline atau online biar bisa mengimbangi kompetensi buah hati kita.

      Hapus
  13. Aku masih pe er banget nih kak mengenai gaya pengasuhan buat anak2ku, sejauh ini aku mengadaptasi beberapa gaya pengasuhan, aku sesuaikan saja dengan kondisi dan kebutuhan anak2ku. Ada yang aku tambahi dan kurangi juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah seharusnya, karena setiap anak itu unik.

      Hapus
  14. Negara Denmark ternyata yg dimaksud, negara paling bahagia di dunia. Nambah pengetahuan bngat tentang 4 type parenting.

    BalasHapus
  15. Aku punya bukunya nih Mak, tapi belum sempat kebaca. hehehe.
    Jadi pengen segera baca deh.

    BalasHapus
  16. Jadi orang tua itu sekolah tidak henti ya...

    BalasHapus
  17. Daku belum nikah, belum punya anak, tapi sepertinya perlu beli bukunya nih, mempersiapkan diri ya kan. Apalagi jujur kalau liat anak-anak sekarang aku suka mikir, ntar bisa nggak ya jadi orang tua yang baik, kayaknya kok tantangannya buanyaak hahhahaa

    Btw, untuk tipikal pengasuhan orangtua, kayaknya yang paling asik yang nomor 2 ya :)

    BalasHapus
  18. Terbaikk maak, kalimat ini: "karena aku sepenuhnya yakin, akulah yang paling tahu yang terbaik buat buah hatiku!" makasih sharing nya maakk 😍

    BalasHapus
  19. Togetherness itu jaman sekarang jd tantangan besar banget ya dalam keluarga, menurutku.

    BalasHapus
  20. Betul mba, aku setuju. Teman ku ada yang nikah sama danish dan disana tuh benar benar selain bersih dan seperti ga ada kesenjangan ekonomi, anak anak bahagia. Ibu yang lagi hamil juga bahagia, karena dikasih hadiah sama pemerintah dll pengen pindah kesana hahaha

    BalasHapus
  21. Waah seneng banget nemu artikel kayak gini, bisa jadi bekal sebagai calon ibu :)

    BalasHapus
  22. Sudah baca buku ini dan terkagum-kagum, Pengen nya sih bisa mencontoh satu2, tapi ya itulah saya hanya manusia tempatnya khilaf meraja hahahaa..

    BalasHapus
  23. Meskipun udh cukup sering baca atau ikut kelas parenting, tp tetep aja tergiur kalau ada buku yg mbahas tentang parenting. Apalagi kayaknya buku ini cakep bgd. Jd pgn punya. Makasih loh mbk sudah diberi tau soal ini.

    BalasHapus
  24. sebagai orangtua memang mesti terus belajar ya agar bisa menerapkan pola pengasuhan yang lebih baik, saya pun merupakan produ zaman old dan kadang masih menerapkan gaya zaman old sama anak-anak, bukunya menark nih The Danish Way Of Parenting jadi pengen baca

    BalasHapus
  25. Saya punya buku The Danish Way of Parenting. Menarik banget bukunya. Dan sebetulnya gak sulit juga diterapkan di negara kita. Apalagi Indonesia kan juga punya kultur kekeluargaan. Tinggal niatnya aja, nih :)

    BalasHapus
  26. Gak ada gaya pengasuhan yg betul2 benar. Ya karena ada anak2 yg lahir dg kondisi berbeda dan bikin mereka unik. Harapanku saat jadi ortu nanti ya bisa berteman sama mereka

    BalasHapus
  27. Aku setuju banget mba dengan ungkapan berikut ini :
    "Buah hati adalah tanggung jawab terbesar orangtua sepanjang hidup. Mengasuh mereka merupakan kewajiban sekaligus tantangan"

    Iyes bener banget, tantangan yang kelak diminta pertanggungjawaban sebagai orang tua.

    BalasHapus
  28. AKu masuk yg mana yaaa.. semoga yg authoritative yaa.. walaupun masih suka galak jugaaa ;)

    BalasHapus
  29. Sebenarnya Danish way of parenting ini juga sudah banyak diterapkan oleh keluarga di Indonesia ya mba. Aku sering baca2 artikel mommy2 yg ikut komunitas parenting, more or less ya begitu itu. Lebih menekankan pada bonding pada anak dan belajar secara fun. Memang bakalan membentuk anak yang penuh kasih sayang dan respectful ya kalau bisa menerapkannya secara ideal :*

    BalasHapus
  30. Luar biasa tambahan ilmu parentingnya. Saya menerapkan ilmu dari ibu septi founder ibu profesional dan di komunitas hebat. Main bareng ngumpul bareng beraktivitas bareng.

    Terimakasih sharingnya. Aku langsung kepo bukunya hihihi

    BalasHapus
  31. Masya Allah.. entah kenapa saya merasa tulisan ini bersemangat sekali, dan menularkan semangatnya pada saya. Setuju, enggak ada ilmu parenting yg benar-benar bagus dan cocok untuk semua. Karena setiap anak itu unik!
    Semangatttt buat kita semua para ortu! 😍

    BalasHapus
  32. Parenting cara Denmark beberapa orang indonesia sudah meneeapkan pola asuh ini, tapi sayangnya maaih banyak orangtua yang sibuk banting tulang utk kebutuhan keluarga

    BalasHapus
  33. Jauh banget yah Indonesia di urutan 96 negara yang bahagia. Bicara soal dunia parenting memang penting untuk tahu trik gimana hal yang seharusnya kita lakuin pd anak dan buat anak bahagia

    BalasHapus
  34. Setuju mbak..mengasuh anak harus dengan kesenangan bukan dengan tekanan, senang banget bacanya jadi nambah pemahaman tentang parenting

    BalasHapus
  35. Alhamdulillah bersyukur jadi emak zaman now. Pola pengasuhan yang keliru dan diterapkan ortu kita dulu bisa jadi bahan pembelajaran tentang bagaimana seharusnya mendidik anak. Karena beda zaman, beda pola pengasuhan.

    BalasHapus
  36. Aku punya buku ini mbak dan pernah ta review juga di blog. Dan menurutku sih gaya mengasuh org Nordic memang khas ya dan mirip kayak bangsa timur mereka akrab dg klg besar

    BalasHapus
  37. Banyak nih PR saya soal membenahi gaya pengasuhan. Memang skrg nggak bisa cuma ikut2 menerapkan apa yang diterapkan ortu dulu krn belum tentu cocok di anak.

    BalasHapus
  38. Kalo ikut talkshow atau workshop mengenai parenting, aku sering nih mendapatlkan informasi tentang gaya pengasuhan ini :D

    BalasHapus
  39. Sepertinya aku tipe orang tua no 2 mba :))
    Hahaha
    Masih perlu banyak belajar dan sabar.
    Makasi infonya mbaa

    BalasHapus
  40. Merasa bersalah banget tuuh gini...uda beli bukunya, tapi belom belom dibaca.

    Oke,
    Abis ini baca buku parenting lagi.
    Hiihii...haturnuhun.

    BalasHapus
  41. wahhh lengkap nih :)

    saya ingin anakku tumbuh lebih bahagia gak tertekan, karena itu saya gak mau memaksanya untuk melakukan apa yang gak dia suka. Sebisa mungkin saya bertanya apa yang mau dilakukannya, bila gak bertentangan dengan pikiranku, langsung kuizinkan, tapi kalo bertentangan, biasanya kularang (walau ini lebih banyak gagalnya karena dia ngambek)

    BalasHapus
  42. Wah ulasannya lengkap, makasih sharingnya mba Anna. Btw, aku suka warna jilbab pink neon nya. Cakeepp.

    BalasHapus
  43. Pengasuhannya keren, tapi aku belum bisa menerapkan. Sementara mencari ilmu pola ngasuh yang banyak, prakteknya pas dapet momongan aamiin.

    BalasHapus
  44. makasih sharingnya, spt bang emil ya mau bikin kota bandung kota yang warganya bahagia selalu

    BalasHapus
  45. sharing yg bermanfaat mbak.
    semoga kita bisa mendidik anak2 kita dgn pendidikan terbaik sesuai karakter mereka.
    Salam hangat dari cepu, jateng

    BalasHapus
  46. makasih sahringnya, jadi mengerti

    BalasHapus
  47. makasih sharingnya bun,pas banget buatku yang lagi punya balita, semoga bisa menjadi ibu yang terbaik untuk buah hatiku :)

    BalasHapus
  48. Jadi negara-negara terbahagia di dunia cuma itu-itu aja. Penasaran deh aku!

    BalasHapus
  49. Aku khawatir, jangan-jangan aku tipe ortu yg membiarkan #jitak jidat sendiri

    BalasHapus
  50. Wah mbak artikelnya sangat menginspirasi.. sayangnya kadang gemes sama anak pola pengasuhan masih kadang nakut-nakutin anak dengan ancaman :( kayaknya harus dikurangi ya dengan sharing ke anak

    BalasHapus
  51. Parenting itu selalu menarik, padahal aku nikah saja belom hehe. Buatku menarik karena tidak sengaja belajar tentang manusia kecil, dimana orang tuanya juga sedang belajar jadi orang tua... manusia itu unik dan complicated, punya beberapa "lapisan" sehingga menarik banget untuk dipelajari. hahaha intinya aku suka banget tulisannya mbak.. salam kenal yaa

    BalasHapus
  52. Waah rame banget blognya mbak, seru jadinya. Hehe.
    Makasih artikelnya mbak, saya jadi mikir-mikir ini saya termasuk orangtua dengan pola asuh yang mana yaa...

    BalasHapus
  53. Urutan 96? Wah yg disurvei mungkin orang2 kayak aku gini yg sering lupa bahagia, wkwkwk

    BalasHapus
  54. Woow.. Saya jadi mikir tipe pola asuh yang mana... Aih.. Bahagia itu memang dimulai dari dalam rumah ya

    BalasHapus
  55. Masing-masing orang tua punya gaya sendiri sendiri ya Mbak, terkadang saya malah terkenang dan ngikutin gaya pengasuhan dari bapak dan ibuku. Meski kalau dipikir sebetulnya aku ingin keluar dari gaya pengasuhan mereka, tapi malah kadang gaya pengasuhan bapak ibu hadir, dan solusinya ku kombinasi mana yang baik dan mana yang tepat saja di era sekarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyesss, mba
      ... karena setiap anak adalah unik.
      Jadi gaya parentingnya juga unik.

      Aku percaya, mba Astin pasti bisa menemukan mana yang terbaik!


      Hapus
  56. Alhamdulillah bisa mampir di tulisan ini.. keren banget tulisannya ala2 propesor mba :p anakku cowo dan emosian, tp aq tetep nerapin pola asuh no 2. Dan klo mau nerapin peraturan sama dia,harus ajak jalan2 dulu, seneng2, makan2, pokonya mikir bgt mesti persuasif.. tp aq sering kepancing emosi juga sih.yg masi susah jadinya balancing sama gaya no 2 ini xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Parenting memang pelajaran sepanjang usia di Universitas Kehidupan ini, ya mba...

      Sepakat, parenting juga bisa juga diadopsi dari berbagai kiat, kita sesuaikan saja dengan kebutuhan buah hati.

      ... bahkan ada juga parenting ala Ali bin Abi Tholib.
      Coba deh browsing...
      Aku juga menerapkan hal itu...

      Hapus
  57. Setiap ada bahasan parenting...
    Ada yg bilang baik begini, begitu, begitu..aku berusaha ikutin sebaik mungkin. Terutama tentang perbaikan diri sendiri dulu, karena sebelum mengajarkan anak - saya juga setidaknya harus bisa melakukan hal tersebut.
    Kita minta anak sabar sedangkan kita suka teriak teriak tak sabaran, juga malu rasanya.

    BalasHapus
  58. Baru denger nih tentang Danish parenting. Meskipun belum menikah aku selalu tertarik soal parenting. Refleksi terhadap diri juga kali ya hahaha tfs mbaa 😘

    BalasHapus
  59. Sedang membaca buku ini 😆 Byk yg harus dirombak ya dari gaya parenting warisan orang2 dulu 😅

    BalasHapus
  60. Setidak bahagia itukah Indonesia? Padahal yuni yang termasuk bagian paling kecil Indonesia, hingga mungkin tak terlihat rasanya happy-happy aja. Hehehe..

    Baidewei, tulisan ini bisa jadi referensi yuni kelak ketika sudah menikah dan punya anak.

    Hehee

    BalasHapus
  61. Denmark keren yaaaa.... TFS lho kak udah disarikan di sini cara parentingnya

    BalasHapus
  62. Mwngasuh anak nggak bisa disamakan dengan mengurusi mainan walau mereka menggemaskan. Apalagi karena setiap anak itu unik.

    Jadi ikutan penasaran sama bukunya.

    BalasHapus
  63. Orangtuaku dua-duanya nomor 3 mbak, saya kadang berusaha di nomor 2 dan harus terus belajar memperbaiki diri. Saya baru tahu The danish way of parenting ini, terima kasih ilmunya..

    BalasHapus

Holaaa...!
Terimakasih ya sudah berkunjung ke sini.
Mohon maaf komentar kudu dimoderasi sebelum dipublikasi.