Selasa, 31 Desember 2019

Ketahui Filosofi Hujan Tentang Hidup dan Manusia

Ketahui Filosofi HujanTentang Hidup dan Manusia. Berhubung ini masih dalam momen "December to remember", kita ngobrolin yang melow-melow, yuuuk.

Yang nge-fans sama hujan, mana suaranya?

Apalagi kalau sudah berada di peraduan bareng kesayangan, simfoni hujan layaknya nyanyian menuju negeri impian atau teringat nostalgia kenangan yang tak terlupakanUhuk!

Jadi gini,

Beberapa waktu lalu, tepatnya Juli 2019 (tsaah, hebat dong, masih ingat, eui... Bukan karena apa-apa juga sih, thanks to ngotot scrolling, sampai jari kapalan di arsip instagram, akhirnya bisa menemukan waktu dengan tepat, hihihi) saat mengikuti writing workshop bersama penulis hits Mas Budiman Hakim (@budiman_hakim), aku pernah mendapat tugas.

"Saya akan memberikan beberapa gambar, dan tugas kalian adalah menciptakan sebuah cerita, berdasarkan gambar yang dipilih. Sebuah tulisan singkat, padat dan sarat manfaat"

Begitulah kira-kira titah beliau.

Wow! Aku nyaris lupa bernafas saat mendapat titah ini, karena eh karena terbiasa dengan rentang waktu lebih dari 1x24 jam untuk menghasilkan tulisan.

Yup, aku tidak tahu namanya ini, kekuatan atau kelemahan, durasi panjang kerap aku butuhkan untuk menghasilkan artikel, terutama untuk kategori evergreen content.

Saat itu, aku memilih gambar dengan hujan sebagai latar belakang.

Yang terpikir adalah tentang filosofi hujan!


Hujan dan Usia Belasan

Saat usia belasan, keadaan ekonomi keluargaku bisa dikatakan sangat pas-pasan. Dengan 4 buah hati, ibu yang seorang guru merangkap CEO [CEO, catat!] kudu melakukan segala cara untuk menghemat biaya kehidupan diantaranya memastikan kami sehat wal'afiat dengan cara say no to dancing in the rain. Bahahaha.

... and you know what, luar biasanya, semakin dilarang gejolak hati semakin liar dan garang! Oh, forgive me My Lord!

Jadi...

Satu-satunya cara adalah ketika ibu masih di sekolah, dan hujan yang memang penuh perhatian pun bertandang, aku yang kebetulan sekolah siang (masuknya jam 1), bisa dipastikan, menuntaskan kerinduan yang terpendam.

Agar tak ketahuan, biasanya aku hanya menggunakan underwear, lalu usai hujan-hujanan aku peras tuh sampai keriting biar gampang kering, lalu aku sembunyikan. Selaku perempuan tertua yang in charge of laundry di rumah, gampang lah urusannya, bahahaha.

Demikianlah sekilas kenanganku tentang hujan di usia belasan, kalau kamu?

Filosofi Hujan

Kembali ke laptop!

Jadi, pas dapat tugas di atas, jariku langsung menari, mengetikkan kata kunci "filosofi hujan".

... lalu menemukan tulisan inspiratif dari idntimes.com tentang 9 filosofi yang diajarkan hujan tentang hidup dan manusia!

Cobalah mengetikkan "filosofi hujan", pastilah kalian akan menemukan artikel yang hampir sama.

Kali ini aku pun akan mengutip artikel yang sama, hanya dengan sedikit polesan ala-ala cushion skincare hihihi.

Setelah membaca artikel idntimes itu, angan langsung membawaku ke beberapa adegan film yang pernah aku tonton di Pride and Prejudice dengan moral cerita bahaya buruk sangka, adegan hujan juga ada di sana.

Pernahkah kamu perhatikan?

Umumnya, dalam adegan film, hujan memang selalu diidentikkan dengan kesedihan.

... saat momen termenung, momen merenung.

Baidewei, subway,

Mengapa ya orang-orang (termasuk aku) mendadak jadi filosofis dan intelek ketika hujan mulai jatuh?

Mengapa para penulis  dan penyair langsung terinspirasi menuangkan karya saat rintik hujan menyapa semesta atau kala mengecup mesra panel jendela?

... selalu saja hujan untuk mewakili kesedihan.

Eh, ada tambahan ding, juga mewakili kesensualan!

Apakah karena hujan yang sangat artistik atau karena sesuatu di dalam sini, something inside us, giccu?


Hujan memang memiliki konotasi berbeda pada setiap orang!

Ajaibnya, hujan juga mampu memberikan persamaan, mampu melahirkan perbedaan emosi.

Tapi, hei, pernahkah kamu memikirkan hal-hal baik dari nyanyian hujan?

Yuk intip rangkaian filosofi hujan berikut ini ala idntimes.com.

1. Meski jatuh berkali-kali, hujan tidak pernah menyerah

Yup, hujan itu turun dan jatuh terus-menerus. Hujan terus mencoba meskipun sudah terus-menerus jatuh. Terus turun, tanpa menyerah.

Moral hujan, "Teruslah mencoba, tanpa pernah menyerah. Selalu kuat dan tabah untuk meraih sesuatu!

2. Hujan turun setelah kemarau panjang. Kesabaran adalah koentji!

Apa yang terjadi jika hujan tak pernah sampai ke bumi. Bumi kering kerontang, gersang! Untunglah hujan datang mengusir kemarau panjang.

... dan kehidupan pun berangsur, dari kesulitan dan kesengsaraan.

Jadilah penolong atau paling tidak penghibur bagi orang yang benar-benar membutuhkan!

3. Hujan mampu memberi rasa dingin

Usai panas seharian, hujan turun berbagi kesejukan. Cuaca berubah, hawa menjadi dingin dan nyaman.

Sudah selayaknya, belajar dari hujan, hindari menyelimuti diri dengan amarah. Cobalah santai dalam menyikapi suasana!

Belajar menjadi sosok memesona!

4. Hujanpun bisa marah kalau manusia tidak ramah

Wah kalau ini sudah sering terbukti ya!

Seperti manusia, hujan yang merupakan bagian dari alam pun bisa lho marah. Ketika benar-benar tidak ada lagi yang perduli dengan alam sekitar, hujan pun bertindak sangar. Menumpahkan kekesalan secara bar-bar. Menghempaskan apa saja. Membawanya larut serta.

Sebagai manusia kudu mampu menjaga perasaan orang lain juga, karena setiap orang punya limit!

5. Bau hujan menyenangkan, meski sederhana namun menenangkan

Sebagian orang terkadang luput menikmati ini. Menyesapi aroma hujan ketika mengecup bumi.

Belajarlah jadi pribadi yang menyenangkan karena umumnya orang gemar dengan sosok-sosok yang memesona, menyenangkan!


6. Hujan datang untuk menyejukkan bumi, bermanfaat bagi material lain

Meski hujan tidak selalu datang, tetapi kehadirannya sangat dinantikan. Terutama pelukan kesejukan.

Yuk belajar dari hujan yang datang dan muncul untuk membawa dan berbagi rasa senang.

7. Hujan turun karena tahu bumi sangat membutuhkan

Pasca kemarau panjang, hujan akan turun untuk menghijaukan. Karena tahu bumi sangat membutuhkan.

Jadilah seperti hujan yang siap mengulurkan bantuan kepada keluarga atau handai tolan!

8. Banyak orang mengeluh terhadap hujan, tetapi hujan tetap akan datang

Janganlah gentar melakukan kebaikan!

Selama itu mendatangkan kebaikan, teruslah lakukan, meski ada beberapa orang yang tidak berkenan.

9. Hujan tidak kenal waktu

Hujan turun tidak mengenal waktu dan mengerti apa yang sedang manusia lakukan. Hujan turun dengan kehendak Tuhan.

Maka, sebaiknya kita juga seharusnya dapat menerima hujan dan hal baik datang, tanpa pernah memaksakan waktu sesuai dengan yang kita inginkan.

Mari mulai melihat hal-hal di sekitar kita dengan cara positif, agar pandai bersyukur dan bahagia dalam menjalani kehidupan fana!

Semoga kita semua bisa memetik pelajaran dari filosofi hujan.

Kamis, 12 Desember 2019

Awarding Journalist Competition Regional Balikpapan 2019

"Ibu, besok pakai baju yang kece ya bu"

Sebuah pesan masuk dari mba Lana Senja Indah, CSR Officer Astra Honda Motor Balikpapan.

"Bisa ajak suami plus anakkah?" Aku bertanya sekaligus membalas chat Lana.

"Ajaaak ajaaa... bu Rosanna"

Alhamdullillah, rasanya gimana giccu ya, kalau sesekali bisa bawa suami dan anak ke event blogger. Heaven, indeed!

Sekaligus mau memberi bocoran, bagaimana sebenarnya sih gambaran dari sebagian aktivitas seorang blogger itu, tsaaah *kibasponi.

Apalagi khusus malam ini adalah momen amat spesial, malam penganugerahan pemenang Journalist Competition Regional Balikpapan 2019 oleh PT Astra Honda Motor Balikpapan, dan aku ingin sekali membaginya dengan sosok-sosok istimewa, suami dan putriku semata wayang.

Journalist Competition Regional Balikpapan 2019

Terbayang lagi keseruan malam itu, malam Awarding Journalist Competition Regional Balikpapan, 29 November 2019 lalu, di Platinum Hotel & Convention Hall, yang dihadiri sebagian besar oleh para nominasi jurnalis media, blogger dan jajaran managemen Astra Honda Motor Balikpapan.

Di Balikpapan sendiri event ini sudah memasuki tahun kedua. Sebelumnya pada tahun 2016, yang disabet oleh mba Nur Chandra, wartawati Balikpapan Pos.

Alhamdullillah, di tahun 2019 ini, tahun pertama aku berpartisipasi sekaligus diberi amanah menjadi pemenang utama Journalist Competition Regional Balikpapan 2019, kategori Blogger.

journalist competition regional balikpapan 2019

journalist competition regional balikpapan 2019

journalist competition regional balikpapan 2019

Malam anugerah ini berlangsung di grand ballroom 3 hotel Platinum. Iya, di tempat ini jugalah kami blogger Balikpapan merayakan Blogger Day 2019, tepatnya di Platinum hotel rooftop Balikpapan, 27 Oktober 2019, lalu.

Bedanya, dalam event kali ini, sebelum sampai di hotel, kami sempat mengalami sedikit drama.

Macet, pemirsah!

Padahal, hanya tinggal berjarak kira-kira 3km saja lho dari tkp, hotel Platinum. Ini sekaligus pelajaran buat aku, kudu memasukkan macet sebagai variabel [variabel] dalam memperhitungkan jam berangkat agar bisa tepat waktu.

Kebetulan jalur yang kami lalui memang melewati pasar dan pas jam pulang karyawan, Jadi, bisa dikatakan kombinasi yang sempurna, indeed.

Baidewei, subway,

Ini adalah pengalaman pertama aku mengalami macet yang haqiqi di Balikpapan, bahahaha.

Menurut hubby, lokasi hotel Platinum memang femes sebagai daerah yang rawan macet, namun sungguh aku tak mengira, akan menjadi bagian dari cerita itu.

Setelah berjibaku hampir kurang lebih 1 jam akhirnya kami tiba juga di grand ballroom 3 hotel Platinum. Untunglah, baru sedikit yang hadir. Sebelumnya, aku sudah risau banget, karena insiden macet tadi.

Mba Lana langsung menghampiri aku dan keluarga sekaligus mempersilahkan mencicipi hidangan. Mantul banget ini, karena "kampung tengah" memang sudah mulai "beraksi", hihihi.

Oh iya, Journalist Competition ini adalah event nasional Astra Motor namun untuk setiap regional diberi kebebasan untuk melaksanakan kompetisi sendiri.

Jadi, untuk wilayah Kalimantan Timur meliputi Balikpapan, Samarinda, Penajam Paser Utara, Paser, Tarakan Berau dan Nunukan.

Kompetisi ini sendiri diluncurkan saat Media Gathering di bulan Mei 2019 lalu dan hanya fokus untuk media jurnalis cetak online/offline dan jurnalis foto cetak/online.


journalist competition regional balikpapan 2019

"Untuk blogger tidak disupport pusat ibu, jadi untuk kategori blogger merupakan kebijakan Astra Motor Balikpapan" Lana Senja Indah, menambahkan

Semoga di 2020 Corporate Communication (CorCom) Astra Pusat mempertimbangkan dan memberikan apresiasi juga bagi aktivis content creator digital marketing seperti aku dan sahabat blogger lainnya. Aamiin.

"Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran rekan-rekan jurnalis dan teman-teman semua, sudah meluangkan waktunya, malam-malam hadir di sini"

Teringat lagi pernyataan pembuka Darma Wijaya selaku Region Head Astra Honda Motor Balikpapan malam itu.

"Ajang ini adalah bentuk apresiasi dari Astra Motor Honda Balikpapan kepada jurnalis. Tetaplah semangat dan memberikan support melalui karya tulisan dan foto! Dan, semua adalah pemenang, hanya waktu yang membedakan" Darma Wijaya menambahkan lagi.

journalist competition regional balikpapan 2019

"Persaingan mengumpulkan point juga sangat sengit" Lana Senja Indah menambahkan.

journalist competition regional balikpapan 2019

Sebelum mengumumkan pemenang, Lana juga mengingatkan kembali  kriteria penilaian pemenang yang memang sudah diberitahukan ketika monthly gathering dan buka puasa bersama di bulan Mei lalu.

Saat itu jugalah journalist competition regional Balikpapan 2019 resmi dimulai!

journalist competition regional balikpapan 2019

Untuk menggenapkan sukacita acara malam itu Astra Honda Motor Balikpapan juga menghadirkan sepasang penari dan mengajak para nominasi jurnalis uji nyali menirukan gerakan penari. Seru!

Berikut susunan pemenang journalist competition regional Balikpapan 2019 Astra Honda Motor Balikpapan selengkapnya:

journalist competition regional balikpapan 2019

Dalam kesempatan lomba journalist competition regional Balikpapan tahun 2019 ini aku memasukkan 3 artikel yaitu ketika menghadiri keseruan Konferensi Pers Honda Genio dan Honda ADV 150, berbagi prestasi AHASS Raih Diamond Service Quality Award 2019 dan terakhir nongki cantik di event Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan.

Ini dia beberapa momen kece yang terekam malam itu!



Dukungan Keluarga

Aku sepenuhnya percaya, pencapaian ini sepenuhnya berkat dukungan keluarga kecilku, terutama buat hubby, Muhammad Iqbal Pohan, yang selalu memberiku kepercayaan dan dukungan moral dan spiritual terhadap aktivitas blogger sang isteri, bahkan pernah sampai lintas propinsi. Terima kasih ya, hasian, haholongan.

Juga putriku, Nabila Yasmin Pohan, yang sering aku minta tolong membereskan sebagian urusan rumah tangga, pas aku ada event blogger. Highly appreciate, pumpkin!

journalist competition regional balikpapan 2019

Oh iya, menurut Region Head Astra Honda Motor Balikpapan, Darma Wijaya, kompetisi ini juga akan dilanjutkan di tahun 2020.

Jadi, sampai jumpa di Journalist Competition Regional Balikpapan 2020 ya!

Eits hampir lupa, apakah ada event yang sama di daerahmu?

Share yuk di kolom komentar...

Senin, 02 Desember 2019

Ketahui Urgensi Second Opinion dari Dokter Lain

Aku pernah menonton tayangan serial yang diinspirasi oleh kejadian sebenarnya di saluran National Geographic.

Tayangan tentang kesalahan penegakan diagnosis dan perbedaan penatalaksanaan pengobatan dokter yang satu berbeda dengan dokter lainnya.

Inilah kenapa pentingnya second opinion dari dokter lain itu!

urgensi second opinion

Kejadian overdiagnosis, overtreatment serta wrong diagnosis ini, bahkan terjadi di negara yang paling maju dalam dunia kedokteran, Amerika!

Namun, terus terang tidak pernah terbersit sekalipun dalam hatiku bahwa aku akan menjadi bagian dari kisah itu.

Begini ceritanya...

Adrenalinku langsung meningkat, ketika di suatu hari, di bulan Agustus 2019, aku merasa dada sebelah kanan sakit. Kalau sebelah kiri, biasanya jantung kan ya, tapi tetap sih harus diperiksa juga untuk menegakkan diagnosa.

Fine, mungkin aku kecapekan. Di skip dong yak. Tetap lanjut, kerja keras bagai kuda! Bahahaha.

Eh, beberapa hari kemudian, serangan itu datang lagi, kali ini dengan jarak yang agak berdekatan. Kalau sebelumnya seminggu sekali, eh sekarang malah berani dua hari sekali.

Hmmm... something is going wrong, batinku.

Please, jangan lagi harus opname seperti saat alami pengalaman bedah mulut infeksi akut, karena menganggap sepele masalah geraham dan akhirnya harus masuk ruang operasi untuk eksekusi bedah mulut gigi geraham.

Cukup sekalilah kalau mau 'jatuh', yekan, pemirsah. Kalau berkali-kali, namanya mah doyan, bahahaha.

Tapi harapanku tinggal harapan...

Beberapa hari kemudian, kini plus batuk berdahak lagi.

"Bunda, ke dokter saja, biar cepat sembuh. Ntar, bisa serumah lho ketularan"

Cogan di rumah, rupanya mulai khawatir akan kecipratan virus.

Baiqlah! Akhirnya kami ke faskes 1 dong ya. Diagnosa sementara, bisa ditebak lah, flu dan batuk!

Namun, setelah seluruh obat habis, batuk membahana dan sakit di dada masih betah juga, meski saran dokter sudah aku patuhi.

Tahukan ya, sarannya? Iya itu, standard lah bahahaha. Kurangi gorengan, perbanyak buah dan sayur, cukup istirahat, hindari stress, hindari cogan eh endebrai, endebrai.

Kali ini, aku yang geregetan, mengajak cogan ke klinik lagi, karena batuk ini sungguh menyiksaku, apalagi kalau pas ada event, suara batukku, duh, bikin tengsin, if you know what I mean.

Terkadang tubuhku sampai bergetar saat aku melawan keinginan batuk, karena serangannya itu seperti jailangkun* datang tidak djemput, pulang tidak diantar!

Dan, ketika obat sesi 2 habis, batukku juga belum sembuh!

Ini belum pernah terjadi dalam rimba persilatan eh perjalanan hidupku, sebelumnya. Tak pernah aku mengunjungi dokter selama 2 kali dan belum kunjung sembuh-sembuh flu dan batuknya. Never!

Again, I am suspicious dong yak!

Di kunjungan ke 3, rupanya dokter klinik faskes 1 juga sepakat, aku lalu dirujuk ke dokter spesialis paru (Sp.P) di salah satu rumah sakit di Balikpapan.

Ekspektasi versus Realita
Sebelumnya aku sudah pernah berobat ke rumah sakit ini. Jadi, sudah dapat gambaran bagaimana administrasi yang akan dijalani.

Dalam kesempatan pertama ini aku menuruti masukan petugas registrasi, karena saat itu, aku sebut saja Dr. Y Sp.P (Spesialis Paru) yang bisa langsung menangani, sementara Dr X  Sp.P praktek jam 4 sore hari. So, I got no choice but to accept.

Entah kenapa batinku itu condong ke dokter kedua, karena menurut petugas resgistrasi, Dr Y, sudah sepuh banget keadaannya.

Hari itu aku datang cepat, sekitar jam 8 sudah tiba dan langsung lapor di registrasi. Pengen banget langsung ditangani, karena itu tadi, batuk ini menyiksaku!

Pagi itu, ruangan registrasi memang sedang lengang. Atau mungkin karena masih pagi ya, hmmm. Benarlah, aku langsung dilayani dan langsung mendapatkan nomor antri.

Ruangan dokter Y berada di gedung sebelah. Dekat kog, tak sampai 5 menit aku sudah tiba. Ternyata ada banyak ruangan dokter praktek di sini, dan untuk spesialis paru lokasinya paling ujung, dekat jalan ke luar.

Dalam hati aku agak kaget sih, "Kog ruang tunggu dokter Y belum ada pasien ya...?"

Sementara ruangan tunggu dokter di sebelahnya, kebetulan dokter kandungan. Duh, bejibun.

Sesaat aku ingat pengalaman yang sama, saat konsultasi ke dokter kandungan. Antri bahkan sampai tengah malam sudah menjadi bagian dari gaya hidup, bahahaha.

Aku melirik ruangan suster. Tak ada orang di sana. Aku segera beranjak ke ruangan sebelah dan bertanya pada suster.

"Mba, suster spesialis paru di mana ya?

"Oh, mungkin lagi ke ruangan lain, bu. Tunggu saja, sebentar beliau kembali. Soalnya tadi saya lihat sudah hadir"

"Baiklah, mba. Terima kasih ya"

Tak berapa lama seorang lelaki sepuh mengenakan tongkat masuk ke ruangan suster.

Aku langsung mengikutinya.

"Mba mau berobat?" Tanya beliau

"Iya, Pak"

Aku lalu menyodorkan berkas dari bagian registrasi.

"Mba, harus kembali ke bagian registrasi lagi dan melengkapi berkas ya, biar bisa dilayani"

"Haaa, lha saya ini baru dari registrasi Pak dan diarahkan ke sini"

"Oh, tidak bisa mba, nanti saya tidak dibayar BPJS, kalau cuma begini saja"

"Haa, begitu ya, Pak" Ini kog sampai bawa-bawa pembayaran BPJS segala, batinku. Hmmm, totally weird!

"Iya, mba"

Usai berkata begitu bapak sepuh dengan tongkat itu pun masuk ke dalam ruangan dokter meninggalkan aku yang termangu-mangu, takjub, bahahaha.

"Duh, jangan-jangan, itu tadi dokter Y, pikirku"

Untunglah aku tak perlu lama larut dalam kebingungan. Seorang suster senior masuk dan aku langsung menghampiri.

"Mba, saya tidak mengerti nih, kog saya diminta kembali ke registrasi lagi ya"

"Siapa yang bilang bu?

"Tadi ada bapak tua dengan tongkat yang sekarang ada di dalam ruangan sana"

"Oh itu dokter Y!"

Nah, benar kan dugaanku!

"Mohon maaf ya bu, beliau memang belum mengerti dengan administrasi. Coba sini berikan berkas ibu"

Aku lalu menyerahkan berkas. Suster lalu memeriksa sembari membolak-balik dan memberikan catatan.

"Ibu ikut saya ya, kita sama-sama masuk ke dalam"

Suster itu pun berdiri dan aku segera mengikuti.

"Pagi dokter. Ini ada pasien baru, ibu Rosanna Simanjuntak"

Kali ini dokter Y tidak berkata apa-apa lagi. Aku langsung duduk dihadapan beliau dan curhat panjang kali lebar, buahahaha.

Sambil mendengarkan curhatku, dokter Y hanya diam, mendengarkan, lalu menulis di rekam medisku.

Kemudian, aku diminta melakukan rontgen di ruang sebelah.

Di ruang ganti pakaian, aku diwajibkan membuka atasan dan jeroan, meski braku tanpa kawat, bahahaha, menggantinya dengan atasan standard ruangan rontgen

Juga diminta membuka jilbab, karena ada payetnya. Sebagai gantinya aku memakai jilbab standard rontgen yang juga sudah tersedia.

Proses rontgen hanya sebentar, sekitar 5 menit.

Dengan berbekal catatan kecil aku kembali ke ruangan suster.

"Hari ini, ibu bisa pulang karena pembacaan hasil rontgen akan dilakukan besok hari"

"Waduh, jadi saya harus kembali lagi ya?"

"Iya, bu. Untuk peserta BPJS memang kudu harus kembali, karena biasanya hasil rontgen didapatkan sore hari, sementara sore hari dokternya sudah lain lagi, dokter X"

"Tak bisakah aku dapat obat, mba. Batukku ini sungguh sangat mengganggu" Pintaku ke suster.

"Maaf bu, belum bisa, karena pemberian obat biasanya berdasarkan hasil rontgen. Dan kalau bisa besok ibu cepat hadir ya"

Jadilah hari itu aku pulang ke rumah tanpa obat dan dengan batuk yang masih membahana. Padahal aku ingin banget cepat sembuh karena dalam beberapa hari ke depan akan ada perhelatan perdana ASUS Vivobook Ultra A412 di Balikpapan. Sungguh aku ingin sekali menjadi bagian keseruan event hits ini!

Pembacaan Hasil Rontgen oleh Dokter Y Sp.P 
Pagi ini, pas mau berangkat ke dokter, aku intip ember cucian sudah menggunung, dan aku putuskan untuk menghempaskannya, hahaha.

Walhasil aku jadi agak telat ke rumah sakit, tak bisa memenuhi saran ibu suster.

"Pagi, mba. Ini saya yang kemarin, Rosanna Simanjuntak"

"Oh, sayang sekali bu, dokter Y baru saja pergi. Kemarin kan saya ingatkan untuk datang lebih pagi"

Duh, rasanya aku mau menangis bombay, "tiang, mana tiang?" Tapi yang keluar suara batukku yang membahana di ruangan suster itu.

"Jadi, gimana sebaiknya, suster?" Suaraku memelas, menyadari kesalahan sendiri

"Sebentar saya lihat ke dalam ruangan dokter ya, biasanya kalau teh dan kue dokter masih ada, beliau biasanya akan kembali lagi"

Usai berkata, suster langsung beranjak ke ruangan dokter dan kembali dengan binar mata ceria.

"Ibu lagi beruntung nih, dokter sepertinya akan kembali, silahkan ditunggu ya bu"

Benarlah, hampir satu jam setengah aku menunggu, dokter Y pun tiba.

"Ini hasil rontgennya bagus" Kata dokter sambil memperlihatkan foto rontgen.

"Maksud dokter, saya, saya tidak apa-apa?" Tanyaku separuh tidak yakin. Again, another weird!

Beliau hanya diam saja sambil menulis-nulis resep. Aku memutuskan ikut diam juga, meski kepo sudah naik ke ubun-ubun. Ntar dikira pasien bawel lagi.

Padahal menurut artikel yang pernah aku baca, pasien punya hak lho mengetahui penyakit, memahami rencana terapi yang akan diberikan, memilih alternatif terapi yang ada, menanyakan terapi nonfarmakologis (non obat-obatan yang bisa dilakukan sehari-hari) serta memahami peluang kesembuhan.

Kembali ke laptop!

Aku lalu diberikan obat dan alhamdullillah, semua tersedia di rumah sakit.

Selama 3 hari aku meminum obat dari beliau, tidak ada tanda-tanda kesembuhan!

Ada apa ini?

Pentingnya Second Opinion dari Dokter Lain
Seperti biasa kalau aku mengalami keluhan pasti akan mencari sumber literasi di internet. Dan merujuk ke surat hasil pengantar rontgen yang aku baca, diagnosa sementara Bronchopneumonia Dextra. Untung bukan berondong, ya, hihihi.

Dengan berbekal sedikit pencerahan dari internet, jadi, aku ikhtiar lagi, cari second opinion dari dokter lain, pemirsah!

Namun masih ke rumah sakit yang sama, karena memang lokasinya yang strategis di tengah kota, mudah dijangkau alat transportasi publik, jaga-jaga kalau cogan tidak bisa mengantar.

Kali ini mengikuti kata hati, memilih dokter X.

Iya, pemirsah, main hati! Hihihi.

Meski di dalam hati aku masih bingung, kenapa terapi obat dokter Y belum menunjukkan tanda-tanda kesembuhan yaaa... Hmmm.

Apakah dokter juga seperti jodoh? Cocok-cocokkan, giccu?

Aku lalu konsultasi dengan bagian registrasi dan mengutarakan ingin mengganti dokter spesialis paru!

Dari petugas aku mendapat keterangan jika sudah memutuskan untuk mengganti dokter maka untuk kunjungan selanjutnya dengan surat rujukan yang sama, tidak boleh mengganti dokter lagi. Jadi, hanya ada 1 kesempatan. Duh, kayak babak final kuis saja ya.

Kebetulan hari itu giliran dokter Sp.P X yang praktek, jadi klop deh!

Meski sama-sama dokter Sp.P kedua dokter ini memang punya kesan yang berbeda. Dokter X sedikit lebih humanis dan informatif serta ganteng, eh gimana, hihihi.

Usai curhat tentang batuk dan sakit di dada yang tak kunjung sembuh meski sudah hampir satu bulan, dokter X langsung meminta daftar obat yang telah aku konsumsi.

Jadi, kalau mau second opinion ke dokter lain, pastikan bawa daftar obat, hasil lab (jika ada) serta keterangan lain yang bisa membantu.

"Lho, kog ada tetrasiklin, inikan sudah dilarang " Kata beliau agak kencang ketika melihat daftar obat yang aku sodorkan.

Tentu saja aku kaget sekali, karena obat antibiotik tetrasiklin itu sudah aku habiskan semua.

"Waduh, dok, itu obatnya sudah aku habiskan semua" Aku menjawab tak kalah kencang.

"Iya, saya juga heran, tetrasiklin ini antibiotik yang sudah lama dilarang. Ini saya ganti semua ya obatnya. Namun nanti agak lama nunggunya, karena ini harus diracik, terdiri dari berbagai obat"

"Iya dokter, tidak apa-apa. Yang penting saya sembuh dok!"

"Saya jamin minum obat ini sampai selesai, pasti sembuh!"

Suara dokter sangat meyakinkan. Mendengarnya saja aku juga ikut tersedot aura haqqulyaqin yakin beliau. Sungguh!

Alhamdullilah, baru satu hari (dari dosis 5 hari) aku konsumsi obat beliau, kondisi aku berangsur  lebih baik dan akhirnya bisa beraktivitas kembali dengan normal sehingga bisa menghadiri event perdana brand laptop yang dengannya aku bersinergi mengukir prestasi bersama X201e ASUS

Penegakan diagnosis dan penatalaksanaan obat ini mungkin tidak menjadi masalah serius bila tidak menimbulkan konsekuensi yang berbahaya dan merugikan penderita.

Tetapi lain cerita jika menyangkut kerugian biaya yang besar dan ancaman nyawa, maka harus menjadi perhatian!

Itulah kenapa penting banget second opinion dengan dokter lain tentang permasalahan kesehatan tertentu yang belum pernah terselesaikan!

Baidewei, subway, pernahkah kamu mengalami hal serupa?

Share di kolom komentar, skuy!

Senin, 18 November 2019

Hari Blogger Nasional 2019 Bersama Platinum Hotel Rooftop Balikpapan

Hari Blogger Nasional 2019 Bersama Platinum Hotel Rooftop Balikpapan. "Mba, blogger itu apa sih?"

Pernahkah kamu ditodong eh ditanya seperti itu?

Aku pernah! ... dan sering, hihihi.

Tersinggung, marah dan merasa hampa?

Tentu tidak!

Karena eh karena banyak juga kog yang paham dan mengerti apa itu blogger. Jadi ya, santuy aja! Anggap saja lagi sedang tidak beruntung.

Baca juga : Warna-Warni Keseruan Blogger Goes To School dan Begini Kiat Mengatasi Rasa Gugup di Segala Situasi

Tahukah kamu?

Bahwa ada banyak keuntungan menjadi blogger.

Yang pasti jadi bisa menulis, mau tak mau harus rajin membaca, punya koneksi yang luas, punya fans eh, berjiwa peneliti dan bisa kaya, kaya materi dan yang penting kudu kaya hati. No julid, agree?

Mari mengaminkan, aamiin...

Nah, dalam kesempatan kali ini aku mau fokus ke punya koneksi yang luas!

Thanks to blogger, alhamdullillah, aku jadi punya koneksi yang lumayan luas, di antaranya punya kesempatan bergabung dengan komunitas Blogger Balikpapan alias BBlogger (baca:biblogger)

Mas Bambang Herlandi, selaku ketua, juga punya koneksi dengan beberapa kepala suku eh, ketua komunitas lain maksudnya, di antaranya Bapak Professor Istia Budi, kepala Dilo (Digital Lounge) Balikpapan, co-working space yang didanai  oleh CSR Telkom yang bekerjasama dengan MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif  Teknologi Inovasi dan Komunikasi Indonesia)

Walhasil, aku jadi kenal juga deh dengan beliau.

Begitu juga dengan komunitas-komunitas lain di Balikpapan. Seperti punya efek domino, giccu!

"Pak Prof" begitu aku memanggil beliau, sudah sering banget dalam setiap kesempatan, melontarkan ide agar komunitas BBlogger harus memiliki agenda rutin sekaligus regenerasi blogger di Balikpapan.

... dan hari ini, 27 Oktober 2019, ide itu mencapai klimaks!

Mas Bambang pun menuntaskan dahaga Bapak Istia (dan kami juga, para blogger Balikpapan) dengan memperingati Hari Blogger Nasional 2019 yang ke 12, di calon destinasi kekinian Balikpapan, rooftop Platinum Hotel and Convention Hall.

view rooftop hotel di balikpapan

Dari Mas Bambang aku juga mendapat bocoran, dimana Bapak Istia menyarankan dalam hajatan ini, agar lebih greget, sebaiknya mengundang ibu Hj. Arita Rizal Effendi, istri walikota Balikpapan. Beliau juga ketua Dekranasda Balikpapan, karena blogger termasuk dalam ranah Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) dimana ibu Arita juga sebagai ketua Forum Ekonomi Kreatif.

Termasuk juga mengundang Bapak Sutadi S. Sos, MM Kepala Diskominfo Balikpapan, dan Bapak Deni Arianto General Manager PT. Telkom Indonesia Witel (Wilayah Telekomunikasi) Balikpapan.

Terus terang terang terus aku bersyukur, dalam kesempatan Hari Blogger Nasional 2019 ini, ada wakil-wakil dari pemerintah yang meluangkan waktu berbagi dengan kami, blogger Balikpapan.



Usai registrasi dan sholat Ashar, acara pun bermula dengan hotel tour, yay!

Kami dibagi dalam 2 kelompok, pria dan wanita!

Mba Vinka Aprilita Pasimanyeku, Public Relation Platinum Balikpapan mendampingi kami saat sesi hotel tour ini.

Hotel Tour

Hotel tour dimulai dari Platinum Suite 1129, karena sebelumnya kami sudah icip-icip dulu kamar Platinum Suite lainnya, 1128, dimana kami melakukan registrasi, sholat Ashar dan pembukaan acara.

Yup, hotel ini punya 2 Platinum Suite yang biasanya untuk VVIP, seperti kepala negara, dengan harga Rp. 7.000.000 per malam, pemirsah!

Namun saat Bapak Jokowi ke Balikpapan, beliau yang humble justru ingin berada satu lantai dengan rombongannya, memilih Junior Suite.

Selanjutnya kami melanjutkan tour ke Junior Suite, Executive Suite, Deluxe dan Bisnis.

Selama hotel tour aku perhatikan ciri setiap kamar punya fruit bucket. Ternyata eh ternyata itu as per request. Mungkin karena akan ada hotel tour kali ya, muahahaha.



Fasilitas terakhir yang kami kunjungi adalah Kalimaya Spa & Wellness serta restoran.

Usai hotel tour, kami pun menuju rooftop di lantai 11, yay!

Rooftop Hotel Platinum

Pemandangan luar biasa langsung melelehkan dada. Saat itu bayu bertiup sendu. Helai-helai daun menari mengiringi nyanyian senja. Sungguh, memesona!

Benarlah kata pepatah:

"Sunsets are proof that no matter what happens, every day can end beautifully
~Kristin Butler~

Para sahabat pun langsung bereaksi. Ada yang langsung menarik kursi dan termangu. Sementara yang lain mencari sudut cantik melebur bersama senja lewat pose-pose cantik luar biasa!

Sedangkan aku, usai menyesap pesona, menyimpannya di benak dan dada, langsung meraih gadget dan berbagi pada dunia.

Senja semakin temaram, dan aku melihat kode dari Mas Bambang utuk memulai acara.

Yup, kali ini aku ditunjuk menjadi pembawa acara!

Meski sudah lama tidak melakoninya, namun pengalaman saat kuliah, alhamdullillah bisa membantu menenangkan gejolak di dada.

Sungguh aku berterima kasih kepada pilihan karirku ini, blogger, karena sejujurnya aku tidak yakin apakah akan punya akses ke kamar-kamar istimewa seperti Platinum Suite jika aku tidak jadi seorang blogger.

Ucapan terimakasih juga diucapkan Mba Rere, Asisten Director of Sales Platinum Balikpapan saat membuka acara, karena hotel Platinum telah menjadi bagian dari aktivitas Hari Blogger.

"Blogger Balikpapan harus menjadi tuan rumah di rumahnya sendiri!"

Teringat lagi sambutan ibu Arita. Pas di bagian ini, aku setuju sekali!

Beberapa tahun lagi saat Kalimantan Timur menjadi IKN, IbukotaNegara, pastilah akan banyak "semut-semut" menyerbu "gula-gula".

Sudah selayaknya kami dan penduduk Balikpapan yang akan menjadi tetangga ibukota memantaskan diri, menjadi tuan rumah! Jangan kelak hanya jadi penonton.

"Tolong yah, saya minta terutama Blogger Balikpapan agar memantaskan diri, menjadi tuan rumah di rumahnya sendiri"

Pernyataan ini berkali-kali dilontarkan beliau.

Sederhana namun dalam maknanya.

Sebenarnya, akutu sudah lama kepo banget sama rooftop Platinum ini!

... karena sering banget kepo-in akun instagramnya @rooftop.terrace

Dulu, mba Anggi, PR Platinum sebelumnya pernah berjanji akan mengundang blogger saat peresmiannya. Namun entah mengapa tak ada kabar beritanya, bahahaha.

Aku sih ingat, cuma malu, mau tanya-tanya. Ketahuan kalau ngebet banget. Padahal sih, memang... iya! Hahaha.

Kesan pertama aku, nuansa di rooftop Platinum ini, asri dan bikin betah. Viewnya hampir 360 derajat. Iya, kita hampir bisa menatap ke semua sisi, tanpa halangan yang berarti.



Rasanya pingin kembali mengulang momen di sini bersama kesayangan, sambil menikmati view ditemani pilihan berbagai menu minuman dan makanan.

Nah, itu dia beberapa momen aku saat memperingati Hari Blogger Nasional 2019 bersama Platinum Hotel Rooftop Balikpapan, kalau kamu?

Eits, hampir lupa, yang mau menambahkan keuntungan/kelebihan jadi blogger, monggo, di kolom komentar ya.





Selasa, 12 November 2019

Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan

Sebuah undangan dari WAG Media Honda Balikpapan via mba Lana Senja Indah masuk!

Acaranya santuy banget, nongki cantik, sore-sore di Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan, 12 Oktober 2019 di lapangan Merdeka, Balikpapan.
Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan

Kusuka ini, hihihi.

... dan di bagian bawah ada kepsyen yang lebih menggoda, "Ada doorprize helm Genio dan apparel Honda!"

Lagi-lagi, itulah kenapa rasanya rugi banget jika berhalangan hadir meski keseruan konferensi pers Honda Genio dan ADV150 September lalu juga masih hangat terasa.

Seperti biasa, setelah ada pesan begini, semua pada keluar dari sarang, membully si mba high quality jomblo.


Tapi, eits, jangan salah ne!

Doi bukan jomblo sembarang jomblo. Jomblo yang ini aliran garis keras! Yang membully balik dibully, keroyokan lagi, hihihi. Yup, kini giliran si pembully yang masuk sarang lagi.

Hmmm... belum tahu dia!

Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan

Perhelatan ini adalah pemanasan sebelum puncak Honda Bikers Day 2019 Nasional ke-11 di Ambarawa Jawa Tengah, 30 November 2019 nanti.

Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan diklaim dihadiri sekitar 2500 bikers Kalimantan.

Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan

Sebelumnya, 5 Oktober 2019, Honda Bikers Day 2019 Regional Sumatera juga sudah dilaksanakan di Lapangan Bandar Purna MTQ Pekanbaru, dan setelah di Balikpapan, Regional Sulawesi di Lapangan Kodim 1414 Rantepao, Toraja, 2 November 2019.

Saat berjalan kaki menuju Lapangan Merdeka sore itu, dari jauh aku sudah merasakan euforia event ini. Warna merah khas Honda menggenapkan suka cita!

Pride of Nation dipilih menjadi tema Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan.

"Mengajak seluruh bikers menjadi inspirasi, 
menyatukan perbedaan dalam semangat persaudaraan!"

Sebenarnya, acara sudah dimulai sejak pagi dan dibuka Bapak Walikota Balikpapan H. M. Rizal Effendi dan acara puncak di malam hari dihadiri Wawali Bapak Rahmad Mas'ud.

Jadi, bisa dibilang cukup bergengsi ya event Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan ini.

Saat menikmati berbagai gerai promo seperti penjualan sepeda motor Honda, penjualan suku cadang asli Honda, aksesoris dan apparel, oli, ban dan lain- lain di lokasi, tiba-tiba suara gemuruh perlahan-lahan mengusik telinga.

Ternyata rombongan bikers yang baru menyelesaikan konvoi skalput (satu kali putaran) dalam kota Balikpapan memasuki arena Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan.

Semakin lama semakin riuh! Akhirnya mencapai puncak, berhenti di dekat gerbang totem!

Suara alunan musik tradisonal Dayak perlahan berdenting, dan barisan penari cantik gemulai melenggang, mengeksekusi Tari Enggang dengan outfit etnik, sanggup membuat semua mata berpaling.

Aku saja merinding eui, menikmati gemulai penari. Kontras banget dengan outfit bikers yang sangar, hahaha.

Salut banget sama tim kreatif Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan, selain memupuk rasa persaudaraan juga bersinergi dengan budaya dan kesenian lokal yang menawan.

... dan berlanjut dengan penampilan tarian kolosal yang menghadirkan 5 tarian, yaitu tari mandau, tari paris barantai, tari gantar, tari cik-cik periuk dan tari perang, diiringi alat musik petik tradisonal khas Kalimantan, SAPE!


Dalam ajang Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan kali ini aku juga melihat mobil Palang Merah Indonesia di salah satu sudut arena.

Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan

Yup, ada aktivitas charity event #Berkah "Berbagi Rasa Komunitas Astra Honda" donor darah.

Saat menuliskan liputan ini, aku cek ke feed instagram @welovehonda.kaltim ternyata ada juga aktivitas #Berkah yang lain yaitu kunjungan ke Panti Asuhan.

Baidewei, subway, meski ini acara para bikers, masyarakat umum juga boleh berbagi keseruan lho. Booth foto 360 dan beberapa booth foto lainnya segera menjadi idola.

Ada juga grand prize berhadiah sepeda motor Honda Genio, pakai syarat dan ketentuan!

Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan

"Para bikers yang hadir dalam event ini umumnya berasal dari seluruh anggota komunitas Honda yang ada di Kalimantan." Mereka touring lho, jelas Muhammad Abbas, Manager Customer Care Astra Motor Balikpapan"

"Termasuk dari Pontianak, Mas? Tanyaku, kepo beraaat.

"Iya, mba. Tapi mereka difasilitasi distributor kog. Ada posko-posko rehat yang sudah ditentukan. Jadi, para bikers, tetap dipantau" Jelas Muhammad Abbas lagi.

Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan

Menurut mba sakti mandraguna, Google, jarak Pontianak ke Balikpapan road trip itu 1.615km atau sekitar 32 jam. Bisa dibayangkan dong boyok bisa bonyok, muahahaha.

Aku langsung teringat aktivitas warna-warni perjalanan lintas timur Sumatera beberapa waktu lalu. Meski lelah namun kebahagiaan dan keseruan lebih dominan, pemirsah!

Aku percaya, para bikers Honda ini pasti punya gelora yang sama. Atau mungkin malah lebih bergelora.

Puncak acara Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan

Dalam acara kali ini, Darma Wijaya, Region Head Astra Motor Balikpapan berhalangan hadir, dan beliau diwakili oleh Yehezkiel Felix, Manager Marketing Astra Motor Balikpapan yang bersama-sama dengan Thomas Wijaya, General Manager Marketing PT Astra Honda Motor memimpin upacara pembukaan Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan.

Selanjutnya Ardiansyah, Ketua Paguyuban Honda Balikpapan bersama  dengan 11 representatif Honda Bikers Kalimantan membacakan ikrar di atas panggung di depan para pengunjung.

... dan Orkes 0542 menjadi band pembuka panggung Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan. Musik semi dangdut Melayu berhasil membuat penonton bergoyang.

Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan
photo by @cahyowidananto
Pemenang Doorprize Honda Genio

Usai bergoyang bersama Orkes 0542, acara yang paling dinanti akhirnya tiba!

Pengumuman pemenang grand prize Honda Genio 110 edisi spesial dengan hiasan corak etnik Kalimantan.

... dan pemenangnya adalah Pardi Yuwono, satu dari 11 perwakilan Honda Bikers yang membaca ikrar.
Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan
photo by https://astramotor-md.co.id/
Kemeriahan acara berlanjut dengan suguhan band asal Yogjakarta, Shaggydog.

Terus terang aku belum terlalu familiar dengan grup ini namun aku akui hentakan musik yang merupakan gabungan ska, reggae, jazz, swing dan rock mampu menghipnotis penonton.
Honda Bikers Day 2019 Regional Kalimantan
photo by @cahyowidananto
Fix, Shaggydog, bagai spasi, sanggup membuat penonton berhenti sejenak dari rutinitas, mengeliminasi masalah ekonomi maupun resesi! Saat ini, yang penting goyang dulu!

Sampai jumpa di Honda Bikers Day 2019 Nasional di Ambarawa, Jawa Tengah!

Selasa, 05 November 2019

Ketahui Cara Membedakan Madu Asli dan Madu Palsu

"Mba, tahukah cara membedakan madu asli dan madu palsu?"

Suatu hari, seorang teman yang sedang berkunjung ke rumah bertanya padaku. Kebetulan doi memang sedang prospek-in aku tentang produknya.

Membedakan Madu Asli dan Madu Palsu Caranya

"Tahu dong! Yang tidak bersemut kalau dibiarkan di ruang terbuka, alias semut ogah mampir"

Jawabku dengan semangat 45! Pokoknya, yakin banget benar, giccu!"

Ada lagi, mba? Potong doi cepat!

Hmmm, apalagi ya?

- Madu asli tidak beku jika ditaruh di freezer
- Madu asli akan terbakar di batang korek api
- Madu asli akan mengeluarkan gas dan berbusa.

"Semua itu mitos, mba!"  Tukas si mba sambil menatap lekat-lekat kepadaku. Fokus banget doi, hihihi.

Begini cara mengetahui madu asli, tandas doi lagi.

Si mba temanku itu, lalu pinjam piring warna putih tulang. Sayang, aku tidak punya. Mangkuk putih juga boleh kog, kata doi lagi.

Nah, kalau ini, aku punya!

... dan air layak minum juga ya, biar ntar air madunya bisa diminum, kata doi lagi.

Setelah semua tersedia, doi langsung menuang satu sendok makan madu ke mangkuk putih tadi. Sepertinya madu ini memang sering menemani doi travelling, [travelling]. Hahaha, namanya juga marketing yak, kudu siap semua amunisi, buat demo produk.

Baidewei, subway,

Tempat madunya agak unik. Seperti kemasan facial wash gitu. Jadi tinggal dipencet, muncrat deh madunya. Jadi, kagak pake acara belepotan ne, mantul!

Lalu doi menambahkan dua sendok makan air, kemudian menggoyang-goyang mangkuk perlahan-lahan dengan gerakan seperti menampi beras.

Kurang dari lima menit, terbentuklah image seperti sarang lebah di dasar mangkuk!

Amazing!

Menurut doi, itulah bukti, bahwa madu yang digunakan tadi, madu murni!

Terus terang, ini pengalaman pertama bagi aku dan aku tersepona eh terpesona!

Mengapa warna piring/mangkuk kudu putih, Hayati?

Supaya image yang terbentuk lebih jelas kelihatan!

Tidak ada hidden agenda kog. Trust me!

Madu Asli VS Madu Palsu

Faktanya, secara fisik, madu asli dan madu palsu memang sulit dibedakan!

Perbedaanya apa pada banyak faktor, seperti kekentalan, rasa maupun warna.

Fakta lain lagi, ternyata secara kasat mata, madu asli dan palsu juga tidak bisa dibedakan!

Ayo, yang tahu caranya, ayo angkat kaki eh angkat tangan!

Aku termasuk tim yang tidak tahu, hahaha.

Aku juga mengakui, selain mitos di atas tadi, ada banyak mitos-mitos lain yang berkembang di luar sana tentang madu asli dan palsu. Pembahasan yang tidak akan ada habisnya dan sudah menjadi perdebatan sejak lama. Capcay deh!

Yang pasti, kalau hanya dengan memperhatikan tekstur madu, kita tidak akan mampu membedakan madu asli dan palsu!

Buat kamu yang sering konsumsi madu, pasti tahu dong ya, bahwa madu itu punya macam-macam warna seperti, putih bening, putih susu, coklat muda, coklat tua, bahkan agak kehitaman.

Pertanyaannya, apakah semuanya itu madu asli?

Masa iya sih madu asli punya banyak warna?

Warna Madu

Ternyata eh ternyata warna dan rasa madu dipengaruhi oleh berbagai faktor, pemirsah!

1. Sumber nektar tanaman

Yup, sumber nektar yang dihisap lebah!

Lebah yang menghisap nektar pohon randu akan menghasilkan madu berwarna coklat muda, sedangkan nektar dari pohon mangga dan mahoni berwarna gelap, sementara nektar dari bunga-bungaan seperti melati akan menghasilkan madu berwarna putih.

Wah, sungguh ini wawasan baru untukku!

2. Kandungan Mineral 

Jadi, karena kandungan mineral dari setiap daerah itu berbeda, maka unsur hara yang diserap tanaman juga ikut berbeda.

Hal ini ikut menyebabkan nektar yang diproduksi juga berbeda baik warna dan rasanya!

Umumnya madu yang mengandung mineral yang tinggi memiliki warna lebih gelap. Nah, madu jenis ini cocok untuk ibu hamil dan penderita anemia. C-A-T-A-T

3. Iklim dan Cuaca

Iklim dan cuaca yang berbeda akan menghasilkan warna, rasa dan kekentalan madu yang berbeda-beda juga!

Nah setelah ini, kalau menemukan madu yang berbeda warna, rasa serta aroma  padahal dari merek madu yang sama, please hempaskan curiganya ya!

... karena eh karena semua itu sangat dipengaruhi oleh vegetasi tanaman dan kondisi geografis habitat lebah.

Jadi, gimana dong Hayati, cara yang tepat mengetahui madu asli dan palsu?

Dibutuhkan uji laboratorium terhadap enzim-enzim yang ada pada madu tersebut!

Jadi, from now on, jangan buru-buru menghakimi madu ya!

Mosok setiap mau beli madu kudu pergi ke laboratorium nih, mba Hayati?

Tenaaaaang....

Ada kiat-kiat kog untuk melihat kandungan madu, yaitu dengan melihat komposisi produk yang tertera di kemasan.

Yang pasti nih, hindari mengkonsumsi madu yang mencantumkan zat pewarna, perasa dan pengawet ya!

Gunakanlah madu yang sudah memiliki nomor BPOM dan logo halal MUI, agar bebas dari zat-zat berbahaya dan aman dikonsumsi!

Madu TJ Super Extra diklaim terbuat dari 100% madu pilihan yang punya standar kualitas SNI. Sudah memiliki nomor BPOM dan logo halal MUI!

Membedakan Madu Asli dan Madu Palsu Caranya

Madu TJ Super Extra mengandung Royal Jelly dan Bee Pollen yang dipercaya mengandung banyak manfaat.

"Royal Jelly adalah zat yang disekresikan lebah pekerja untuk digunakan sebagai makanan ratu lebah dan larva lebah madu" (wikipedia).

Diklaim mampu meningkatkan sistem imun dalam tubuh, membantu proses peyembuhan luka, menjaga stamina dan membantu mengontrol tekanan darah.

Sedangkan Bee Pollen, diklaim bermanfaat untuk mengatasi gangguan perut, asma, alergi, menambah tenaga saat beraktivitas serta menjaga stamina. Kalau sudah stamina fit, pasti siap travelling nih.

So, sekali lagi, membedakan madu asli dan palsu memang sulit, harus dengan uji laboratorium!

Namun, dengan memeriksa label komposisi produk, nomor BPOM dan logo halal MUI, memudahkan untuk memilih madu yang terbaik untuk kesehatan.

Jadi, gimana nih, kamu tim madu warna terang atau gelap?

Aku sih, minum kedua-duanya!

Kamis, 31 Oktober 2019

Review GoMassage Pijat Relaksasi Keluarga On-Demand

Review GoMassage Layanan Pijat Relaksasi Keluarga. "Mba, sudah pernah coba GoMassage? Ada lomba blog Review GoMassage lho. Yuk ikutan!"

Sebuah chat pribadi WA masuk dari sahabat komunitas blogger.

Wah kebetulan, beberapa bulan lalu aku pernah icip-icip promo gratis GoMassage, meski hanya 15 menit.

Promo ini sedikit unik karena hanya berlaku di beberapa titik saja termasuklah lokasi kompleks perumahanku. Namun dengan syarat, kudu pasang aplikasi GoLife dulu.

Meski 15 menit, lumayanlah daripada lu manyun, hihihi. Minimal aku sudah dapat gambaran bagaimana cara memesan dan merasakan layanan GoMassage ini.

Sebagai pemanasan dan menambah wawasan sekaligus untuk menyegarkan kembali manfaat pijat, aku pun browsing deh di google.

... dan dari sebuah situs kesehatan aku mendapat pencerahan mengapa usai pijat, tubuh terasa lebih rileks!

Ternyata eh ternyata, ini semua karena saat pijat terjadi kompresi berulang dan relaksasi otot, yang menyebabkan pembuluh darah kosong dan terisi. Aktivitas ini mengakibatkan meningkatnya pembuangan produk limbah seperti asam laktat.

Itulah kenapa tubuh terasa lebih rileks!

Review GoMassage 

Beberapa waktu lalu aku ikut kuis di twitter dan hadiahnya, diisikan saldo GoPay, yay!

Ini seperti kata pepatah, pucuk dicinta ulam pun tiba.

Jadi, mumpung saldo Gopay lagi "gemuk" dan bodi remuk, yang terlintas adalah GoMassage, tentu saja!

Review GoMassage Layanan Pijat Relaksasi Keluarga

GoMassage kali ini adalah pesanan yang kedua, seperti yang telah aku sebutkan di bagian awal, sebelumnya aku sudah pernah dapat paket promo, 15 menit pijat, gratis!

Saat itu aku pilih pijat di daerah punggung saja. Enyaaaak pakai banget! Detik itulah aku bersumvah eh berniat mau RO alias repeat order, kalau invoice sudah cair, bahahaha. Pokoknya kalau urusan  uang ke luar tuh, tunggu invoice cair, jadi senjata pamungkas!

So, pemirsah, siap-siap ya, aku mau curhat ne!

Camilan, mana camilan?

Tahu dong ya apa tuh camilan? Iya iya, pasti sudah khatam ya. Yup, cecudah celapan cebelum cepuluh, camilan!

Sudah? Pegangan yang kencang ya, karena kite mo ngepooot, pooot! Hihihi.

Terapis GoMassage

Kenalin dong, mba Zubaidah, terapis aku kali ini!

Review GoMassage Layanan Pijat Relaksasi Keluarga

Sebelum bergabung dengan GoMassage, beliau terapis pijat di hotel berbintang di Balikpapan. Mba Zubaidah, seorang single mom dengan dua anak lelaki. Yang tua, cowok, usia 21 tahun dan yang bungsu, cowok juga, masih SMK.

Selain sebagai terapis, mba Zubaidah juga punya toko kecil di rumah. Jadi kalau pas ada orderan, anak sulung beliau yang jadi manager eh menjaga toko, maksudnya.

Berhubung hari itu Jumat, aku pesan mba Zubaidah jam 11.00 siang namun untuk sesi jam 14.00. Entah kenapa kalau hari Jumat aku punya kebiasaan, kalau ingin memulai aktivitas siang, usai waktu sholat Zuhur, rasanya lebih afdol.

"Untung saja ibu pesan jam 14.00, karena sepeda motor masih dipakai anakku sholat Jumat"

Mba Zubaidah curhat sambil merapikan alas pijat.

Review GoMassage Layanan Pijat Relaksasi Keluarga

"Alhamdullilah ya mba" Jawabku. Dalam hati aku bersyukur, pilihan waktuku kali ini, begitu berarti!

Tahukah kamu?

Terapis-terapis GoMassage ini bukan terapis abal-abal. Menurut mba Zubaidah, terapis yang diterima biasanya kudu memiliki minimal 2 tahun pengalaman dan bersedia menjalani pelatihan.

... dan aku bisa merasakannya sejak si mba memulai gerakan pijat.

"Tolong kakinya dilemaskan ya bu, jangan tegang!" Pinta si mba.

Hihihi, aku memang sdikit tegang, karena sudah lamaaaa banget tidak merasakan sensasi pijat.

Aku juga masih teringat pertanyaanku sendiri sesaat akan dipijat.

"Aku harus buka baju ya mba?"Tanyaku lugu, bahahaha.

"Iya, bu, kalau tidak dibuka gimana dong saya pijat ibu"

Aku percaya, pasti Mba Zubaidah merasa sedikit aneh ya dengan pertanyaanku, bahahaha.

Body Massage ala GoMassage

Saat dipijat, aku kembali mengingat-ingat, langkah-langkah untuk memesan GoMassage.

Yang pasti kudu unduh aplikasi GoLife dong ya.

Dulu, aku mengunduh via aplikasi GoJek. Tapi sekarang GoLife sudah cerai eh maksudnya mandiri dari GoJek dan bisa diunduh terpisah.

Setelah itu, aku klik GoMassage, ternyata ada 3 pilihan kategori pelayananan, yaitu:

- Body Rejuvenation
- Reflexology
- Beauty Massage

Karena sudah pernah pesan sebelumnya, aku lalu klik Body Rejuvenation, lalu Body Massage, pilih jenis kelamin wanita untuk penyedia jasa/terapisnya serta durasi 60 menit.

Saat aku klik semua pilihan di atas, harga pun langsung muncul Rp 75.000.

Review GoMassage Layanan Pijat Relaksasi Keluarga

Lalu, pas aku klik "Baca Selengkapnya" jadi begini deh tampilannya :

Review GoMassage Layanan Pijat Relaksasi Keluarga

Selanjutnya aku centang semua bagian Informasi Penting dan Important Notice, tulisan "Lanjut" yang awalnya seperti "watermark" dengan latar belakang abu-abu, seketika berubah menjadi putih dan timbul, dengan latar belakang hijau dan bisa diklik!

Aku langsung dibawa ke halaman konfirmasi pesanan. Karena belum familiar, bagian ini aku baca pelan-pelan dengan cara seksama dan BUKAN dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Justru aku baca berulang-ulang, sampai nyaris hafal, bahahaha.

Mengapa?

Karena di sinilah terletak semua konfirmasi pesanan dimulai dari waktu pesanan, yang bisa diklik untuk memilih waktu, konfirmasi lokasi dan silahkan tambahkan catatan agar penyedia jasa mudah menemukan lokasi serta beberapa catatan lain yang dianggap krusial. Tsaaah, krusial!

Iya dong, tentu kamu tak ingin penyedia jasa/terapis tersesat dan tak tahu jalan pulang.

Sebagai tambahan, pastikan untuk selalu scroll ke atas dan ke bawah serta klik untuk informasi lanjut pelayanan, demi kenyamanan bersama.

Aku juga membaca hati-hati bagian bawah layar, di sana ada tulisan "Bayar dengan" dan "Pilih metode pembayaran"

Saat itu, pilihannya hanya ada 2, GoPay atau TUNAI.

"Gimana Ibu, cukupkah tekanannya?"

Suara Mba Zubaidah menyadarkanku agar kembali ke dunia nyata.

"Boleh ditambah sedikit lagi, mba" Jawabku sambil menikmati jemari si mba.

Seketika tekanan di betis aku rasakan meningkat. Mantap banget, syukak!

Iya, kebetulan aku tim pijat kuat, bahahaha.

"Maaf ya, Bu" Si mba minta maaf saat memijat bagian dalam paha.

"Iya, tidak apa-apa, mba"

Secara umum aku puas dengan pijatan mba Zubaidah di kedua telapak kaki, betis dan tangan.

Selanjutnya bagian bokong, pinggang dan punggung.

Entah kenapa 3 bagian ini adalah favoritku saat sesi pijat. Apalagi dibokong, rasanya plong, ploooong!

Tekanan pijatan dan akurasi titik pijat Mba Zubaidah memang juarak!

Begitu juga di pinggang dan punggung. Cuma menurutku kurang lama, bahahaha. Mungkin karena si mba kudu berbagi waktu ya. Jadi setiap bagian sudah mendapat "kuota" waktu. Kayaknya aku yang kudu menambah waktu durasi pijat, 2 jam gitu, hihihi.

Usai sesi ke 3 bagian ini, aku diminta berbalik.

Mba terapis mengulangi lagi memijat kedua betis, paha, tangan dan bahu.

Sambil memijat, mba Zubaidah bercerita pengalamannya bertemu dengan berbagai klien. Aku lebih banyak menyimak sambil menikmati pijatan beliau.

Meski sambil sesekali bercerita, kualitas pijatan si mba tidah berubah. Tetap nendang!

Kening dan kepala adalah bagian terakhir dari sesi pijat hari itu lalu ditutup dengan tepukan dua tangan yang betalu-talu di punggung.

Pasca Pijat GoMassage

Mungkin karena sudah lama tidak dipijit, kedua betisku agak terasa sakit dibawa berjalan, pasca sesi pijat, bahahaha.

Kayaknya kudu sering-sering GoMassage ne!

Lalu dilempar panci, hihihi.

Namun secara umum aku menyukai layanan Body Rejuvenation Go Massage dan terapisnya, Mba Zubaidah. Repeat order dan dengan senang hati memberi rekomendasi, so pasti Y-E-S lah! Apalagi kalau ada yang dengan sukacita mentransfer GoPay, bahahaha.

Kalau sudah fresh begini, siap travelling eh maksudnya kerja keras bagai kuda, hahaha.

Review GoMassage Layanan Pijat Relaksasi Keluarga

Baidewei, subway,

Pas menuliskan lagi keseruan pengalaman dan Review GoMassage ini, iseng-iseng aku buka-buka lagi aplikasi GoLife dan berniat ingin coba kategori lain eui, seperti, "Body Massage & Foot Reflexology" serta "Body Massage & Totok Wajah".

Begh, pasti endolita banget nih!

Semoga Review GoMassage Layanan Pijat Relaksasi Keluarga ini bermanfaat ya.

Last but not least, siapa nih, yang sudah pernah mencoba layanan GoMassage sekaligus menuliskan Review GoMassage?

Monggo atuh, share di kolom komentar.