Selasa, 29 Desember 2020

Hutan Lindung Sungai Wain, Hutan Perawan Balikpapan!

 "Hutan Lindung Sungai Wain, Hutan Perawan Balikpapan!"

Gimana perasaanmu setelah membaca judul di atas? 

Kalau kamu langsung gatal, tak sabar pengen klik berarti mission accomplished, ne!

Sebenarnya aku mau bikin judul bombastis, tsaaah, "Hutan Lindung Sungai Wain, Sang Perawan Urban" Rasanya lebih greget kan! 

Tapi, aku mau para pembaca sejak awal merasa bahwa di sini aku sedang berbagi tentang H-U-T-A-N sekaligus branding kota kesayangan, Balikpapan. 

Jadilah judul di atas yang tayang!


Lokasi Hutan Lindung Sungai Wain, Hutan Perawan Balikpapan

"Hutan Lindung Sungai Wain, sering disingkat HLSW, adalah hutan primer atau hutan perawan, satu-satunya di dunia, yang berjarak sangat dekat dengan kota, hanya 15km dari pusat kota Balikpapan"

Pernyataan ini sering diulang-ulang Pak Rusdiansyah, salah satu pemateri acara pelatihan Himpungan Parawisata Indonesia (HPI) yang dihelat 18-20 November lalu di Hotel Grand Tjokro Balikpapan.

Tepatnya berada di kelurahan Karang Joang, kecamatan Balikpapan Utara.

Sedangkan menurut wikipedia, HLSW merupakan perpaduan objek wisata Hutan dan Sungai, dengan luas 10.025 Ha, yang terdiri dari:

  • Hutan Dipterocarpa dataran rendah
  • Hutan Dipterocarpa perbukitan 
  • Hutan Rawa Terbuka dan Air Tawar
  • Hutan Riparian
  • Aliran Sungai Wain sepanjang +/ 18.300mtr dengan hutan bakau di tepiannya dan Sungai Bugis.

"... dan kabar baiknya, di hari terakhir pelatihan ini, kita akan bolang ke ke sana". Pak Rusdiansyah juga menambahkan.

Alhamdullillah, bisikku lirih dalam hati.

Ekowisata Hutan Lindung Sungai Wain

Praktis, sejak pandemi melanda November 2019, aku belum pernah travelling ke destinasi wisata. Jadi, kesempatan kali ini sungguh membuat hatiku berbunga-bunga, bagai memori kencan perdana, tsaaah!

Semesta pun seperti mengaminkan doa semua peserta, cuaca cerah jadi saksi perjalanan salah satu destinasi wisata unggulan Balikpapan, si kota Minyak, di masa new normal ini, kakaaa.

Tapi sebelumnya, sssst, sini, sini, aku bisikin, destinasi unggulan lainnya : Mangrove Center Graha Indah, di sini kamu punya kesempatan melihat bekantan, si Monyet Belanda, fauna endemik Borneo. Sedangkan untuk yang doyan uji nyali, trekking tipis-tipis menikmati view ala-ala Great Wall Tiongkok, boleh nih nemplok ke Batu Dinding Borneo.

Kembali ke laptop!

Begini nih penampakan bis pariwisatanya!

hutan lindung sungai wain hutan perawan balikpapan

Kami duduk satu orang per satu bangku. Jadi, bus segede gaban ini, isinya hanya 25 penumpang saja. Lengkap dengan prosedur kesehatan, memakai masker, tentu saja!

Praktek Tour Guide di dalam Bis Pariwisata

"Dalam kesempatan kali ini, kita akan langsung mempraktekkan semua materi pelatihan, bisa pakai bahasa Inggris maupun Indonesia" Pak Rusdiansyah membuka tur ekowisata saat bis mulai bergerak meninggalkan areal parkir hotel Grand Tjokro

Satu persatu peserta mulai uji nyali menjadi tour guide dan tak terasa kurang dari setengah jam, bis pun berbelok memasuki persimpangan gerbang masuk Hutan Lindung Sungai Wain, Hutan Perawan Balikpapan.

Jadi, rute ke Hutan Lindung Sungai Wain ini searah dengan jalur Balikpapan Samarinda. Kalau dari Balikpapan berada si sisi kiri jalan, termasuk dalam wilayah kecamatan Balikpapan Utara, kelurahan Karang Joang, dan selanjutnya 6 km lagi untuk mencai zona inti hutan lindung.

Hutan Lindung Sungai Wain, Selayang Pandang

Hutan Lindung Sungai Wain, awalnya dikenal dengan "Hutan Tutupan" oleh Sultan Kutai pada tahun 1934.

Di hutan ini jugalah tinggal fauna langka, beruang madu, maskot kota Balikpapan.

hutan lidung sungai wain

Mengutip dari satuharapan.com, tahun 1997, peneliti asal Belanda, Gabriella Fredriksson memulai riset panjangnya di HLSW, yang merupakan rumah bagi 50-100 beruang madu liar. Penelitian dan upaya konservasi doi meraup publisitas dan perhatian.

Selanjutnya, mulai tahun 2002, beruang madu mulai dijadikan maskot kota Balikpapan dan diresmikan lewat  SK Walikota No. 4 Tahun 2005.

"Untung saja ikut pelatihan HPI ini, aku jadi tercerahkan, ternyata ada BTS (Behind The Scene) maskot beruang madu!" Bisikku lagi.

Sebelum tiba di pendopo HLSW, kami juga melewati gerbang Kebun Raya Balikpapan. Jujur aku baru tahu kalau destinasi ini terletak dalam lokasi yang sama. Namun saat itu ada tulisan "Tertutup" di pintu masuknya. Mungkin karena pengaruh pandemi.

Usai coffee break dan mendengarkan pengarahan dari tour guide HLSW, Ramdhan Hutagalung, di Pos Ulin - pos penjagaan utama, trekking pun dimulai!

Are you ready guys?

Trekking Pendidikan

Menurut Ramdhan, awal trekking bisa disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.

Untuk jalur pendidikan, biasanya untuk siswa, trekking yang dipilih relatif tidak berat bahkan beberapa trek sudah disediakan kayu ulin. Jadi kemungkinan untuk terendam lumpur, kecil sekali. Jadi pakaian bisa tetap relatif bersih.

Nah, dalam kesempatan kali ini, apalagi jatuh pada hari Jumpat, kami hanya bisa menikmati trekking jalur pendidikan. 

Padahal jauh dalam hati, aku ingin sekali uji nyali sampai ke Camp Djamaluddin yang hits itu, agar kemungkinan berinteraksi dengan flora langka anggrek, kantung semar, berbagai jenis jamur dan flora endemik Jahe Balikpapan, pasti lebih besar dong!

... not to mention fauna endemik lain seperti orang utan, macan dahan, beruang madu, berbagai jenis kera dan bekantan.

Tepat kira-kira jam 10 pagi, trekking pun dimulai dari rute lokasi bendungan Sungai Wain.

Sesaat sebelum memasuki hutan perawan, di bawah pohon besar nan rindang semua peserta diminta berdoa, memohon keselamatan dan juga bisa mengambil hikmah atas perjalanan ekowisata kali ini.

pohon ara hutan lindung sungai wain

"Sebelum doa kita mulai, ada yang tahu kenapa kita berhenti di sini untuk berdoa?" Tanya Mas Soni ketua Dewan Pimpinan Cabang HPI Balikpapan.

"Lihat pohon besar ini? Ini adalah pohon ara yang juga disebutkan dalam tiga kitab suci agama Islam, Kristen dan Hindu!" Itulah kenapa kita berdoa di sini. Jelas Mas Soni.

Wah, lagi-lagi aku merasa takjub dengan materi pelatihan ini!

Buaya Muara Hutan Lindung Sungai Wain

"Bunda, ntar hati-hati lho saat di Hutan Lindung Sungai Wain nanti, jangan sampai terpisah dari rombongan, ada buaya lho di sana!"

Pesan Bang Iqbal, suamiku, kembali terngiang, saat aku berjalan tepat di belakang sang forest ranger, Mr Ramdhan. Di belakangku ada beberapa peserta lain yang mengiringi.

"Dan, apa benar di sini ada buaya?" Tanyaku, kepo!

"Benar Bu. Coba ibu lihat rerumputan di sebelah kiri ibu itu, ada beberapa yang rebah. Nah itu bekas buaya berjemur" Ramdhan menjawab kalem sambil trus berjalan.

"Masya Allah, rumput di tepi waduk Sungai Wain itu hanya kira-kira 30cm dari jalur trek!" Gumamku dalam hati.

"Tapi, jam begini biasanya buaya sedang di dalam air, Bu" Ramdhan menambahkan buru-buru, seperti bisa membaca pikiranku.

"Lalu, jam berapa biasanya mereka, tanning, Dan?" Aku masih kepo dong, tentu saja!

"Biasanya jam 6 pagi dan menjelang magrib" Tambah Ramdhan lagi.

Untunglah trek di samping bendungan ini segera berakhir. Kami pun berbelok, mulai memasuki hutan perawan yang sebenarnya.

Simfoni Hutan Lindung Sungai Wain, si Hutan Perawan Balikpapan

"Ibu, lihat gemburan tanah itu?" Itu bekas sosoran babi hutan Bu. Tambah Ramdhan lagi.

Aku menoleh ke kanan dan yes, gundukan tanah liat terlihat di beberapa tempat.

Simfoni hutan segera menyambut kami. Suasana sejuk dan teduh langsung membasuh kalbu. Mentari sudah tak kuasa menembus tajuk flora rimba. 

Di depan, Ramdhan sesekali menebaskan parang jika ada penghalang.

Kami lalu hanyut dalam kebisuan hutan, mereguk kedamaian, menyesap eksotika sang perawan!

Tiba-tiba, simfoni hutan semakin gaduh dan riuh!

"Apakah ibu memperhatikan perbedaan suara-suara binatang semenjak kita masuk tadi Bu? Sekarang semakin nyaring ya Bu. Itu tandanya ada perbedaan waktu. Coba lihat jam ibu, pasti sekarang sekitar jam setengah sebelas" Tukas Ramdhan lagi.

Aku meraih HP dan yup, 10:31 tertera di sana!

"Begitulah cara binatang hutan menandai waktu Bu. Coba deh nanti sekitar jam 11, pasti bakal riuh lagi, Tambah Ramdhan lagi.

Again, masya Allah, to be honest this is so new for me!

Rest Area Pos Satu

Akhirnya kami sampai di area yang sedikit terang dan terbuka, namun berbalut aura sendu. Sinar mentari mengintip malu-malu dari sela dahan dan mendarat lembut di lantai dasar hutan perawan.

"Jika beruntung, kita bisa bertemu burung enggang Bu, di sini tempat mereka mencari makanan" Ramdhan membuka percakapan.

Sambil menunggu peserta lain tiba, aku mengambil video tajuk pohon sambil berputar, dengan low angle!

Wah, rasanya begitu luar biasa. Kamu, iya kamu, harus buktikan sendiri kebenaran sensasi sesi merekam footage seperti ini!

"Saya perhatikan tadi ada yang ketinggalan sangat jauh dari rombongan" Pak Rusdiansyah membuka sesi ketika peserta sudah berkumpul di post istirahat hits ini.

"Saat bepergian dengan rombongan apalagi dalam hutan, usahakan jangan sampai terpisah, ya. Resikonya bisa sesat!"

"... dan yang paling penting usahakan situasi selalu dalam keadaan sunyi, seperti suasana eksotika belantara, agar penghuni hutan tidak merasakan kehadiran kita, sehingga kemungkinan untuk bertemu dan berinteraksi dengan mereka lebih besar"

Demikianlah beberapa catatan yang aku dapatkan saat sesi istirahat.

Usai foto bareng dan minum, 15 menit kemudian kamu pun kembali ke Pos Ulin dengan jalur trekking berbeda.

Pulang dengan Trek Berbeda

Kembali aku berada tepat di belakang Ramdhan. 

Beberapa rute pulang ini agak sedikit berbeda dri rute awal tadi. Kali ini kami tidak melewati bendungan tempat buaya "hang out".

Terus terang aku sangat suka jalur pulang ini, karena eksotika belantaranya sangat terasa. Berjalan di bawah tajuk pohon-pohon yang didominasi marga shorea.

Sesekali Ramdhan berhenti, dan tentu saja penyakit kepo aku kembali kumat!

"Dan, kenapa tadi kamu berhenti?"

"Oh tadi, aku sayup-sayup mendengar suara monyet di kejauhan, Bu. Aku pikir mereka mau berlompatan ke arah lokasi kita"

"Oh, begitu

"Mau say hello kali!" Batinku geli.

Tiba-tiba, Ramdhan berhenti di sebuah pohon yang kulitnya "terluka"

"Nah, ini bekas cakaran beruang madu, Bu. Dia mencakar batang pohon dan ingin mencari serangga yang biasanya membuat sarang di batang pohon"

Saking takjubnya aku lupa bertanya, jam berapakah meal time sang beruang madu itu.

Baidewei, subway, menurut pengamatanku trek pulang ini agak sedikit "menantang" giccu, karena ada beberapa topografi yang mendaki. Lumayan bikin keringat bercucuran meski dalam balutan kesejukan hutan perawan.

Alhamdullilah, akhirnya kami tiba kembali di Pos Ulin dan ternyata beberapa peserta sudah tiba dan sedang menyantap makan siang.

Usai mencuci tangan, seorang panitia langsung menyodorkan nasi kotak. 

Sempurna,bisikku dalam hati, karena "kampung tengah" memang sudah minta diisi!

"Kami tadi pakai jalur yang sama seperti rute masuk tadi Bu, jadi lebih dekat!" Jelas Rian, salah sorang peserta yang duduk di sampingku saat aku mulai menyantap nasi kotak.

Kiat Berkunjung ke Hutan Lindung Sungai Wain, Sang Perawan Urban!

"Berkunjung ke HLSW dan bertemu beruang madu atau hewan endemik lain, tak seorang pun bisa memberikan jaminan!" Tegas Mba Tari, salah seorang peserta yang juga memiliki agen travel ini.

rest area hutan lindung sungai wain


Semuanya tergantung rezeki dan tingkah lalu kita saat trekking di dalam hutan.

"Oh, kirain tergantung amal ibadah, mba!" Aku menyelutuk dan pecahlah tawa di Pos Ulin. 

"Namun ada beberapa kiat yang bisa kita adopsi agar kemungkinan bertemu penghuni hutan bisa menjadi kenyataan!" Sambung Pak Rusdiansyah. Diantaranya, galilah informasi sebanyak-banyaknya dari PIC tour dan yang utama, hindari berisik saat di areal hutan perawan!

Informasi Lainnya

Pos Ulin, selain sebagai pos penjagaan utama Hutan Lindung Sungai Wain juga berfungsi sebagai sentra kerajinan Sungai Wain. Puluhan pengrajin yang juga warga Sungai Wain tergabung dalam kelompok pengrajin hasil binaan program CSR Pertamina, dengan Discover Borneo sebagai pelaksana program.

Sayang sekali aku lupa mengambil foto hasil karya pengrajin ini. Mungkin ini pertanda agar aku ke sini lagi. Hihihi.

Seperti aku sebutkan di awal, jalur perjalanan bisa dipilih sesuai kemampuan dan panjang jalur jelajah. Untuk perjalanan setengah hari, pilihan Jalur Pendidikan seperti di atas bisa jadi opsi. Jika ingin bermalam di rimba, Jalur Induk menjadi pilihan utama!

Saat ini, harga tiket masuk ke Hutan Lindung Sungai Wain masih gratis namun dianjurkan untuk memberi tips kepada Forest Ranger seperti Mas Ramdhan.

Baidewei, subway, saat trekking kemarin, aku sangat menikmati suasana dan hanya mengambil sedikit dokumentasi. Selain itu suasana di dalam hutan juga minim cahaya, terhalang kanopi tajuk penghuni rimba. Jadi kalau kamu punya akses ke HP Sultan, bawa juga ya, biar greget kebangetan!

Sabtu, 24 Oktober 2020

Adventure Junkies, Pantai Gigi Hiu Should Be In You List!

Adventure Junkies, Pantai Gigi Hiu Should be in Your List!

"Kak, pernah dengar tentang destinasi Gigi Hiu?"

Mba Rien, sosok empunya www.travelerien.com, begitu aku memanggil Travel Blogger asal Palembang ini, mengajukan pertanyaan.

"Belum pernah, sih, mba. Tapi ntar aku browsing ya"

"Ada rencana kita akan memasukkan pantai Gigi Hiu dalam trip Way Kanan Lampung kali ini"

"Wah, kalau gitu memang sebaiknya aku browsing dulu ya biar greget!"

... dan saat melihat foto-foto, tak ayal aku pun sontak melongo!

adventure junkies pantai gigi hiu should be in your list
foto by @yopiefranz

Y-E-S I have to go there!

Baca juga: Lampung Yang Masih Tersembunyi dan Patut Dijelajahi

Lokasi

Pantai Gigi Hiu terletak di desa Pegadungan, kecamatan Kelumbayan, Tanggamus, Lampung.

Rute Pantai Gigi Hiu

Perjalanan kami kali ini melalui Teluk Kiluan. Kebetulan kami baru saja selesai eksplor Teluk Kiluan, berburu atraksi lumba-lumba umum dan yang paling dikenal, lumba-lumba hidung botol

Kendaraan kami parkir di desa Kelumbayan dan selanjutnya berganti mode transport, motor trail ala-ala Rambo, you know!

Namanya saja trail, namun aslinya motor bebekk kwek, kwek, kwek.

pantai gigi hiu kelumbayan lampung
foto by @travelerien

Y-E-S ke pantai Gigi Hiu, fisik prima adalah keniscayaan

... karena perjalanan sarat aroma keliaran dan kesangaran! 

Pengemudi ojek motor ini biasanya didominasi penduduk sekitar yang umumnya petani kopi. Hitung-hitung membantu menggerakkan roda ekonomi.

Tahun 2016 lalu, tarifnya Rp 200.000 untuk rute pergi pulang.

Rombongan kami, trip destinasi tur Way Kanan berjumlah 17 orang. 

Bak event off road, deru motor memecah keheningan di sepanjang jalan. 

Sesekali kami berpapasan dengan kendaraan warga dengan berbagai rupa. Ada yang sekujur bodi kendaraan sudah tak jelas lagi wujudnya. Bermandikan lumpur. Mungkin terjebak di rute sebelumnya.

Tak ayal mengundang senyum plus khawatir sekaligus. Gerangan medan apakah yang menanti kami di depan sana?

Badanku bergoncang hebat saat bang ojek menerabas jalan yang tak bersahabat. Kadang motor melambat, mencoba menemukan jalur selamat. Namun lebih sering menggilas apa saja yang melintas.

pantai gigi hiu kelumbayan lampung

Hampir tak ada pembicaraan saat perjalanan, karena bang ojek kudu fokus memastikan kendaraan aman sampai tujuan.

Sesekali badanku melorot tak terkendali, tak kuasa melawan sang gravitasi. Aku bergeser merasa tak nyaman sendiri. Namun situasi risih ini memang sukar dihindari, saat gravitasi kembali lagi mengambil kendali. Yup, bodi pun menempel lagi. Begitu terus berkali-kali. Hihihi.

Namun ada secuil pengalaman lucu nih. Ada satu momen saat aku lupa mundur, karena begitu fokus meresapi perjalanan yang seolah tak berujung, kawan, sampai-sampai bang ojek hampir tak kebagian jok motor kendaraan.

"Ibu, maaf, tolong mundur, ini saya sudah mau jatuh!"

"Oh, oh, maaf, Mas"

Kalau ada cermin saat itu, pasti mukaku kayak kepiting rebus kali. Hihihi, malu setengah mati!

Ntar dikira aku keganjenan apa, hahaha.

Tapi hei, jangan khawatir! Bukan hanya jalanan buruk saja yang kami nikmati, moleknya alam Kelumbayan juga menggenapkan perjalanan ini.

pantai gigi hiu pantai batu layar lampung
foto by @travelerien

Saat berada di spot ketinggian, garis pantai pemisah lautan dan daratan bagai sehelai benang dari kejauhan. Sejenak mampu melupakan kegetiran perjalanan yang melelahkan.

YES. Perjalanan ini kurang lebih mendekati pengalaman saat eksplor Air Terjun Putri Malu Way Kanan

Bedanya saat itu kami pakai motor trail beneran. Sedikit lebih nyaman karena memang didesain untuk menaklukkan medan sarat pengembaraan.

Kenikmatan Sesaat

Alhamdullillah, akhirnya bertemu jalan mulus!

Girangnya kebangetan!

Sayang seribu kali sayang, hanya kenikmatan sesaat. Belum hilang girang jalan sudah kembali berlubang-lubang!

Kali ini jalanan bercampur lumpur, aromanya pun sampai ke hidung. Aroma comberan, you know what I mean, kan!

Rest Area di Jembatan Megah

Di tengan belantara, jembatan megah sudah menunggu di depan sana.

"Dusun Batuh Suluh"

Begitu plang kuning menyapa sesaat mendekati jembatan megah.

Seperti dikomando kami pun singgah. Berusaha menata kembali mental dan raga. Cekrek!

pantai gigi hiu kelumbayan lampung
foto by @travelerien

Drama di Tengah Rimba

Tiba-tiba bang ojek berhenti.

"Turun dulu ya Bu, kita belum bisa lewat, ada truk kayu melintang, memenuhi badan jalan"

Aku bergegas turun sambil menoleh ke belakang juga ke depan. Motor teman-teman juga ikut berhenti.

Kami pun menonton adegan ala film Rambo beraksi

Sebuah jeep penarik sedang berusaha membebaskan truk. Beberapa lelaki bersinergi. Ada yang meneriakkan angka berkali-kali, menyebarkan semangat berbagi energi. Sedangkan yang berotot mencoba menaklukkan truk kayu yang ngotot.

eksotika pantai gigi hiu pegadungan tanggamus
jeep in action! 

Perlahan truk bergerak memberi akses, agar bisa diterebes.

Bergayut di atas roda lagi. Berguncang-guncang penuh gelora. Kali ini jalanan kian sempit dan penuh semak. Hanya muat satu motor. Medan jalan pun masih, you knowasoy geboy.

Motor ojek mba Dian, pemilik www.adventurose.com terjatuh. Doi pun tak kuasa menaklukkan gravitasi. Luluh lantak ke bumi.

"Aku baik-baik saja!" Ujar Mba Dian sambil tertawa dan naik ke sadel motor lagi.

Jadi sudah bisa dong membayangkan kondisi jalan menuju destinasi pantai Gigi Hiu ini ya.

Oh iya, yang mau icip-icip rute alternatif, silahkan berangkat dari Bandar Lampung, arahkan kendaraan ke Padang Cermin. Lanjut ke Bawang dan Kelumbayan. Desa Kelumbayan adalah desa terdekat ke destinasi ini. Rute ini juga tidak terlalu baik namun memangkas rute.

Masih ingatkah dengan quote femes ini? 

"Difficult roads often lead to beautiful destinations"

Itulah gambaran perjalanan ke pantai Gigi Hiu yang eksotik, pemirsah!

Atau kamu punya quote favorit lainnya?

Jam Operasional

Buka 24 jam, hahaha. Ya iyalah, pantai! Helllauwww!

Harga Tiket Masuk

Saat ke sana dulu (2016) tiket masuk sudah termasuk dalam paket. Namun, saat aku browsing kini berkisar Rp 15.000 hari biasa, dan Rp 20.000 per kepala saat hari raya.

Pantai Gigi Hiu Alias Pantai Batu Layar

Hampir satu jam terombang-ambing di lautan gelora kesangaran perjalanan. Akhirnya aku mencium aroma "kehidupan normal" sesaat setelah tulisan ini akhirnya nongol juga, kawan! 

adventure junkies pantai gigi hiu
pose hebring detik-detik menjelang pantai gigi hiu

YES! Akhirnya pengembaraan pun bertepi. Di sini lah motor-motor berhenti. Bang Ojek pun istirahat menyiapkan fisik untuk perjalanan balik nanti.

pantai gigi hiu batu layar pegadungan
spot parkir transport gigi hiu

Dari spot ini, barisan bebatuan artistik mengintip dari sela daun pepohonan, seketika kelelahan pun menguap, lenyap, seperti tak pernah hinggap!

Simfoni debur ombak memecah karang dan gulungan ombak raksasa, menyempurnakannya!

pantai gigi hiu should be in your list
view pantai gigi hiu dari kejauhan

Kami masih harus berjalan kira-kira 250km di bibir pantai menuju spot terbaik pantai Gigi Hiu. 

Akses pendek ini sungguh memikat. Melewati batuan pinggiran pantai, lalu menjorok ke hutan mini ke luar ke bebatuan lagi dan masya Allah, akhirnya sampai pantai Gigi Hiu yang eksotik itu!

batu artistik pantai gigi hiu
penampakan batu karang artistik itu

Pantai Gigi Hiu, Pantai Batu Layar, Pantai Pegadungan, kalau kamu menemukan kata-kata ini, sebenarnya mewakili destinasi yang sama.

Disebut Gigi Hiu karena desain batu karang yang tajam dan menjulang bagaikan gigi hiu, si top predator itu.

Untuk sebutan Batu Layar karena ada beberapa bebatuan yang mengembang laksana layar terkembang. 

Sedangkan Pegadungan, ya karena terletak di desa Pegadungan.

Lupakan romantisme taburan pasir putih dan halus di sini! 

Bersiaplah terpukau dengan kesangaran hamparan batu artistik yang tersebar secara alami dan unik!

pantai gigi hiu
masih tentang karang artistik pantai gigi hiu

Aku pastikan decak kagummu pasti akan berhamburan, berdesakan penuh gelora untuk dihempaskan!

Bolang ke pantai Gigi Hiu afdolnya musim kemarau, saat kondisi jalan masih ramah lah yauw. 

Well, kalau masih ngotot datang di musim penghujan, bersiaplah dengan berbagai kemungkinan yang jauh dari nyaman, seperti motor yang lengket dan terbenam di kedalaman lumpur sepanjang jalan, terpeleset, jatuh, endebrai, endebrai.

But, please jangan coba-coba berenang di sini, karena keindahannya bisa menelanmu, tanpa ragu!

So what should I do then?

Well, take your moment, dokumentasikan setiap detik berharga di sana.

pantai gigi hiu
dengan netizen Lampung

Jika ingin eksplor lebih, kamu bisa berjalan di antara karang artistik namun tetap dengan kewaspadaan dan fokus yang tinggi.

Gunakan alas kaki ringan dan nyaman yang cocok untuk bebatuan licin!

Iya, karang-karang di sini super duper licin! C-A-T-A-T!

Aktivitas 

Menikmati matahari terbit dan tenggelam adalah aktivitas favorit di sini. Namun karena tidak ada akomodasi, demi safety, bolang bareng dalam grup, sangat dianjurkan!

pantai gigi hiu
sisi lain sunset pantai gigi hiu

Saat aku kesana 2016, tidak ada fasilitas penunjang pariwisata apa pun di Gigi Hiu. Membawa perlengkapan pribadi terutama air minum dan camilan sangat-sangat direkomendasikan!

Pastikan destinasi pantai Gigi Hiu tetap cantik, unik dan resik!

Tinggalkan hanya kenangan! Haramkan membuang sampah sembarangan!

Last but not least, jika ingin menginap, homestay adalah pilihan dan itu hanya tersedia di Teluk Kiluan, 5 km dari pantai Gigi Hiu yang eksotikanya kebangetan!

Biar greget, memang kudu bolang ke sini, menyaksikan sendiri, karena eh karena, percayalah, kata seolah tak bermakna ketika gelora visual merampok segalanya!

So, sekali lagi yang ngaku adventure junkies, pantai Gigi Hiu definitely should be in your list!

pantai gigi hiu
can't take my eyes off of you!

Baidewei, subway
Akses ke objek wisata Gigi Hiu memang membutuhkan usaha yang bukan biasa dan yang pasti, jauh dari fasilitas pendidikan, seperti kampus misalnya. Namun jika kamu memerlukan informasi kampus terbaik di Bali dan dekat objek wisata di Bali, boleh nih mampir di postingan mba Lendy Agassi, pemilik www.lendyagasshi.com.

Sabtu, 03 Oktober 2020

Eksotika Bukit Merese dan Alasan Mengunjunginya!

 "Habis makan siang ini kita langsung ke destinasi selanjutnya, Pantai Tanjung Aan dan Bukit Merese, Pak, Ibu. Kedua tempat ini berdekatan"

Pak Salim, local guide saat eksplor 4D3N Lombok, memecah keheningan saat kami memasuki kendaraan.

Sejujurnya, aku ingin skip kedua destinasi ini karena garangnya sang mentari.

Syukurlah aku tidak melakukannya karena bisa dipastikan aku pasti 1000% menyesal, sodara-sodara!

Berikut alasan mengapa harus mengunjungi Bukit Merese, si Bukit Cinta Lombok Tengah!

Eksotika Bukit Cinta 

eksotika bukit merese dan alasan mengunjunginya

Bukit Merese alias bukit cinta!

Haah, bukit cinta, mengapa oh mengapa?

Aku percaya, pasti kamu akan nyeletuk begini, "Ann, kayaknya kamu kali ini agak hiperbola"

Izinkan aku menggambarkan eksotika bukit cinta!

Seperti yang aku ungkapkan di awal, sebenarnya aku ingin skip kedua destinasi ini, karena eh karena  sangarnya sang mentari.

Perasaan gerah dan membayangkan kulit wajah akan terpapar meski sudah menggunakan properti kaca mata dan topi, pastilah tak bisa dihindari.

Namun, semua perasaan itu aku hempaskan. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Kadang kala kesempatan hanya datang sekali, beccul?

Letak dan Cara Menuju Bukit Merese

Bukit Merese berada di jalan Kuta Lombok, Pujut, Lombok Tengah. Sekitar 2 jam dari kota Mataram atau 40 menit dari bandara internasional Lombok (LIA).

Baca juga: D'Max Hotel Dekat dengan Bandara Internasional Lombok, Gratis Antar Jemput

bukit merese serta alasan mengunjunginya

Termasuk dalam kawasan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, 1 dari 10 destinasi pariwisata prioritas (10 Bali Baru) yang tengah dikembangkan pemerintah periode 2019-2024, dan dikerucutkan lagi menjadi 4 destinasi fokus percepatan bersama destinasi lainnya seperti Danau Toba, Labuan Bajo dan Borobudur. 

Saat aku eksplor Bukit Merese Maret 2018, kondisi jalanan saat itu mulus dan lancar jaya dengan starting point dari kawasan Senggigi. 

Kami berempat, aku, hubby, Pak Salim dan pengemudi, menggunakan Toyota Kijang Innova yang kondisinya terawat. AC dingin, interior bersih dan mesin halus. Perfect combo!

Panorama Eksotika Bukit Cinta

Seperti yang aku tuliskan di itinerary 4D3N Lombok yang layak dicoba, paket destinasi ini ada di hari kedua bareng dengan eksplor Desa Wisata Sasak Sade dan Songket Tenun Sukarara. Dan rencananya, setelah Bukit Merese lanjut ke Destinasi Kesayangan Wisatawan Gili Trawangan.

"Nanti kita harus naik ke Bukit Merese di sana," ujar Pak Salim sambil menunjukkan sekumpulan kontur bukit, ketika kami sampai di pantai Tanjung Aan

"Kita ke Bukit Merese dulu, baru eksplor pantai Tanjung Aan ya," Tambah Pak Salim lagi.

Baidewei, subway,

Trek Bukit Merese tidak terlalu terjal, meski kamu kelas pendaki pemula, aku haqqul pasti kamu, iya, kamu yang mendadak ragu, bisa menundukkannya.

Saat itu bulan Maret, musim kemarau. 

Rumput-rumput Bukit Merese merintih pedih, resah tak berdaya di terik sang surya.

"Beginilah keadaan Bukit Merese saat kemarau," Pak Salim kembali memecah keheningan.

Aku merasakan keringat menitik deras di sekujur badan. Sesekali aku juga bisa mendengar deru nafasku yang agak kedodoran, hahaha. Maklum tanpa persiapan, pemirsah!

Tahukah kamu?

Rasa gerah, panas dan bosan hanya sekitar 10-15 menit bertahan dan langsung terbayarkan.

Y-E-S. Semua kelelahan menguap ketika sampai di puncak Bukit Merese!

Sejauh mata memandang hanya ada eksotika panorama indah, hamparan air laut biru dan terumbu karang. Sukses hadirkan rasa cinta membuncah. 

alasan mengunjungi bukit merese

Itulah kenapa destinasi ini disebut juga Bukit Cinta!

... siapa pun yang melihatnya, tak kuasa terjerat pesonanya.

Sang bayu mendayu menyanyikan lagu cinta, menyempurnakannya.

"Masya Allah aku berbisik lirih dalam hati, rasanya belum pernah aku dilingkupi rasa banyak cinta seperti ini!"

"Rasanya  seperti bukan di ibu pertiwi, seperti di luar negeri, mungkin di Eropa, entahlah, yang pasti seperti bukan di Indonesia, saking cantiknya!"

Mungkin boleh jadi karena aku belum banyak eksplor tempat-tempat indah luar biasa ya, jadi begitu cepat membuat kesimpulan karena belum punya perbandingan.

"Kalau musim penghujan rumput-rumput di Bukit Merese berwarna hijau. Segar!" Tambah Pak Salim lagi

Saat itu, penghujung Maret rumput yang mulai kering berwarna kuning. Mengingatkan aku akan suasana foto-foto travelling musim panas di negara empat musim.

Sepertinya harus ke sini lagi, saat rumput hijau.

... dan seperti biasanya hijau selalu saja sukses buatku terpukau!

bukit merese dan alasan mengunjunginya

Aktivitas

"Menikmati sunset dan sunrise, dua aktivitas favorit Bukit Merese," Tukas Pak Salim lagi.

Sisi Bukit Merese sangat luas dan mempunyai banyak spot menarik, masing-masing dengan ciri tersendiri. 

Pastikan kamu eksplor semua sisi bukit, biar greget!

Ada spot dengan view pantai Tanjung Aan, Batu Payung, Pantai Kuta Mandalika dan Pantai Seger di kejauhan. Tinggal pilih, eksplor sendiri!

Karena waktu terbatas kami hanya eksplor spot dengan view pantai Tanjung Aan dan Batu Payung di kejauhan.

Saking jernihnya air laut, meski dari puncak, pandangan bisa menembus melihat karang di kedalaman.

Tak perlu ngantri untuk spot foto instagramable karena semua sudut punya eksotika sendiri. 

Saatnya memanjakan hasrat fotografi. Potrait, landscape, nail it, babe!

alasan mengunjungi eksotika bukit merese

Pohon Galau Bukit Merese

Saat menuliskan tulisan ini, ada beberapa literasi yang menyatakan hanya ada satu pohon yang tumbuh di Bukit Merese, disebut pohon Galau.

Dapat julukan pohon galau karena hanya doi sendiri yang eksis di situ.

Konon pohon itu memang ditanam untuk keperluan penyanyi Isyana syuting video klip lagu Mimpi.

Waktu ke sana kemarin aku belum tahu fakta pohon galau ini dan sepertinya Pak Salim, guide kami juga khilaf tidak menambahkan di agenda, hahaha.

Jadi, sepertinya memang harus ke sini lagi,untuk membuktikan sendiri keberadaan Pohon Galau ini, hihihi.

Tenaaaang...

Biar gak kepo dan ikutan galau, berikut penampakan aerial view Bukit Merese plus pohon Galau di video klip lagu Mimpi Isyana Sarasvati.

Sangat, sangat dianjurkan melihat video ini, karena masya Allah Bukit Merese sungguh membius mata, percayalah!


Bermain dengan Ternak Sapi atau Kerbau

"Saat rumput hijau, banyak ternak dibawa gembala ke atas sini.  Bahkan wisatawan mengabadikan momen unik bareng ternak" Jelas Pak Salim.

Namun sayang saat kami ke sana, belum beruntung ketemu kawanan ternak.

Nah, ini kan seperti tanda lagi. Harus ke sini lagi!

Setuju, pemirsah?

Aamiin.

Lain-Lain

Dari hasil penelusuran, harga tiket masuk Bukit Merese bergerak dar Rp 5.000 s/d Rp 10.000.

Kebetulan kemarin kami ikut paket khusus jadi sudah termasuk di dalamnya.

Oh iya, karena tidak ada logistik di sekitar bukit Merese, pastikan kamu membawa air minuman dan menggunakan alas kaki yang nyaman ya!

Pastikan juga tidak meninggalkan sampah kecuali kenangan!

Sepertinya isu sampah ini akan jadi pekerjaan rumah bagi pengelola destinasi Bukit Merese, karena di beberapa area aku menemukan banyak sampah plastik kemasan makanan/minum dan juga plastik keresek.

... dan membuat aku teringat postingan sahabat, Travel Blogger Kang Aip, pemilik www.ariefpokto.com tentang sosok ibu Mahariah, srikandi perubahan Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu.

Apa ya kira-kira reaksi beliau jika melihat sampah yang berserakan di destinasi pariwisata prioritas, Bukit Merese ini? Hmmm.

Catatan

Karena eh karena masih belum puas dengan video dari Isyana di atas, aku pun berselancar lagi dan menemukan satu lagi video yang tak kalah indah dari channel Indah Alami, masih aerial view juga.


Last but not least,

Apakah alasan mengunjungi eksotika Bukit Merese versi aku ini cukup menggoda?


Sabtu, 19 September 2020

Rekomendasi Itinerary 4D3N Lombok Ini Layak Dicoba Buat Pemula!

Yang belum pernah menjajal Lombok mana suaranya? Tenaaaang. You are not alone. Been there! Sini, sini merapat, aku bisikin rekomendasi itinerary Lombok 4D3N yang layak dicoba!

Just sit and relax, enjoy my experience below!

rekomendasi itinerary 4d3n lombok

Mengapa Harus Lombok?

Lombok sudah lama menghantuiku! 
Hahaha.
Thanks to social media dan beberapa review eksotika Lombok, yang sukses menumbuhkan gelora!

Tapi, hei aku juga tidak sendiri lho, sahabatku, Sofia Dewi, Lifestyle Blogger asal Yogja,  memutuskan mengunjungi Haru & One Day, Cafe-nya Lee Donghae Super Junior di Seoul Korea berdasarkan review juga, termasuk waktu terbaik mengunjunginya!

Memutuskan destinasi liburan setelah membaca review, menurutku ada plus minusnya, tentu.

Plusnya, kayak sudah dapat bocoran, jadi bisa meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan!

Seperti kegiatan mengelilingi Gili Trawangan. Iyesss, aku tahunya yah dari review, kalau Gili ini bisa dikelilingi dengan jalan kaki, pemirsah! How cool is that!

Sementara minusnya, skip sensasi kejutan-lah.

Jadi, begitulah, karena sudah 'teracuni' aku pun termotivasi berupaya, gimana yaaa caranya agar punya kesempatan travelling ke destinasi yang bergelar pulau 1000 mesjid ini!

Stalking Kuis Social Media

Sebagai seorang blogger, memiliki social media adalah keniscayaan!

Bagiku pribadi, selain buat optimasi, bisa juga untuk ikutan aktivasi, termasuk kuis-kuis, mulai dari hadiah recehan hingga kaliber sultan.

Ayo, yang seperti beta, mana suaranya?

... and also I am full aware that, kemungkinan untuk berlibur dari penghasilan perbulan, pasti akan jauh panggang dari api (baca: agak sulit direalisasikan!)

Untuk itulah aku sering banget tuh stalking akun-akun kuis terutama di instagram seperti @bursakuis @kuisgratis, @pejuangkuis dan lain-lain. 

Jadi bisa dikatakan, hampir 100% postingan travelling di blog ini, adalah hasil jerih payah mengikuti lomba-lomba di social media.

Hadiah-hadiah ini tidak semua dalam bentuk tunai. Beberapa dalam bentuk voucher dan redeem poin aplikasi seperti ketika staycation di Hotel D'Max, Hotel Dekat Bandara Internasional Lombok.

Pemenang Grand Utama Paket Lombok

Y-E-S. Alhamdullillah!

Yang Maha Kuasa akhirnya menjawab lirih doa yang aku pinta di antara sajadah.

Tapi tentu saja tak melulu doa ya. Harus ada upaya juga. Upaya dan doa adalah keniscayaan!

Doa juga bermacam-macam, ada yang langsung jadi kenyataan, ditunda atau bahkan dibatalkan.

Aku memilih mengikuti lomba selama sebulan di sebuah brand dan akhirnya dinyatakan sebagai pemenang utama! YES, kamu tidak salah baca, satu bulan, pemirsah!

Hadiahnya voucher travelling ke Lombok sebesar 15 juta! Huuaaaa....!

Terbukti lagi, memang hasil takkan pernah mengkhianati usaha ya.

Jadi, aku bisa ambil paket yang mana saja, asalkan senilai hadiah. Kalau lebih, kudu nambah, kalau kurang, tidak bisa re-fund juga.

Yup, you are aright! Kudu, pintar-pintar pilih paketnya! Tapi, gak sampai mesti ke orang pintar juga sih, bruakakaka.

Alhamdullillah. Adalah travel agent, Bayu Buana, yang menerbitkan vouchernya. 

Lagi-lagi alhamdullillah, ada cabangnya di Balikpapan!

Setelah bolak-balik konsultaksi eh konsultasi, kami akhirnya memilih paket rekomendasi itinerary 4D3N Lombok, paket bulan madu, karena saat itu kami hanya berdua, sedangkan Yasmin baru saja berangkat ke Jepang, lolos program pertukaran pelajar AFS.

Baca juga : Kiat Lolos Seleksi AFS

Rekomendasi Itinerary 4D3N Lombok

Dilansir dari situs marijelajahiindonesiaku, untuk mengekspor seluruh obyek wisata di Lombok, mungkin dibutuhkan waktu sekitar 2 minggu sampai 1 bulan, dan biasanya ini dieksekusi oleh wisman.

Sementara wisatawan domestik, 3-4 hari atau seminggu, jarang banget sih menemukan yang berminggu-minggu.

Masuk akal sih ya, karena umumnya sistem cuti pekerja/masyarakat Indonesia maksimal 12 hari kerja dalam setahun sedangkan wisman bisa berbulan-bulan.

Obyek wisata di Lombok terbagi atas Lombok Tengah, Timur, Barat, Utara dan kota Mataram.

Bandar udara LIA (Lombok International Airport) di Lombok Tengah, pelabuhan Lembar (penyeberangan ke Bali) di Lombok Barat dan pelabuhan Kayangan (penyeberangan ke Sumbawa) di Lombok Utara.

Sudah, sudah, tidak perlu dihafalkan ya, Maemunah

Kalau lupa, mampir saja lagi ke sini. Lumayan kan buat sedekah PV. Hihihi.

Aduh, ngecap mulu Ann, buruan, mana nih rekomendasi itinerary 4D3N Lombok-nya?

Bikelah!

Hari pertama

Kami tiba di Lombok pas jam makan siang. Memang sengaja cari pesawat paling pagi dari Jakarta agar masih bisa acara bebas giccu.

rekomendasi itinerary 4d3n lombok paket bulan madu

Pak Salim, guide kami menawarkan untuk city trip (ini memang tidak termasuk dalam paket sih) namun kami tolak, karena memang mau langsung rebahan dulu di hotel, maklum bangunnya sebelum subuh.

Apalah enaknya jalan-jalan kalau bodi sudah letoi, yekan, mpo, agan?

Begitu sampai di hotel, ganti pakaian dan sholat, langsung deh sleep-sleep chicken

Namun tak bisa lama-lama juga, karena sudah ada janji silaturahmi dengan teman hubby, Mas Ali yang memang tinggal di Lombok.

rekomendasi itinerary 4d3n lombok

Setelah ngobrol sebentar di lobi hotel, tak berapa lama 'kampung tengah' beraksi, minta diisi!

rekomendasi itinerary 4d3n lombok

Mas Ali menyarankan makan di pusat kota Mataram, di restoran kesayangan wisatawan.


Roemah Langko

Pas menulis postingan ini, aku sebenarnya lupa apa nama restorannya, hahaha. 

Lalu aku browsing lah dengan mengetikkan 'restoran wisatawan di mataram' dan artikel dari tripadvisor muncul di halaman utama.

rekomendasi itinerary 4d3n lombok layak dicoba

... dan imej ini langsung membawaku ke suasana saat menikmati kuliner di sana.

rekomendasi itinerary 4d3n lombok paket bulan madu

Restoran ini seperti rumah peninggalan Belanda. Dan spot fotonya didominasi properti jadul.

rekomendasi itinerary 4d3n lombok paket bulan madu

Secara umum, hidangan yang ditawarkan cukup menggoyang lidah. Kali ini aku tidak akan membahas banyak ya tentang Roemah Langko. 

Kalau masih geregetan bisa langsung pakai kata kunci diatas saja, ada banyak review Roemah Langko.

rekomendasi itinerary 4d3n lombok

Eits, fakta lainnya, trip ini berlangsung Maret 2018, empat bulan sebelum gempa Lombok yang mengemparkan itu!

Lanjut!

Usai menyantap kuliner kami pun berpisah.

Setelah magrib, aku dan hubby, memutuskan menikmati senja di Senggigi pakai motor pinjaman dari Mas Ali, hihihi. Motornya baru buka bungkus, pemirsah! 
Alhamdullillah.

rekomendasi itinerary 4d3n lombok

Suasana Senggigi mengingatkan aku akan suasana pantai Manggar di Balikpapan. Banyak cafe dan ekspatriat. Kayaknya kami deh yang berasa turis. Luar biasa nih, Senggigi!

rekomendasi paket bulan madu itinerary 4d3n lombok

Kami memilih salah satu sudut di tepi jalan kawasan Senggigi, menikmati sunset, ditemani, jagung bakar 3 rasa, asam, manis dan pedas. Enyaaaak!

Hari Kedua

Islamic Center Mataram 

Jam 8 pagi Pak Salim dan pengemudi sudah muncul di resepsionis.

"Pagi Bapak, Ibu, sesuai paket, kita hari ini akan eksplor desa suku Sasak Sade, Banyumulek lalu ke pantai Kuta Mandalika, Bukit Merese dan Tanjung Aan" Pak Salim langsung memberi bocoran destinasi.

Saat itu, Maret 2018, masih sebelum gempa Lombok, akses jalan dari Senggigi ke kota Mataram mulus dan lancar.

"Bapak, Ibu, mau foto-foto dulu kah di Islamic Center?

"Boleh, Pak

Aku menjawab cepat tanpa ragu!

Tak berapa lama mobil memasuki lokasi Islamic Center, landmark kota Mataram, yang di dalamnya terdapat mesjid Hubbul Wathan..

Kubah mesjid Hubbul Wathan ini juga dibuat mirip dengan batik khas suku Sasambo, singkatan dari nama-nama suku yang mendiami NTB which is Sasak, Samawa dan Mbojo.

Memiliki 4 menara yang menjulang tinggi. Satu diantaranya Menara Asmaul Husna dengan tinggi 99 meter. Menara ini bisa digunakan untuk melihat kota Mataram tanpa ada penghalang. 

Tempat ini memang diarahkan sebagai pusat peradaban Islam di Asia, beragam infrastruktur pun ditambah, tambah Pak Salim.

Hanya sebentar di sini, pose di depan tulisan. Biar sah gitu lho. Bukan hoax. Hahaha.

rekomendasi itinerary 4d3n lombok paket bulan madu

Kami sangat menikmati perjalanan apalagi cara pengemudinya berkendara patut diacungin 2 jempol! 

Aku termasuk gampang mual dengan pengemudi yang kurang lihai. 

Tahukan ya maksudku? 

Itu lho, yang nyetir minus feeling, ngeremnya suka dadakan kayak tahu bulat, bikin badan berguncang atau saat merubah persenelling, bisa terdengar tuh gemerutuk mesinnya, kraaak! Hayyaaaa, suadis!

Sentra Kerajinan Gerabah Banyumulek Lombok Barat

Akses ke lokasi ini agak unik. Rute melewati jalan-jalan sempit yang diapit suasana pedesaan. Suka! 

Mengingatkan aku akan masa kecil di kampung nenek/opung di Tanah Jawa Sumatera Utara. Namanya saja sih Tanah Jawa tapi warganya banyak orang Batak, hahaha.

Saat itu masih pagi dan sentra gerabah Banyumulek masih sepi.

Begitu masuk, seolah tersedot dalam lautan gerabah. Seluas mata memandang hanya ada gerabah dan gerabah.

rekomendasi itinerary 4d3n lombok paket bulan madu

Banyumulek, absolutely, keniscayaan banget nih buat gerabah lover dan pencinta desa wisata! 

Terdapat sederet kerajinan tradisional cantik dari gerabah yang telah diolah sedemikian rupa hingga menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomi.

Satu gerabah, kendi ajaib mencuri perhatianku! 

Mengapa ajaib?

Simak video berikut ini.

Songket Tenun Sukarara Lombok Tengah

Next stop, sentra songket tenun Sukarara!

Buat kamu pencinta songket, destinasi ini memang biangnya!

Seperti bisa membaca gelora wisatawan dan para netizen budiman, disediakan photo booth lengkap dengan properti, pemirsah!

Cekidot!
rekomendasi itinerary 4d3n lombok


rekomendasi itinerary 4d3n lombok

Kalau mau menghadiahkan oleh-oleh tradisional Lombok buat kesayangan, songket tenun Sukarara bisa jadi pilihan!

rekomendasi itinerary 4d3n lombok

Harganya gimana?

Ada harga ada rupa. Mulai dari harga rakyat sampai ningrat!

rekomendasi itinerary 4d3n lombok

Next stop,


Desa Wisata Sasak Ende Sengkol 

Dari jauh sudah terlihat banyak kendaraan parkir termasuk beberapa bis besar. 

Sayup-sayup terdengar alunan musik tradisional. Aku langsung mencium aroma sakral.

rekomendasi itinerary 4d3n lombok layak dicoba

Benarlah, ternyata sedang ada pertunjukan adu ketangkasan pria suku Sasak Peresean.

Selanjutnya kami berkeliling Desa Sasak, yang masih kental banget suasana tradisionalnya.

rekomendasi itinerary 4d3n lombok

Pantai Kuta Mandalika

"Pak, Ibu, ntar makan siang di Kuta Mandalika ya"

Pak Salim membuka pembicaraan sesaat masuk ke dalam mobil.

"Kuta? Apakah ini sama dengan Kuta yang di Bali, Pak," Tanyaku kepo, tentu saja.

"Sepertinya hanya persamaan nama saja, Bu," tuntas Pak Salim

Cuaca sepanjang perjalanan melow-melow sendu, senada dengan'kampung tengah' yang sudah mulai protes, hihihi.

... dan secara umum, kondisi jalanan mulus, lus seperti kulit wajah yang baru dapat endorse skincare.

Dari jauh tulisan Mandalika di tebing ala-ala tulisan "Hollywood" yang kayak di film-film itu, langsung mencuri hati.

rekomendasi itinerary 4d3n lombok

Wow, unik dan cantik sekali view pantai Kuta Mandalika ini!

rekomendasi itinerary 4d3n lombok


Gimana menurutmu?

Kami diajak memasuki Segara Anak Resto yang menghadap pantai Kuta Mandalika.

Jarak pandang lumayan jauh sih. Kapal-kapal yang lagi parkir, terlihat seperti titik-titik saja dari tempat kami duduk.

Tapi aku suka!

Saat itu pantai sangat sepi, karena memang bukan musim liburan. Itulah kenapa aku suka bolang di musim seperti ini!

Hari itu sang surya sangat garang. Permukaan air laut berkilat-kilat dari kejauhan, sejauh mata memandang.

Spot resto pilihan Pak Salim ini, luar biasa! 

Dari tempat kami menyantap hidangan, view pantai Kuta dengan gradasi warna pantai berpayungkan langit biru mampu membius mata!

Meski menu biasa namun dinikmati bareng yang tercinta jadi luar biasa!

rekomendasi itinerary 4d3n lombok

Membayangkan suasana terik, mendadak keinginanku untuk foto menguap entah kemana. 

Tapi, mosok sih ga ada kenangan di Kuta Mandalika. Piye, Ann? Yakin? Tidak menyesal?

Bisikan ini bertalu-talu bergema di benakku.

Akhirnya...

Foto juga deh. Klik!

Bukit Merese

Masih dengan suasana panas terik membelit, kami memutuskan naik ke Bukit Merese.

Masya Allah!

rekomendasi itinerary 4d3n lombok


rekomendasi itinerary 4d3n lombok

Aku bersyukur memutuskan naik ke sini, meski mentari masih garang sekali, karena viewnya mengingatkan aku akan destinasi di Eropa.

"Memangnya situ pernah ya ke Eropa?"

Anu, lihat di internet lah!

Hahaha...

Cerita sensasi selengkapnya cus ke Bukit Merese dan Alasan Mengunjunginya!

Pantai Tanjung Aan

Bukit Merese dan pantai Tanjung Aan letaknya berdekatan!

Jadi, usai minum kelapa muda, masih dengan peluh yang melekat di badan, usai hiking ke Bukit Merese, aku dan bang Iqbal, uji nyali lagi bermain ayunan bermandikan terik mentari.

rekomendasi itinerary 4d3n lombok

rekomendasi itinerary 4d3n lombok

Luluh lantak itu semua hasil ritual skincare!


Hari Ketiga

Gili Trawangan

Untuk pengalaman selengkapnya silahkan mampir di Gili Trawangan Jadi Destinasi Kesayangan Wisatawan, Alasannya ya. 


Hari Keempat

Lombok to Balikpapan

Akhirnya hari yang ditakutkan pun tiba!

Kembali ke kenyataan!

Hahaha, back to reality, my home sweet home, Balikpapan.

Apakah kamu punya rekomendasi itinerary 4D3N Lombok yang layak dicoba lainnya?


Referensi:

https://www.merdeka.com/gaya/ini-pentingnya-review-wisatawan-online-dalam-proses-pencarian.html
https://www.marijelajahindonesiaku.com/2017/12/itinerary-lombok-4-hari-3-malam.html