Minggu, 29 April 2018

Campuhan Ridge Walk Ubud Bali Trek Jogging Bukan Biasa

Campuhan Ridge Walk Ubud Bali Trek Jogging Bukan Biasa

 
Campuhan Ridge Walk Ubud Bali Trek Jogging Bukan Biasa
Pose impian di Campuhan Ridge Walk

"Jadi besok ke Campuhan, sayang?"

Abang bertanya sambil mengoleskan selai roti, di antara kilau sinar matahari yang menerobos dedaunan hijau, teras kamar hotel Kampung Ubud pagi itu.

"Iya dong, Bang"

Mudah-mudahan cuaca cerah seperti beberapa hari ini juga berlaku besok hari, aku bergumam dalam hati.

***

Alhamdullillah, semesta mendukung dan turut mengaminkan doa!

Jadilah pagi ini, kami bersiap-siap ke Campuhan Ridge Walk Ubud Bali trek jogging bukan biasa, salah satu dari beberapa lokasi aktivitas favorit di Ubud, Gianyar Bali.

Inilah kenapa penting mengetahui aktivitas favorit di tempat wisata agar liburan semakin optimal, maksimal, berkesan dan tentu saja tak terlupakan!

Di Ubud ada banyak hal-hal fantastik!

Satu di antaranya kegiatan berjalan kaki.

Iya, kamu tak salah baca, hanya dengan berjalan kaki alias goyang lutut.

Di jalan setapak pedesaan, di antara pematang sawah yang berjenjang bahkan hanya berjalan melenggang menikmati alam.

Baca juga : Sawah Terasering Tegallalang Bali

Nah, menyusuri hamparan hijau memukau trek jogging Campuhan Ridge Walk adalah hal favorit yang harus menjadi pertimbangan ketika di Ubud, Gianyar, Bali.

Dan mencapai puncaknya ketika tiba di punggung bukit dengan panorama alam memukau. Berada di antara pelukan hamparan ilalang, lembah sungai Campuhan, deretan pohon tropis hijau memukau dari seberang bukit di antara bangunan vila dan rumah penduduk.

Layaknya sebuah lukisan.

Ini Yang Akan Engkau Dapatkan!

Meski jauh meringsek di kesunyian dan di tengan perbukitan, di sini tidak akan kau temukan becek dan kumuh. Tidak sama sekali!

Jalur trek jogging permanen dan kokoh sudah tersedia.

Bahkan hanya dengan sandal jepit, kau masih bisa menikmati, cuma ya tidak nyaman dan tidak optimal ya.

Dalam perjalanan kemarin kami bahkan menemukan beberapa orang berjalan tanpa alas kaki sama sekali. Mungkin sedang praktik refleksi.

Nuansa hijau perbukitan sangat kental di sini.

Nyanyian jangkrik sesekali, gemercik sungai Campuhan dan hembusan sang bayu di antara dedaunan hijau. Sederhana, tapi percayalah, sangat memukau!

Kapan Waktu Terbaik?

Dari berbagai literasi digital diperoleh pagi hari sekitar jam 6 sampai 6.30 atau sore menjelang sunset adalah waktu terbaik mengeksplor Campuhan Ridge Walk Ubud Bali trek jogging bukan biasa ini.

Dan itu terbukti, it works!

Mengapa?

Kalau kesiangan bisa meleleh, guys...

Panasnya tak terkira, karena saat di punggung bukit, hanya ada hamparan ilalang hijau memukau, tak ada kanopi di sana, beberapa pohon sejenis pinang yang menjadi ikonik Campuhan Ridge Walk Ubud, tak cukup merayu garang sang surya untuk melembut.

Kami pun mengikuti nasihat jitu ini!

See, ini sekali lagi membuktikan betapa penting sekali mencari literasi tentang tempat yang akan dikunjungi ya guys.

Berangkat pagi sekali juga memberi kemungkinan hanya sedikit bertemu penduduk lokal yang akan beraktivitas, jadi perjalanan terasa sangat personal, serasa punya hutan dan bukit pribadi!
So, sekali lagi, early morning or late afternoon untuk bisa maksimal menikmati eksotika Campuhan Ridge Walk Ubud Bali ini ya.
Bagaimana Cara ke Campuhan Ridge Walk Ubud Gianyar Bali?

Sehari sebelumnya aku sudah bertanya pada staf hotel Kampung Ubud Bali, tempat kami menginap. Hotel kami terletak di jalan Monkey Forest, jadi cukup terus berjalan ke Utara ke arah Jalan Raya Ubud, sesampainya di pertigaan berbelok ke kiri.

Aku juga sudah punya contekan, salah satu petunjuk bahwa kita sudah berada di trek yang benar adalah harus menemukan tanda "GOING TO THE HILL". 

Setelah itu tinggal mengikuti petunjuk yang sudah disiapkan untuk menghindari salah jalan.

Ini adalah pengalaman pertama kami di Bali, jadi belum begitu percaya diri. 

Aku ingat, ada 3 kali aku bertanya dan yihaaa... akhirnya sampai juga di persimpangan ikonik ini.

Campuhan Ridge Walk Ubud Bali Trek Jogging Bukan Biasa
Pastikan bertemu tanda ini ya! 

Yup, tanda ini sangat ikonik di dunia maya "GOING TO THE HILL" atau MARWICK IBAH .

Selain itu ada juga beberapa petunjuk kalimat disertai anak panah sebagai informasi tambahan agar tidak tersesat, namun tentu saja dalam bahasa Inggris, karena eh karena di Ubud, kita bangsa Indonesia adalah turis, hahaha... atau boleh jadi, yang sering review Campuhan Ridge Walk Ubud Bali adalah para turis luar yang tersesat lalu curhat sehingga dibuatlah petunjuk ini

Campuhan Ridge Walk Ubud Bali ini adalah salah satu tempat impianku, jadi  waspadalah, waspadalah akan banyak penampakan pose di tulisan ini!

Yang pasti tak cukup satu, hahaha...

Tak disangka-sangka abang juga gak tahan, ikutan latah.

See, kebahagiaan memang menular, fix!

Selagi asyik berfoto ria seorang turis manca negara dengan peluh di sekujur tubuh melintas. Jam tujuh sudah pulang jogging, kira-kira jam berapa doi mulai ya...?

"Good Morning!"

Sapaku sekaligus menghadiahinya senyuman memecah kebekuan dan dia membalas dengan seuntai senyuman dan ucapan, "Good Morning!"

Usai berpose ria kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan, karena kontur sedikit curam. Di sini, lebar jalur trek jogging hampir 3 meter karena masih harus berbagi dengan jalur masuk ke Pura Gunung Lebah. Terbuat dari konkrit kokoh dan terawat. Keren!

Menjelang tikungan, pohon beringin besar sudah menanti, karena hari masih cukup pagi, suasana mistis dan horor sungguh terasa banget di sini. Hiiiii.... kelam dan mencekam,  akar beringin yang berjuntai-juntai semakin memperjelas keadaan. Bisa membayangkan?

Di seberang pohon beringin, ada tempat parkir mobil dan roda dua, dan hei lihatlah, sudah lumayan banyak nih yang parkir.

Aha! Ada satu tanda lagi di sini dan lebar jalur trek pun semakin mengecil, jadi kira-kira 1.5 meter. Tertera juga jarak yang akan kita tempuh, kira-kira 2 km. Catat!

Campuhan Ridge Walk Ubud Bali Trek Jogging Bukan Biasa
Belokan pertama sebelum jembatan mini

Semakin dekat ke jembatan gemericik sungai semakin terdengar, kepo semakin menjadi-jadi.

Dan akhirnya... sampailah kami di jembatan mini.

Di sisi kiri-kanan jembatan, hijau dedaunan semakin memanjakan pandangan. So peacefull dan cantik sekali!

Campuhan Ridge Walk Ubud Bali Trek Jogging Bukan Biasa
Dedaunan hijau memukau

Dinding Pura Gunung Lebah segera menggeliat dari balik tikungan sementara gemercik air sungai mengiringi dari sebelahnya. Sempurna! Aku terjebak keindahan.

Belum hilang rasa takjub, kejutan lain sudah menunggu di depan.

Lihatlah, apa itu di ketinggian...?

Ternyata, meru pura yang berjumlah 7 menjulang mengintip dari kejauhan, seolah mengucapkan salam kedatangan.

Campuhan Ridge Walk Ubud Bali Trek Jogging Bukan Biasa
Meru Pura Gunung Lebah 

Untuk sesaat aku tak bisa berkata-kata. Diam dan takjub mengepung hati. Mendadak adrenalin mengambil kendali.

Seumur-umur aku belum pernah diapit keindahan seperti ini. Menghirup aroma segar daun di pagi hari, di tengah gemercik sungai yang bersinergi dengan nuansa hijau di sekeliling serta keindahan pura dan... ini nih, sedang berdua bersama kesayangan. Huuuaaaa...

Tanpa sadar aku beranjak mendekat dan memeluk babang suami. I just want to give him a big hug, share the moment, the feeling... awawawaw... hush, sirik aja loe!

Untung aja masih pagi, belum banyak manusia di sini. (((manusia)))

"Gimana, sudah bisa lanjut?"

Babang berbisik dengan tatapan menggoda.

Dari jauh terdengar suara langkah. Datang dari balik tikungan. Sekelompok turis remaja domestik yang mau pulang.

"Selamat pagi!"

Kembali aku memberi salam dan senyuman.

"Selamat pagi!"

Merekapun membalas dengan senyuman.

"Lari yuk!"

Sambil berkata begini babang suami berlari, tapi tak berlangsung lama karena kontur trek jogging sudah berubah lagi, kini agak mendaki.

"Pelan-pelan saja, Bang, hemat tenaga, aku mengingatkan, masih jauh lho perjalanan!"

Dan benar saja kami terus mendaki dan mendaki sampai-sampai aku bisa mendengar nafasku ngos-ngosan, kedodoran, di antara semilir angin perbukitan. Malu ah sama rumput yang bergoyang, hahaha...

Makin siang makin sering kami berpapasan dengan para turis namun dengan arah yang berlawanan, meski berpeluh namun masih menyisakan seuntai senyuman.

Di lain kesempatan, dering bel sepeda, anjing dan pemiliknya (mungkin?) dan kostum warna-warni outfit turis membuat mood semakin menggelora, tak sabar ingin cepat tiba di punggung bukit Campuhan Ridge Walk.  

Masih seperti tadi, sesekali kami berhenti dan berpose, tentu saja! Hahaha...

Tak seperti saat di rumah di Balikpapan, di Campuhan Ridge Walk Ubud Bali, babang suami doyan banget berbagi ekspresi. Travelling so magic, ya!

Akhirnya, kami pun tiba di punggung bukit Campuhan Ridge Walk ikonik itu!

Bermandi peluh, sudah tentu!

Campuhan Ridge Walk Ubud Bali Trek Jogging Bukan Biasa
Campuhan Signature View!

Sunset Hill, Bukit Cinta, Bukit Campuhan dan Bukit Cinta Gunung Lebah adalah beberapa nama lain destinasi kekinian di Ubud ini.

Sekelompok turis perempuan mancanegara sedang menyiapkan sesi foto. Mereka bertukar kostum di tempat terbuka, hanya berbekal kain yang dipegang oleh teman lainnya. Beberapa ransel besar tergeletak begitu saja di tanah. Mungkin isinya, aneka outfit ya. Kepo kembali menggoda. Niat banget mereka, luar biasa!

"Good Morning!"

Aku berbagi salam lagi.

"Good Morning!"

Balas mereka hampir serentak.

Ketika mendekati pohon pinang ikonik punggung bukit Campuhan Ridge Walk, keharuan seketika menyergap dan aku bersujud di antara trek jogging. Namun, babang suami menegur katanya "gak perlu sampai begitu, say, iya kalau treknya bersih, lha kalau pas ada kotoran, gimana?"

Masuk akal juga sih. Cuma aku diam saja, karena masih terbalut emosi lalu mengucap alhamdullillah, bisa sampai di sini, di Campuhan Ridge Walk Ubud Bali. Kali ini hanya dalam hati.

Tak membuang waktu kami pun segera larut berbagi ekspresi disaksikan panorama asri, hamparan ilalang, lembah Campuhan, bangunan vila yang tersembunyi di antara pohon tropis di tebing bukit, sinar  surya yang semakin garang serta peluh di badan, hahaha...

Enjoy, guys...!

Campuhan Ridge Walk Ubud Bali Trek Jogging Bukan Biasa
Cieee, boleh juga nih gaya si abang sayang

Campuhan Ridge Walk Ubud Bali Trek Jogging Bukan Biasa
Bangunan vila bersembunyi di antara pohon tropis

Campuhan Ridge Walk Ubud Bali Trek Jogging Bukan Biasa
Pose insidental itu!

Kog bisa foto bareng dengan anjing?

Sebenarnya ini kejadian insidental.

Begini ceritanya,

Saat berjalan-jalan sambil mengambil foto, aku melihat ada beberapa spot foto di antara ilalang. Sepertinya memang disediakan di sana untuk pose ala-ala.

Mendadak pose terbang di antara spot ilalang langsung terbayang.

Nah, pas sedang asyik khusyu (((khusyu))) mau pose, anjing yang awalnya duduk bareng turis perempuan manca negara tadi, tiba-tiba masuk frame dan diam di sana, hahaha.

Aslinya nih aku takut setengah mati, takut doi berubah pikiran dan menerkam.

Sesaat kami saling menatap, doi dengan kalem berhenti pas di samping aku. Kami bertatapan lagi, semakin dekat dan lekat. Tapi aku tetap diam tak bergerak.

Mungkin doi tersepona eh terpesona dengan pose aku ya, hahaha...

"Gimana nih, sayang, ada anjing, eh?"

"Tidak apa-apa, Bang, malah semakin keren, jawabku sambil berusaha tenang dalam pose terbang, ala-ala yoga gitu deh"

"Foto cepat, bang!"

 Dan... klik!

Gimana, kamu suka?

Lucunya, usai aku menuntaskan pose, doi pun langsung pergi kembali ke turis perempuan manca negara tadi, Duduk manis lagi, hihihi... What a day!

Sementara itu, meski matahari semakin garang, namun orang-orang semakin ramai saja berlalu-lalang.

Bahkan ada yang sedang pra-wedding lengkap dengan make up, kostum dan drone crew. Iya, guys, panas-panas begini, demi apa coba!

Di bagian lain ada yang sedang syuting, karena kerap melakukan gerakan yang sama dan berulang-ulang, gerakan seolah berlari dan aku mendengar suara, "siap.... action!"

Ahhh, terbuktilah Campuhan Ridge Walk memang Bukit Cinta!

Semua aura di sini penuh suka cita, penuh damai, sarat cinta.

Sebenarnya aku ingin meneruskan perjalanan sampai ke Karsa Kafe, namun babang suami sudah lapar dan ingin isi 'bahan bakar'.

Rasanya belum puas sih. Tapi kami harus kembali, karena perut aku juga ikutan latah, tidak mau lagi diajak kompromi.

Hampir 2 jam kami mengeksplor Campuhan Ridge Walk dan saatnya menyusuri kembali trek jogging, tapi kali ini dengan arah berlawanan, pulang kembali ke hotel.

Meski panas sudah mulai memanggang, tapi masih saja kami berpapasan dengan orang-orang yang baru datang.

Oh iya, kalau ke sini bawa juga botol minuman ya, karena tak ada warung di sepanjang trek jogging kecuali di Karsa Kafe, itu pun masih jauh, masih kira-kira 2 km dari simpang jembatan mini tadi.

Suatu saat aku ingin kembali ke sini lagi dan juga ke tempat-tempat wisata menarik lainnya di Bali seperti Kelingking Beach di Nusa Penida, Desa Penglipuran, Danau Beratan Bedugul dan lain-lain.

Bagaimana dengan kamu?

Sudah ada rencana liburan tahun ini? Atau untuk tahun depan?

... atau mungkin mau icip-icip Campuhan?

Ada banyak lho strategi berburu tiket pesawat murah!

Di antaranya:
  • Kudu fleksibel dengan waktu dan tujuan
  • Pilih hari penerbangan dengan menghindari akhir pekan atau hari libur nasional
  • Pilih jam penerbangan paling pagi atau paling malam, di mana kebanyakan orang banyak menghindarinya.
  • Pilih destinasi liburan yang sedang promo. Sekali-kali biarkan destinasi promo yang membawamu, dan bersiaplah untuk kejutan!
  • Menjadi member atau langganan newsletter agen travel online 
  • Gunakan mode incognito agar cookie pada browser selalu ter-reset sehingga kamu akan selalu mendapatkan harga promo. Dulu aku sempat menjadi korban lho. Setelah habis beli tiket promo terus mau beli lagi, harganya langsung lebih mahal.
  • Gunakan kartu kredit. Jangan buru-buru alergi ya. Karena eh karena kita bisa memanfaatkan layanan kartu kredit dengan bijak misalnya menggunakan poin untuk mendapatkan diskon tiket pesawat atau kemudahan pembayaran secara angsuran tanpa bunga.
  • Sering bergerilya mencari informasi sebanyak-banyaknya karena tidak ada faktor kebetulan atau keberuntungan untuk mencari tiket pesawat murah.
Jadi, kapan kita kemana?

Sabtu, 21 April 2018

About Me

About Me Rosanna Simanjuntak

[Update] Hola...! Namaku Rosanna Simanjuntak.

Ini jelas nama asli, sesuai KTP-lah!

Kata ayah sebenarnya namaku dulu mau ditambah Fondesto, karena dulu beliau bekerja di bioskop dan suka bintang film dari Italia yang punya nama belakang Fondesto.

Pas nulis "about me" ini, iseng-iseng cek di google,  ternyata Fondesto itu berasal dari bahasa Inggris "fond" artinya indah.

Mungkin ayah berharap, agar kelak aku memiliki  akhlak yang indah. Aamiin.

Mumpung ini artikel suka-suka, kita lanjut, survei mini ini, ya.

Nah, bentuk superlative adjective-nya jadi fondest, migrasi ke Italia jadi "Fondesto" deh (yang ini versi gue, asli, xixixi). Paragraf ini gak penting sih, but I am sure you guys will read it until the end, right? Hihihi...

Aku asli suku Tapanuli Utara, mamakku boru Butar-Butar.

Menghabiskan masa kecil sampai SMA di kota sejuk Pematangsiantar, 128km dari Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara.

Kalau mau ke Danau Toba dan sekitarnya, boleh deh ajak aku sebagai dayang-dayang ya. Insya Allah, kita tak akan tersesat dan bisa pulang dengan aman, eeaaa.
Aku juga seorang ibu dari Nabila Yasmin Pohan, putriku semata wayang. 7 tahun baru nongol setelah pernikahan, di saat aku sudah melupakan hasrat memiliki momongan. Seorang istri dari pria Tapanuli Tengah Muhammad Iqbal Pohan yang dipertemukan oleh sahabat satu kos, saat kuliah di Samarinda, Kalimantan Timur.

Tentang suka duka mendapatkan buah hati selama penantian 7 tahun aku tuangkan di Pentingnya Mempersiapkan Kehamilan Dengan Baik.

Dari Sumut ke Kaltim, jauh amat eda?

Jadi gini.

Di zaman aku, anak SMA di semester terakhir bisa memilih universitas pilihan via PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan). Formulir bisa dibawa pulang ke rumah agar bisa diskusi dengan orang tua.

Mamak langsung kasih saran ke Balikpapan karena saat itu ada adik mamak (tulang) yang kebetulan seorang tentara bertugas di sana.

Saat itu Balikpapan belum punya universitas, yang terdekat berada di Samarinda, 115 km dari Balikpapan, ada Universitas Mulawarman.

"Pilih universitas, apa ya Mak?"

"Karena di sana banyak kayu, kau pilih saja yang tentang kayu lah, jawab Mamak"

Tersisa 2 fakultas, pertanian atau kehutanan. Yang terakhir akhirnya jadi pilihan.

Dengan diiringi derai air mata, karena aku tak pernah berpisah jauh dengan keluarga, aku berangkat sendiri, iya sendiri dengan kapal motor Kambuna. Saat itu masih Rp 68.000 harga tiketnya.

Mei 1986 aku berlayar dari Belawan ke Semayang, pelabuhan Balikpapan.

Pasti ada dan banyak pembaca di sini yang belum lahir yaa, Hahaha... Atau ada yang langsung ambil kalkulator untuk menghitung usiaku? Hmmm... I really do not mind, at all.

Saat menyelesaikan tugas akhir kuliah, aku mendapat panggilan kerja sebagai seorang sekretaris, di perusaan tambang emas PT Kelian Equatorial Mining, nun jauuuh di pelosok Kutai Barat, di tengah rimba, di daerah Prampus, Kelian.
Bekerja dengan suasana multi kultur, budaya dan bahasa, menemukan hal-hal baru sekaligus menggali potensi diri. 
Aku percaya pasti banyak yang bingung ya. Si eda nih kuliah di kehutanan, tapi bekerja sebagai sekretaris. Hmmm, weird? Not really.

Memang sih ilmu yang aku dapatkan tidak seluruhnya bisa diterapkan, namun psikologi pengembangan diri yang aku dapatkan selama masa perkuliahan banyak membantuku dalam membina hubungan kerja dengan berbagai karakter individu, kultur dan budaya. Sangat, sangat membantu. Hal yang tak bisa aku beli dan dapatkan secara instan.

Setelah menikah aku memutuskan pindah kerja ke kota. Aku termasuk orang yang suka pengalaman baru dan menyukai tantangan terutama dalam dunia pekerjaan.

Jadi meski sebagai seorang sekretaris kadang-kadang aku juga diberi tanggung jawab lebih seperti basic purchasing, basic accounting, human resources dan public relation.

Aku suka sekali!

Berbeda dengan beberapa tipe karyawan yang gemar mengeluh jika diberi uraian tugas di luar tanggung jawabnya, aku justru melakukan kebalikan, meski gaji belom dibayar keroyokan. Hayati tak pernah, komplain.

I am pretty sure, it's really worth it, somehow!

Kini aku baru menyadari semua hal-hal itu sangat banyak membentuk kepribadianku.

Aku juga tak pilih-pilih menyerap ilmu. Dari yang muda, tua, junior apalagi senior.

Aku juga percaya, kita harus luwes dengan segala bentuk perubahan. Bagiku, melawan perubahan sama halnya dengan mengubur kesuksesan dan attitude seperti itu kudu... ditenggelamkan!

Hahaha, mendadak ingat ibu Susi, menteri perikanan, one of my role model, eeeaaa (lagi).

Eh lupa, ini kan tentang "about me" ya. Jadi melebar deh kemana-mana, upps!

Kembali ke laptop!

Blog ini banyak bercerita tentang perjalanan, pengasuhan dan keluarga, inspirasi, tinjauan produk, pesan-pesan sponsor dan ini nih yang terutama, gaya hidup. Karena eh karena, percayalah, aku tak bisa hidup tanpa gaya hidup! Hahaha.

Sepertinya aku tipe penulis story telling, pentutur, makanya kadang suka ngelantur, xixixi. Jadi kudu punya kerangka karangan agar tidak 'tersesat' di perjalanan.

Prestasi dalam blog belum apa-apa dibanding para pendahulu. Sering sih ikut lomba, cuma banyak kalah, hahaha. Bangga, gitu, fyuuuh!

Momen yang paling berkesan saat blogging adalah ketika mendapat email kerja sama dan... dibayar. Senangnya bukan kepalang. Jeleknya... aku jadi ketagihan, xixixi. Ini kenapa jadi ngikik melulu ya?

Meski saat itu rate card masih seharga pulsa paket internet pemula, aku sangat-sangat bersuka cita!

And you know what, saat melihat lagi ke belakang, ternyata hobi menulis ini sudah tertanam di gen aku.

Aku menyadari saat menyaksikan sendiri, mamak yang kini menjelang 80 tahun juga masih punya diari.

How cool is that!

Walaupun isinya tentang uang keluar masuk dan kejadian sehari-hari, yup, my mom still doing it, passionately!

Beliau bahkan mempersiapkan diri, seperti kayak mau kencan gitu, kalau mau menulis. Pasti setelah habis mandi dan santai.

Kayak me time gitu deh, bahasa anak zaman now. Lengkap dengan penggaris, pulpen warna merah dan hitam. Dan... jreng, jreng,jreng... tulisan indah. Iya, tulisan jadul yang miring itu. Awesome!

Serius Ngeblog

Ngeblog serius aku mulai Juli 2014.

Saat itu aku memposting ulang cerita mencuci lebih cepat dan hemat yang telah membuat aku terpilih menjadi pemenang di sebuah fanspage pengharum pakaian dan mendapatkan sebuah mesin cuci mutakhir dan besar saat itu dengan nilai hampir 3 juta rupiah.

Mesin cuci bahkan diantar dengan menggunakan truk ekspedisi dari Jakarta.

Wih, mesin cuci lintas propinsi. Mesin cuci aku jual ke keluarga terdekat, karena mesin cuci aku yang lama masih layak pakai. Lumayan, bisa bantu dapur ngepul *kibasponi!

Prestasi ini sangat menginspirasi dan memberi suntikan motivasi!

Sejak saat itu menulis dan kecintaanku mengikuti kuis di medial sosial menjadi tantangan baru.

Benarlah kata pepatah, melakukan hal yang disuka melahirkan semangat. Semangat memberi energi!

Bayangkanlah, akan seperti apa hidup jika di setiap detiknya dihiasi, dipenuhi, dan diberkahi dengan suka cita?

Setiap hari kita lalui dengan energi dan semangat! Tak perduli apa pun yang nanti akan dihadapi.

Adakah yang lebih sempurna dari itu?

Baca juga : 5 Tekad Untuk Mengeksplorasi Kekuatan Diri

See... kayaknya ini sudah melebar lagi nih kemana-mana.

Baiklah!

Seperti kebanyakan profil 'about me' kayaknya kudu buat daftar 'pencapaian'ya..?

Hmmm... *usap jenggot eh dagu dulu*

Ada... apa nggak yaa...?

Tarrraaa... ini dia!


1. Changi Travel Quest Winner 2015

about me rosanna simanjuntak

2. Pemenang 2017 Travel Blog Award

about me rosanna simanjuntak


3. Salah satu pemenang SATU Indonesia Awards Blog Competition #Astra60Balikpapan "Ketika Prestasi dan Inspirasi Bersinergi di Balikpapan"

about me rosanna simanjuntak


4. Pemenang Blog Competition Roadshow ISB Balikpapan 2018

about me rosanna simanjuntak

5. Pemateri di event Blogger Goes to School bersama Lembaga Sensor Film (LSF) untuk mengedukasi masyarakat Indonesia sedini mungkin memilih tayangan/film/konten yang sesuai usia.


6. Pemenang Lomba Blog ASUS Vivobook Ultra A412 di  event ASUS Blogger Gathering Balikpapan.


7. Juara Pertama Blogger di Ajang Tahunan Journalist Competition Regional Balikpapan 2019 yang diadakan Astra Honda Motor Balikpapan.

about me rosanna simanjuntak


8. Pemateri di event Rangkaian Webinar untuk Asah Skill Anak Bangsa bersama Yayasan Bangun Tunas Cerdas Indonesia.


9. Pemenang Rangkai Caption Terbaik aktivasi #RinduLabuanBajo di instagram @boplbf




10. Pemenang ke 2 Lomba Blog Balikpapan Creative Festival (BCF) 2021 #Balikpapan124


11. Tim penulis buku antologi "Jazakallah Khairan" 

jazakallah khairan buku antologi
Bapak Walikota Balikpapan Rizal Effendi 

Upps, hampir lupa, untuk kerjasama silahkan menghubungiku di contact ya.