Rabu, 30 September 2015

Sangalaki Pulau Tanpa Penghuni


Sangalaki

Sangalaki Pulau Tanpa Penghuni. Beberapa waktu lalu bersama teman kuliah, lengkap dengan keluarga masing-masing, kami touring ke kepulauan Derawan, Berau.

Perjalanan darat dari Samarinda hampir 12 jam. Berkali-kali suami mengepungku dengan curhatnya. Betapa beda kondisi jalanan dulu dan sekarang. Saat itu, Juni 2011 suami mengantarkan unit baru All New Avanza milik adik yang di beli di Balikpapan dan di antar ke Mangkajang, Berau.

Secara umum jalanan sudah mulus, hanya ada di beberapa titik di Sangatta, jalanan sedikit berjerawat namun masih jauhlah dari kategori gawat.

Untuk menghindari kemacetan, jam 7 pagi kami berangkat. Jalanan di jantung kota Samarinda masih lengang. Dua jam berikutnya kami menyelesaikan jarak 128km dan tiba di KM-10 Bontang berbelok ke kiri kami lanjut sejauh 60km ke Sangatta. Tak sampai satu jam kami tiba. Kami mengisi BBM, ke toilet dan membeli berbagai camilan dan minuman.

Ini adalah pengalaman baru bagi aku dan keluarga. Tak sedetikpun aku tertidur. Sayang rasanya melewatkan pemandangan yang jarang kami lihat, mulai dari perkebunan inti rakyat (PIR) pohon karet, nuansa kota tambang, perkebunan kelapa sawit hingga bentuk kanopi dan batang pohon yang unik. Kondisi jalan mulus dan alunan musik fitur entertainment New Avanza membuat perjalanan semakin nyaman.

Jam 7 malam, mobil kami memasuki Tanjung Redeb ibukota kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Langsung check in hotel, istirahat, menyiapkan fisik dan batin  untuk eksplor kepulauan Derawan.

***

Jam 9 kami check out dari hotel, jemput teman di Bandara Kalimaru dan langsung konvoi ke pelabuhan Tanjung Batu. Sayang jalanan kurang mulus, mungkin karena kekurangan fulus. He he he...   Untung pakai All New Avanza, alunan musik dari fitur entertainment membantu menceriakan susanana dalam kabin yang sejuk membahana.

Memang ada beberapa cara untuk sampai di Derawan. Pakai penerbangan dari Jakarta langsung ke Tanjung Redeb atau via Tarakan, dan biasanya kedua rute ini akan transit di Balikpapan. Penerbangan dari Balikpapan ke Berau kurang lebih satu jam begitu juga dari Balikpapan ke Tarakan. Yang membedakan lamanya waktu biasanya jenis maskapai yang digunakan. kalau pakai Garuda bahkan hanya 55 menit saja. Garuda... gitu lho!

Kalau via Tarakan kita akan mengendarai speedboat kurang lebih 3 jam untuk sampai di Derawan. Bagi yang kurang suka perjalanan ini bisa memilih turun di bandara Kalimarau Tanjung Redeb Berau, dan seperti kami menggunakan pelabuhan Tanjung Batu untuk menyeberang ke Derawan.

Kembali ke laptop!

Sesekali kami bernyanyi mengucapkan lirik penuh semangat, dan kadang-kadang larut dalam nada sendu yang mengharu biru. Dan jarak 100km kami tempuh selama 2.5 jam.

Setelah memarkir kendaraan, kami naik speedboat dengan kecepatan 2x75HP berisi penumpang kurang lebih 20 orang dan ditempuh selama setengah jam, munuju Derawan.

Wah,, seru banget. Begitu mesin meraung, seketika adrenalinku mulai mendengung. Terbungkus eforia, senyumkupun berkibar-kibar sembari menatap luas samudera. Tak sabar membayangkan atraksi apakah gerangan yang menanti kami di sana?

Speedboat Interior

Lima menit menjelang merapat, air laut semakin memikat, beranjak dari biru pekat ke warna bening kehijauan. Sinar matahari menambah syahdu pemandangan. Permukaan air berkilat-kilat dan hei... aku bisa melihat ikan dan karang di kedalaman.

Seketika aku menahan nafas, mengatur keharuan agar tak berbuah tetesan kebahagiaan. Ntar orang pada bingung deh, kenapa aku mewek sendirian *hadeh. Pelabuhan sangat sibuk, wisatawan lokal turun naik di dermaga. Derawan memang menyedot wisata, apalagi saat liburan tiba. 

Sampai di dermaga hampir jam tiga, tim kami segera di sambut kru darat agen travel dan membawa kami ke penginapan. Pemandangan dari sini sangat indah meski cuaca kurang cerah, karena penginapan kami dibangun tepat di atas air laut.

Bahkan dari balik daun jendela, aku bisa menikmati kehidupan di bawah permukaan air saking beningnya. Beberapa jenis ikan berenang hilir mudik, bahkan ada yang secara bergerombol bergerak serentak seperti di komando. Ke kanan dan kiri membentuk formasi.

Setelah makan siang kami mendapat beberapa pengarahan untuk pengalaman unik nanti malam, menyaksikan penyu bertelur di sekitar bibir pantai Derawan.

Usai pengarahan, kami berjalan-jalan sekitar dermaga penginapan menikmati panorama menjelang senja meski cuaca tak begitu cerah. Mohon maaf jika beberapa foto agak buram kekurangan gizi, sodara-sodara!

Sangalaki


Derawan Menanti Sunset

Usai makan malam, kami sudah stand by di dermaga sambil menatap air laut yang bening dengan penerangan lampu di sekitarnya.

"Lihat... apa itu?"

Kami serentak berlari-lari menyusuri dermaga, saking tidak mau ketinggalan, aku sampai lupa bawa kamera. Ya Allah, ternyata seekor penyu hijau besar sedang berenang, mencari makanan di sekitar restoran. Mendadak adrenalinku kembali ambil kendali, soalnya belum pernah sedekat ini menyaksikan penyu besar dengan mata kepala sendiri.

Menjelang waktu Isya, kamipun dibawa ke arena penyu bertelur di bibir pantai. Ternyata sudah banyak pengunjung di sana.

Yup, seekor penyu telah selesai bertelur dan siap-siap menutup telurnya dengan pasir. Kami diizinkan mengambil foto, sayang penerangan tidak begitu jelas, inilah hasilnya.

Penyu melindungi telur


Sepertinya penyu tidak terganggu dengan kehadiran kami, dan tetap saja melanjutkan aktivitasnya menutupi telur dengan pasir pantai. Setelah itu dengan perlahan kembali berenang ke pantai.

Hanya setengan jam kami di sini dan harus kembali ke kamar istirahat siap-siap untuk aktivitas memikat besok hari, seharian!


***

Jam 8 pagi, pasca sarapan kami kembali berkumpul di dermaga mendengar pengarahan dari team leader. Tour hari ini sangat padat. Kami akan menyaksikan kejernihan pantai Sangalaki dan melihat pelepasan tukik (anak penyu) ke laut, snorkeling di danau ubur-ubur Kakaban, Maratua dan sesi foto-foto ala seleb (cieee...) di pulau pasir (Gosong) Sanggalau. Asyik!


First Stop - SANGALAKI

Perjalanan dari Derawan ke Sangalaki kami tempuh kurang lebih 1 jam. Seluas mata memandang yang ada hanya biru laut ditingkahi burung yang terbang lalu lalang.

Tiba-tiba sebuah titik muncul di kejauhan, semakin lama semakin jelas, ternyata kapal patroli yang sedng melaksanakan tugas.

Mendekati Sangalaki air laut perlahan berubah warna, semakin kehijauan dan ... bening bagai kristal, kami bahkan bisa melihat dasar pasirnya yang halus dan putih bersih.

Sangalaki

Sangalaki pulau tanpa penghuni adalah tempat habitat terbesar penyu hijau Asia Tenggara dan merupakan kawasan alami konservasi penyu. Setiap malam hampir 50 penyu menuju pantai untuk bertelur.

Untuk menyaksikan pemandangan unik ini kita harus bermalam, karena penyu bertelur hanya di malam hari. Sayang kami tak bisa menyaksikan kesempatan langka ini sehubungan waktu yang terbatas. Namun menyaksikan perjuangan tukik menuju pantai sungguh mengharukan. Tukik yang begitu mungil dan rentan predator ini, secara insting mampu menuju pantai yang terletak jauh.

"May I Mom?" desis buah hatiku Yasmin, halus

Pegawai konservasi tersenyum dan mengangguk ramah.

Tak menunggu komando 2 kali, aku dan Yasmin meraih dan mengelus tukik.

Omaigot! So cute and fragile...!

Sangalaki


Tahukah kamu?

Meski kita memutar tukik, mereka akan selalu bisa menemukan arah menuju air laut. Instingnya menuntunnya kesana. Sempurnanya cipta Tuhan Esa!

Di sini ada cerita lucu. Teman aku pesan teh es dan minuman You C100 dingin. Alamak, harganya selangit. Satu gelas teh es kurang lebih Rp 25.000 dan YouC1000 Rp 30.000 per botol. Ha ha ha ha, untung ane bawa duit cukup, katanya sambil menggaruk dahi yang nggak gatal.

So, lain kali bawa bekal saja ya, nitip di speedboat, gak pa pa kog. Kisah ini terus kami bahas hingga menjelang saat pulang. Tak terlupakan!

Sangalaki

Taman Wisata Laut Sangalaki

Pantai Sangalaki

Pantai Sangalaki

Hampir 45 menit di sini, kami siap-siap menuju Kakaban berenang bareng ubur-ubur tanpa sengat.

Jadi, kapan kamu ke Sangalaki pulau tanpa penghuni?




Jumat, 25 September 2015

Kulit Sehat dan Indah dari Redwin Sorbolene


Suatu hari di bulan Agustus 2015 lalu, saat mengklik beranda sosial media, sebuah postingan fanspage Redwin Indonesia sangat menggodaku. Selain mengadakan lomba foto dan lomba blog mereka juga membagi produk dengan cara mendaftarkan email, data lengkap serta menyukai fanspage berkesempatan mendapatkan salah satu produk.

Tolong di garis bawahi, GRATIS, termasuk ongkos kirim. Segala sesuatu yang gratis itu sungguh sesuatu. Karena syaratnya yang tidak neko-neko, hatiku langsung tertarik. Hitung-hitung bisa menambah koleksi postingan testimoni di blog.


Wah kebetulan banget nih, stok krim pelembab hampir tamat dan aku sedang mencari-cari produk yang cocok untuk masalah kulitku.

Ceritanya sedang galau, gitu.

Maklumlah sebagai seorang ibu rumah tangga yang melakukan semua aktivitas tanpa asisten, aku sering berkutat dengan pekerjaan kasar dan cucian, sodara-sodara sebangsa dan setanah air. Meski menggunakan mesin cuci, namun untuk pakaian khusus aku memberikan perhatian khusus juga, mengucek pakai tangan. Walhasil kadang-kadang tangan jadi kasar dan kering, kerena kehilangan kelembaban alami.

Kurang lebih dua minggu menanti, akhirnya... tarra produk Redwin Indonesia tiba. Aku mendapat krim pelembab Redwin Sorbolene Moisturiser 100gram.  Senangnya tiada terkira. Baru kali ini aku memiliki krim pelembab kelas "ningrat" biasanya kelas rakyat he he he...

Kemasannya sungguh terjamin. Saat pertama kali dibuka, aku masih menemukan segel aluminium foil di mulut tube yang berfungsi menjaga kemurnian konten di dalamnya.

Selanjutnya, bisa di duga. Aku mencium... dan sukaaa banget dengan aroma pertamanya. Langsung deh aku oles di telapak tangan. Cepat kering dan tak meninggalkan bekas sama sekali, alias tidak lengket euui. Lalu aku cium lagi, lama kelamaan aromanya menghilang. Tambah sukaaaa,,


Dalam paket juga terdapat brosur yang menerangkan lebih jauh tentang produk ini. Berikut kutipannya ya.

"Sorbolene adalah krim pelembab bersifat sederhana untuk seluruh tubuh (kecuali wajah) yang diklaim tidak akan menyebabkan alergen, karena tidak mengandung zat-zat aditif keras seperti pewarna, wewangian dan parabens (bahan pengawet) yang dapat memicu reaksi merugikan pada kulit, seperti alergi dan iritasi"

Sebagai produk no. 1 di Australia dan telah menerima sertifikasi halal dari AFIC (Australian Federation of Islamic Council), Redwin Sorbolene Moisturiser juga diperkaya dengan vitamin E, 10% Gliserin dan Sorbitol,  dan diklaim sangat aman untuk digunakan sehari-hari pada semua jenis kulit, termasuk yang sensitif dan bahkan kulit halus bayi yang baru lahir.

Cocok banget untuk keluarga. Bisa menghemat lho. Tak perlu membeli berbagai macam krim pelembab.



Redwin juga diklaim sebagai brand pelopor krim pelembab yang mengandung sorbolene pertama di Indonesia. Wah, rasanya suatu kehormatan berkesempatan mencoba dan bisa merasakan langsung manfaatnya.



Iseng-iseng aku praktekkan tips untuk mengetahui  termasuk tipe kulit apakah aku? Dengan menggunakan kuku, aku tekan lengan tangan. Ya ampun,, terbentuk garis memanjang. Tak percaya, aku melakukannya berkali-kali. Tetap saja hasilnya sama.

Ternyata kulitku mengalami dehidrasi alias kering, pemirsah. Padahal kebanyakan aktivitasku di dalam rumah lho dan hanya malam hari terkena AC. Jadi tambah tak sabar nih untuk membuktikan produk inovatif ini.





Usai mandi segera aku oleskan Redwin Sorbolene Moisturiser sedikit demi sedikit  dan merata ke lengan dan telapak tangan. Mengapa sehabis mandi? Karena saat itu pori-pori kulit sedang terbuka, dan krim bisa terserap optimal. Entah mengapa aku suka banget dengan aroma khas saat kemasan dibuka. Mengingatkan aku akan aroma susu non fat. Serius!

Lalu aku kembali menggunakan kuku membuat garis di lengan. Garis yang tadi timbul tak kunjung muncul. Aku kembali melakukan di tempat lain. Masih sama. Ternyata Sorbolene cepat terserap kulit dan tidak lengket. Wow! Kulitku terasa lembut, halus dan kenyal.

Agaknya Vitamin E dari minyak biji gandum telah bersinergi dengan Gliserin dan Sorbitol, seketika. Bukan tipu bukan sulap, pemirsah! Dan, setelah bereaksi dengan kulit, lambat laun aroma bahan dasar  krim tergradasi dan akhirnya menghilang.


Aku happy banget dengan hasil ini, benar-benar efektif melembabkan kulitku yang kering.

Untuk menambah referensi, seperti sudah disebutkan di bagian awal, Redwin Sorbolene Moisturiser juga cocok untuk kulit bayi. Pada bayi-bayi yang memiliki masalah kulit kering dan sensitif, pemakaian krim kulit dan sabun yang mengandung deterjen, pewarna, wewangian dan parabens sangat tidak disarankan karena dapat menyebabkan alergi/iritasi. Hal ini disebabkan karena kulit bayi masih sangat rentan dan dapat menyerap lebih banyak kandungan kimiawi berbahaya di bandingkan dengan kulit orang dewasa.


Nah untuk yang mengalami masalah tumit pecah-pecah, bisa mencoba tips berikut ini:

1. Rendam kaki selama 10 menit dalam air hangat yang di beri sedikit garam. Kaki akan terasa sedikit perih, menandakan garam sedang bekerja membunuh bakteri. Lakukan sebelum tidur saat kaki akan istirahat dan akan terhindar dari debu.
2. Gosok perlahan dengan batu apung untuk menyingkirkan kulit mati
3. Cuci dengan sabun berformula lembut (Redwin Sorbolene BodyWash)
4. Keringkan dengan handuk bersih
5. Oleskan Redwin Sorbolene Moisturiser, untuk mendapatkan hasil maksimal bungkus kaki dengan kaos kaki yang terbuat dari bahan wool atau lycra
6. Hindari memakai sepatu terlalu sempit, terbuka atau bersol tipis. Gunakan bantalan tumit lembut untuk menghindari gesekan dan tekanan sepatu yang keras.

Selama mencoba ya,

Selain itu beberapa penghargaan juga diraih oleh Redwin seperti :

2014
- Women's Health Indonesia Beauty Choice 2014
Body Wash Favorit Pembaca dalam kategori Sehari-hari untuk Redwin Sorbolene Body Wash
Diberikan 11 Desember 2013

2015
- Women's Health Indonesia Beauty Choice 2015
Pelembab Tubuh dalam kategori Setiap Saat pilihan Redaksi WHI untuk Redwin Sorbolene Moisturiser Restoring with Vitamin E
Diberikan pada 4 Desember 2014

Beauty Highlights 2015
- Women's Health Indonesia
Pelembab Tangan pilihan Pakar untuk Redwin Revitalising Nourishment with Cocoa and Shea Butter
Diberikan pada 26 Maret 2015

Grooming Choice 2015
- Men'sHealth Indonesia
Produk Grooming Pilihan untuk pria 2015 untuk Redwin Body Wash
Diberikan pada 6 Mei 2015

Termasuk di antara dari 6 Body Wash Pilihan Untuk Kulit Cantik dan Sehat versi Majalah Femina

Pasti tambah gak sabar buat mencobanya, iya kan! Kalian bisa mendapatkannya di sini :




Minggu, 20 September 2015

Kakaban Danau Dalam Pelukan

Kakaban


Kakaban Danau Dalam Pelukan. Usai mengeksplor Sangalaki, kami siap-siap ke Kakaban. Yay!

Pulau Kakaban dulunya adalah laguna yang kemudian tertutup karena tekanan ekologi dan menciptakan sebuah danau.

Pulau Kakaban merupakan atol karang besar yang terletak di Kabupaten Berau dengan luas 774.2 hektar yang dibatasi oleh hutan bakau yang sangat padat dan beberapa pantai.

Pulau ini dilindungi dan tidak berpenghuni, so tidak ada akomodasi di sini! 

Peta Kakaban
Peta pulau Kakaban
Nah, danau yang terletak di bagian cincin itulah yang menarik para wisatawan datang, Danau Kakaban. Kalau dilihat pulau itu seperti ... angka 9 ya. Kakaban sendiri dalam bahasa lokal artinya "pelukan" Lihatlah bagaimana pulau itu memeluk danau!

Kenapa danau ini unik?

Danau Ubur Ubur Kakaban berair hangat dengan kedalaman 11-17 meter, berisi campuran air hujan dan rembesan air laut melalui pori-pori tanah.

"Tidak adanya predator alami membuat ubur-ubur di sini mengalami evolusi, sehingga tak membutuhkan racun atau sengatan untuk mempertahankan diri"

Setidaknya ada 4 jenis ubur-ubur tanpa sengat yang mendiami Danau Kakaban seperti Aurelia aurita, ubur-ubur totol Mastigias papua, ubur-ubur kotak Tripedalia cystophora, dan ubur-ubur terbalik Cassiopea ornata.

Ubur-ubur kotak yang merupakan jenis paling mematikan, berevolusi menjadi sepertiga ukuran normal dan tidak memiliki sengat, sedangkan ubur-ubur Cassiopea berenang secara terbalik sehingga tentakel menghadap ke permukaan agar memperoleh sinar matahari untuk membantu proses foto sintesis sehingga bisa mendapatkan makanan.

Di Danau Kakaban ubur-ubur totol dan ubur-ubur terbalik adalah jenis yang paling banyak di temui.

Jadi, itulah kenapa ubur-ubur di Danau Kakaban berbeda dari kebanyakan kawasan danau lain di dunia. Bahkan diklaim tempat seperti ini hanya ada tiga di dunia, di Kakaban, Togean keduanya di Indonesia, dan terakhir Palau di Mikronesia, di Samudera Pasifik.

Juga karena keunikan ini UNESCO menobatkan Kakaban sebagai salah satu Warisan Dunia (World Heritage).

Saatnya Eksplor Kakaban!

Setibanya di Kakaban, dermaga kecil sepanjang 300m siap menyambut kami. Untuk mencapai danau ubur-ubur kami harus melalui tangga yang terbuat dari ulin.

Ayo,, siapkan stamina ya! Pindah ke  gigi satu, eng, ing, eng...

Lumayan cape bow, turun naik sepanjang 300m. Jadi ramping ne! So, kalau mau berat badan ideal, sering-sering atuh ke sini. Hihihi...

Di kiri kanan tangga tampak rerimbunan pohon bakau dan pohon tropis lainnya. Suasananya teduh dan asri banget. Keren! Seolah kita disiapkan, yah semacam pemanasan lah untuk keseruan tantangan berikutnya!

Menuju Danau Kakaban
siapkan stamina, turunan dan tanjakan di depan mata

Kakaban
Syukurlah,, akhirnya sampai juga!
Saat di danau, snorkeling is a MUST!

Mengapa?

Ini adalah sesuatu yang tak biasa dan unik, pemirsah. Dan tempat seperti ini cuma ada tiga di dunia. Kakaban si danau dalam pelukan diklaim yang paling banyak memiliki spesies ubur-ubur tanpa sengat. Itulah, kenapa!

Pastikan kamu menyiram tubuhmu dengan air tawar sebelum berenang untuk memberikan pelembab alami terhadap kulit ya!

Snorkeling kali ini tanpa menggunakan fin (kaki katak) karena dikhawatirkan bisa melukai ubur-ubur. Hindarkan berloncatan dari dermaga karena hal ini juga bisa melukai mereka. Disarankan menggunakan T-shirt untuk mengurangi sengatan matahari, jika termasuk tipe sensitif, karena menggunakan tabir surya akan menyebabkan polusi di air yang bisa membahayakan ubur-ubur.

Berenanglah dengan tenang dan please jangan mengeluarkan ubur-ubur keluar dari dalam danau hanya demi foto ya. Percayalah itu amat menyakitkan bagi mereka! Berfoto bersama tanpa menyentuh ubur-ubur di dalam danau, lebih disukai! Perlakukan ubur-ubur dengan lembut!

Gaess, are you ready?

Dermaga Kakaban
dermaga eksekusi,, no sunblock  please!

Kakaban
take a selfie? why not!

Kakaban
first experience ever!
Awalnya memang terasa aneh ya, insting kita menuntun untuk menjauh dari mereka, namun seiring waktu kita semakin terbiasa, dan saat pertama menyentuhnya, ada perasaan cemas dan malu-malu gitu. Selanjutnya kita lupa kekhawatiran eh tahu-tahu, tanpa kita sadari, perasaan asyik tak terbendung melingkupi saat mereka berenang bersama, disekeliling kita.

Amazing!

Snorkeling di Kakaban
Ubur-ubur terbalik Cassiopea ornata
Air di permukaan danau bening, namun saat menyelam berubah seperti susu dan mengurangi jarak pandang. Ubur-ubur datang dari segala arah. Menari dengan anggun di sela-sela terobosan cahaya matahari.

Indah sekali!
Kadang kala susah bersikap normal tatkala ubur-ubur menyentuh kaki atau pada saat kita tak mengharapkannya. Meski kita tahu mereka tidak menyakiti, otak kita perlu waktu mencerna bahwa mereka tidak menyengat.

Snorkeling di Kakaban
Ubur-ubur bening Aurelia Aurita 

Kakaban
Wefie underwater bareng ubur-ubur

Kakaban
wefie underwater bareng ikan puntang Goby!
Maha Besar Allah, menciptakan keunikan ini. Jika tak ada danau payau seperti ini, mustahil biota laut di sini dapat hidup aman dan terlindungi! 
Sebagai warga negara yang baik yuk kita ikut melindungi warisan dunia ini dengan tidak membuang sampah sembarangan dan mematuhi semua peraturan.
Kurang lebih satu jam kami mengeksplor danau. Perut mulai protes. Sambil memandang ke laut lepas melepas lelah, kami menikmati makan siang yang di bawa dari Derawan dan kelapa muda. Iya bro, ada yang jual kelapa muda di Kakaban. Tapi mereka tetap menjaga kebersihan!

Saat kami ke sana wisatawan memang sangat ramai. Mereka mencium bisnis ini. Dengan Rp 15.000 sebuah kelapa kayaknya worth it laaa. It's heaven!

Oh iya, meski tak ada akomodasi, ada toilet kog di sini. Jangan khawatir!! Hi hi hi...

Saatnya siap-siap snorkeling lagi membakar kalori, karena Maratua telah menanti!

Jadi, kapan kamu snorkeling di Kakaban si danau dalam pelukan?