Garis langit Kie Matubu - sumber foto : yosgama.wordpress.com |
Visit Tidore Island - Destinasi Wisata Tidore Ini Sanggup Mencuri Hati. Oktober 2016 lalu, aku mulai terganggu. Iya, terganggu olehmu, Tidore!
Terbius status unggahan sebuah pertemuan, yang perlahan tapi pasti meninggalkan banguan misteri di hati ini.
Sejak saat itu aku mulai kasak-kusuk, ingin memeluk. Konon katanya, iya, katanya, pelukan lebih berkesan dari pada berjuta ungkapan.
Bak pencinta tingkat dewa, tiap hari, tak pernah berhenti, ada Tidore di hati ini. Namun, tentu saja aku tak perlu mengumbar, cukup mendekapmu lewat sentuhan layar. Membangun rumah cinta, merangkak pelan alami. Tak ingin terburu-buru. Karena semua memang perlu waktu.
Semai kasih telah aku taburkan diikuti segala upaya juga aku kerahkan. Mulai dari facebook, twitter, dan instagram. Mencoba berbagai peruntungan. Untuk satu harapan. Agar bisa bertatap dan membanjirimu dengan cintaku, duhai kesayangan. Rasanya kurang afdol jika hanya mengingingkanmu dari kejauhan.
Namun semesta belum berkenan. Hingga saat ini semua masih terbingkai dalam khayalan.
Bak pencinta tingkat dewa, tiap hari, tak pernah berhenti, ada Tidore di hati ini. Namun, tentu saja aku tak perlu mengumbar, cukup mendekapmu lewat sentuhan layar. Membangun rumah cinta, merangkak pelan alami. Tak ingin terburu-buru. Karena semua memang perlu waktu.
Semai kasih telah aku taburkan diikuti segala upaya juga aku kerahkan. Mulai dari facebook, twitter, dan instagram. Mencoba berbagai peruntungan. Untuk satu harapan. Agar bisa bertatap dan membanjirimu dengan cintaku, duhai kesayangan. Rasanya kurang afdol jika hanya mengingingkanmu dari kejauhan.
Namun semesta belum berkenan. Hingga saat ini semua masih terbingkai dalam khayalan.
Tapi aku tahu, bahwa kaupun tahu, perlahan meski merangkak, kita sudah mulai merenda asa. Iya seperti lagu itu, pelan-pelan saja!
Karena aku percaya, suatu saat kita pasti akan dipertemukan juga oleh semesta!
Karena aku percaya, suatu saat kita pasti akan dipertemukan juga oleh semesta!
Tidore, aku harus katakan ini. Iya, kali ini, aku menyadari... aku... aku... telah jatuh hati!
Apalagi setelah melihat salah satu koleksi ini, ketika sunset dan siluet berduet.
Hati siapa yang tak akan bergetar?
Kau kian mengisi segenap relung hati. Hari demi hari. Tinggalkan mimpi yang tiada bertepi.
Apalagi menjelang 12 April nanti, saat sang hari jadi. 909 tahun kau menginjak usia kini.
Tetapi, apa yang terjadi?
Kau malah mulai tersamarkan? Terlupakan?
Ini tak boleh terjadi! Bagaimana kelak aku akan bercerita pada anak cucu kita nanti? Generasi kini? Leluhur suci? Sungguh, sekali lagi, tak boleh terjadi!
Apalagi setelah melihat salah satu koleksi ini, ketika sunset dan siluet berduet.
Hati siapa yang tak akan bergetar?
Kau kian mengisi segenap relung hati. Hari demi hari. Tinggalkan mimpi yang tiada bertepi.
Apalagi menjelang 12 April nanti, saat sang hari jadi. 909 tahun kau menginjak usia kini.
Tetapi, apa yang terjadi?
Kau malah mulai tersamarkan? Terlupakan?
Ini tak boleh terjadi! Bagaimana kelak aku akan bercerita pada anak cucu kita nanti? Generasi kini? Leluhur suci? Sungguh, sekali lagi, tak boleh terjadi!
Begitulah.
Entah mengapa, mendadak ide romantis melompat saja dari benakku saat memutuskan memulai membuat draft tulisan ini. Rasanya kurang afdol jika aku tak meluapkan lautan emosi.
Semoga juri berkenan membuat nilai lebih. Hihhi... kode keras nih!
Entah mengapa, mendadak ide romantis melompat saja dari benakku saat memutuskan memulai membuat draft tulisan ini. Rasanya kurang afdol jika aku tak meluapkan lautan emosi.
Semoga juri berkenan membuat nilai lebih. Hihhi... kode keras nih!
Namun ternyata, membuat tulisan romantis butuh keahlian dan analisis. Sebaiknya aku sudahi dan mulai ke habitat asli. Karena aku tak bisa menipu diri untuk tidak menjadi diri sendiri. Untuk sesekali mungkin bisa dijalani. Ajang mengasah kreativitas diri. Ya, sesekali!
Baiklah.
Kembali ke laptop!
Jadi gini,
Setelah menerima buku "Explore the Enchanting Tidore" dan melahap isinya... tsaaah... aku memberanikan diri menuangkan kerinduanku akan Tidore, tanah yang penuh dengan kearifan leluhur.
Meski hati baru terbanjiri informasi lewat buku dan artikel, penuh empati aku meyakini, destinasi wisata Tidore berikut ini sanggup mencuri hati! Memang sih versinya masih versi hati ini. Jadi, sangat subyektif sekali. Mohon maklum adanya.
Destinasi Wisata Tidore Ini Sanggup Mencuri Hati!
1. Pulau Failonga
Kita bergerak dari Utara dulu ya. Untuk kenyamanan kulit, sapukan losion minimal 30 menit, terutama bagi yang punya kulit sensitif, mengurangi efek legam dan perih ketika mentari menyapa diri. Gunakan pakaian renang ringan jika ingin pose narsis bareng biota laut dan ikan. Tetap... laa, ada sesi narsis. Xixixi...
Jauh dari keramaian manusia, justru menambah pesona keindahan Failonga. Pulau kecil ini tanpa penghuni. Berkunjung ke sini serasa jadi pemilik pulau pribadi. Keindahannnya memukau hati. Bebatuan karang dan pohon khas kepulauan begitu mendominasi.
Pesona bawah lautlah yang menjadi incaran utama. Masih alami dan belum terjamah. Bak perawan si kembang desa. Terumbu karang tersaji cantik, memesona mata siapa saja, hingga lupa berkedip, hayyaa...
Lalu, apa lagi?
Sssttt... buktikan di sini, iya di sini, ikan dan biota laut bersinergi membanjiri hati dengan kemasgulan hakiki.
Lalu, apa lagi?
Sssttt... buktikan di sini, iya di sini, ikan dan biota laut bersinergi membanjiri hati dengan kemasgulan hakiki.
Ingin petualangan yang menantang? Siapkan stamina menaiki karang. Selfie dengan latar belakang gemulai ombak saat membelai karang.
Namun safety first tetap dong ya, kakaa!
Namun safety first tetap dong ya, kakaa!
Usai berkeliling, saatnya snorkeling. Lihatlah! Karang dan ikan sudah tak sabar menanti sejak tadi. Tak sabar berbagi pose cantik dengan kamu, iya kamu! Tak perlu mengusap atau menyentuh. Mereka sudah tahu, meski hanya lewat tatapanmu, cinta dan dambamu pasti telah merasuk jauuuh di kalbu.
Semakin sempurna ketika lapar menggoda. Menikmati kuliner sambil menikmati kicauan burung yang bersahutan di pepohonan, melepas pandang di biru dan jernihnya laut yang menenangkan. Syukur merambat dengan pasti. Sempurnanya cipta Tuhan Yang Maha Tinggi.
Failonga, harus tetap alami, bersih, jadi, tolong pastikan semua sampah tak ada di sini. Mari kita rawat bumi, karena kalau bukan kita, siapa lagi!
Failonga, memang cantik! Bagai model fotogenik, dijepret dari sisi manapun tetap menarik.
Dari aroma samudera kita sebaiknya arahkan kamera ke daratan ya kakaaa...
Tahu nggak sih?
Nggaaaaak...
Pas lihat foto di bawah ini. Aku langsung terbayang si ganteng Russel Crowe di film Gladiator. Iya bangunan ini mengingatkan aku akan keperkasaan sekaligus kelembutan. Jadi ya, kalau dibuat judul film... hmmm, wait, let me think, how about... "kekuatan kelembutan". Tuh, keren kan! Are you with me?
Bayangkan kekuatan sebuah destinasi mampu menginspirasi! Ayo, bayangkan sekarang, iya, sekarang!
Itu baru satu orang. Gimana kalau yang ke Tidore ratusan, ribuan. Betapa banyak inspirasi akan tereksekusi.
Tidore dan Torre. Sounds great!
Rimanya di "re". Re dilambangkan dengan angka 2 kalau dalam notasi not.
Artinya apa?
Gak ada sih. Cuma iseng saja! Hahaha... Kutipu kau! Serius amat bacanya!
Melahap image di dunia maya, benteng Tidore menyandingkan kegarangan dan kelembutan. Tembok dengan seringai keperkasaan yang terjebak kelembutan warna-warni yang melahirkan harmoni.
Memang perlu stamina ekstra untuk sampai ke puncak sini. Puluhan anak tangga dan sangar mentari kudu dijabani.
Tapi, hai, bukankah "difficult roads often leads to beautiful destinations". *Tsaaah... sok-sok bijak dan kekinian nih. Kode keras berikutnya! Please, anybody, home?
Buang jauh-jauh rasa bosan, karena udara sejuk dan hijau pepohonan akan membalutmu sepanjang perjalanan. Apalagi hamparan laut biru jernih, karang dan Pulau Halmahera menanti di ketinggian. Percayalah, semua usaha pasti tak akan sia-sia. Terutama ketika cuaca cerah ikut menyumbangkan pesona. Koleksi fotografimu akan bicara pada dunia. Eksotika Tidore akan membetot hati siapa saja.
Percayalah!
Menurut buku Documenta Malucensia Benteng Torre dibangun Portugis tahun 1578 atas perintah Sancho de Vasconcelos yang mendapat ijin dari Sultan Gapi Baguna pada tanggal 6 Januari 1578. Disinyalir nama "Torre" berasal dari nama Kapten Portugis saat itu Hernando De La Torre.
Sama dengan Torre, benteng ini juga berlokasi di desa Soasio, Tidore. Benteng Tahula adalah benteng pertama Spanyol di pulau Tidore. Pembangunan benteng ini sangat lambat mulai dari tahun 1610 dan selesai tahun 1615. Selain karena terletak di atas bukit yang menyulitkan saat membawa material, juga karena adanya gangguan dari rakyat Tidore selama proses pembangunannya.
Bangunan yang sekarang kita nikmati adalah merupakan hasil dua kali pemugaran. Pertama dilaksanakan Juli-Oktober 2013. Sedangkan tahap kedua berlangsung tahun 2014.
Yok, siap-siap, kita mau berangkat!
Maksudnya?
Mulai dari sekarang kudu siapkan stamina. Karena perjalanan ke puncak benteng penuh tetesahdarah eh, keringat maksudnya.
Kalau di Torre anak tangganya masih remaja tuh, puluhan, nah di sini mbahnya, anak tangga. Jumlahnya ratusan, tepatnya 123 buah. *langsung membelai betis yang segede gaban, hahaha...!
Kau mainkan untukku
Sebuah lagu tentang negeri di awan
Di mana kedamaian menjadi istananya
Jangan-jangan yang dimaksud dalam lirik lagu KLA Project di atas adalah Gurabunga, ya. Iya, karena "negeri di awan" adalah julukan buat Gurabunga. Julukan lain adalah, kulkas Tidore.
Kog bisa?
Berada di Timur Indonesia, Tidore mempunyai suhu yang panas. Namun khusus Gurabunga yang terletak 800m di atas permukaan laut, dingin. Brrrr....
Gurabunga adalah salah sebuah desa di lereng Gunung Kie Matubu. Karena terdapat di lereng gunung, dan saat terjadi perubahan tekanan terutama pagi hingga menjelang siang hari, hawa dingin tercipta di lereng gunung. Hawa dingin membuat keadaan berkabut, dan pemandangan seperti berada di atas awan.
Jadilah negeri di awan, menjadi panggilan kesayangan, Gurabunga!
Sama dengan kontur geografis di kedua benteng di atas, perlu tekad dan perjuangan keras untuk sampai ke sini. Dengan berkendara mobil, kita harus melewati jalanan menanjak dan tikungan tajam. Wes!
Tapi semua akan terbayar impas. Dari jalanan desa dan pekarangan warga yang bersih dan berhias bunga warna-warni, pemandangan cantik segera tersaji. Pulau Halmahera dan puncak Kie Matubu juga terlihat dari sini. Dingin dan sejuk Gurabunga menjadi pesona dan keunikan tersendiri.
Ada juga Folajikosarabi. Rumah Puji milik para Sowohi yang kental nuansa islami. Rumah adat ini punya 5 ruangan yang melambangkan ibadah shalat dan 2 ikat bambu yang mewakili ucapan syahadat.
Berkunjung ke Gurabunga, desa cantik yang bersinergi dengan budaya serta sarat nuansa keagamaan pasti akan menjadi pengalaman tak terlupakan!
Kita ke pantai yuk!
Piknik, main pasir, berendam atau sekedar menikmati pemandangan indah, Pantai Cobo menawarkan ketenangan terutama saat bukan akhir pekan. Katanya sih saat yang tepat ke sini adalah menikmati fenomena alam ketika matahari bangun dari tidur atau menjelang keperaduan. Sinergi gradasi warna pepohonan, bukit, kilau air laut dan aktivitas nelayan melahirkan harmoni. Tanpa kau sadari bisikan lirih syukur tiada henti akan membanjiri hati.
Gak sabar pengen buktikan sendiri!
Jadi, semua destinasi wisata Tidore yang sanggup mencuri hati di atas, murni hasil eksplorasi di atas kertas. Benakku bertalu saat mata beradu pandang dengan layar di depanku.
Tidore masih punya beberapa destinasi wisata lain yang juga menginspirasi seperti Kadato Kie dan Museum Sonyige Malige buat kamu pencinta wisata budaya dan sejarah.
Atau pengen menyaksikan lumba-lumba di habitatnya seperti di Lovina Bali, Teluk Kiluan Lampung? Tidore juga punya lho. Di Pulau Mare! Semoga doi berkenan berkenalan. Karena beberapa waktu lalu aku gagal menyaksikan hal serupa saat di Kiluan. Karena tak seorangpun mampu memastikan lumba-lumba akan berkenan. Hiikss. Sepertinya kudu berdoa lebih kencang.
Ada juga air terjun Sigela yang indah. Dalam dekapan pepohonan rimbun dan sejuk, air terjun ini siap membuat hati terbekuk!
Wah, ini wisata kesukaanku, air terjun! Pengen banget mengulang momen seru ala air terjun Putri Malu yang melelehkan hati itu.
Masih punya pecahan duit kertas Rp 1000?
Di sana ada gambar dua pulau, Tidore dan Maitara. Kali ini kita bisa menjadi bagian dari sejarah itu. Pegang duitnya dan berfoto dengan latar belakang salah satu dari pulau tersebut.
Nah, mulai sekarang kudu siapkan properti, siapa tahu kamu terpilih? Ini sudah kode keras yang keberapa ya? Hahaha...
Atau... mau coba pose seperti ini? Hmmm...
Selain keindahan dan keanekaragaman biota laut yang masih terpelihara, pulau ini juga terkenal dengan buah sukunnya yang manis apalagi kalau makannya di samping aku. Gubrak!
Selain tempat wisata, tidak seru dong ya kalau gak pakai acara wisata kuliner.
Sebagai pulau yang terkenal akan rempahnya bahkan sampai mampu mengundang bangsa Portugis, Spanyol bahkan Belanda untuh menyeberang ribuan mil jauhnya, dapat dipastikan Tidore kaya akan berbagai jenis kuliner yang menggoyang lidah.
Saat menyimak acara Bloger Gathering lewat feed instagram Visit Tidore aku lagi-lagi jatuh hati pada kue khas Tidore ini.
Betapa sungguh menggoda ya?
Kuliner ini mampu menerbangkan angan akan kampung halaman, nun jauh di Sumatera Utara sana. Kami juga punya jajanan yang sama, hanya bahannya dari tepung beras.
Dahulu waktu SD pernah belajar tentang makanan pokok dari seluruh Indonesia, masih ingat?
Di Tidore makanan pokoknya terbuat dari sagu yang disebut popeda/papeda. Please, jangan jauh-jauh ke Tidore makannya fast food juga ya. Hadeh!
Popeda adalah bubur sagu kental, lengket yang rasanya tawar jadi kudu disantap bareng pasangan seperti ikan, sambal dan sayuran. Cara makannya juga unik, diseruput dan lebih enak ketika masih hangat. Tapi, pakai sendok juga nendang, kog!
Memang kalau dengan pasangan, apapun jadi berkesan. Yang jomblo... silahkan pamitan. Hahaha...
Dari tadi bicara Tidore melulu, caranya ke sana gimana, kakaa...?
Karena belum ada bandara di Tidore, kita kudu terbang via bandara Sultan Babullah di Ternate ya. Ada banyak penerbangan ke Ternate. Ada yang langsung maupun transit melalui kota Makassar, Ambon, Manado atau Sorong.
Dari bandara kita menuju pelabuhan Bastiong. Hanya perlu 10 menit saja. Selanjutnya kita menyeberang ke pelabuhan Rum, Tidore. Ada 2 pilihan. Pakai speedboat atau feri penyeberangan. Kalau mau cepat langsung aja deh pesan 1 speedboat, dan tarrra... dalam 10 menit sampai deh. Yang mau santai kayak di pantai boleh deh feri menjadi pilihan. Bisa memuaskan hasrat fotografi. (baca: selfie/wefie).
Yuk, mulai sekarang boleh deh buat daftar pose impian sekaligus kekinian! Siapa tahu ibu Anita Gathmir, Direktur #NgofaTidore khilaf, terus terpilih jadi duta wisata Tidore Kepulauan. Hahaha...
Semoga rindu yang merasuk di dada, dalam curhat "visit Tidore island - destinasi wisata Tidore ini sanggup mencuri hati", mampu membawa raga ke sana. Aamiin.
Sampai jumpa di Tidore, eh!
Sumber informasi:
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbmalut/2014/06/10/pemugaran-benteng-torre-tidore/
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbmalut/2014/06/10/benteng-tahula-di-tidore/
http://annienugraha.com/tidore-dan-beberapa-wisata-sejarahnya/
Failonga, memang cantik! Bagai model fotogenik, dijepret dari sisi manapun tetap menarik.
2. Benteng Torre
Dari aroma samudera kita sebaiknya arahkan kamera ke daratan ya kakaaa...
Tahu nggak sih?
Nggaaaaak...
Pas lihat foto di bawah ini. Aku langsung terbayang si ganteng Russel Crowe di film Gladiator. Iya bangunan ini mengingatkan aku akan keperkasaan sekaligus kelembutan. Jadi ya, kalau dibuat judul film... hmmm, wait, let me think, how about... "kekuatan kelembutan". Tuh, keren kan! Are you with me?
Bayangkan kekuatan sebuah destinasi mampu menginspirasi! Ayo, bayangkan sekarang, iya, sekarang!
Itu baru satu orang. Gimana kalau yang ke Tidore ratusan, ribuan. Betapa banyak inspirasi akan tereksekusi.
Tidore dan Torre. Sounds great!
Rimanya di "re". Re dilambangkan dengan angka 2 kalau dalam notasi not.
Artinya apa?
Gak ada sih. Cuma iseng saja! Hahaha... Kutipu kau! Serius amat bacanya!
Melahap image di dunia maya, benteng Tidore menyandingkan kegarangan dan kelembutan. Tembok dengan seringai keperkasaan yang terjebak kelembutan warna-warni yang melahirkan harmoni.
Memang perlu stamina ekstra untuk sampai ke puncak sini. Puluhan anak tangga dan sangar mentari kudu dijabani.
Tapi, hai, bukankah "difficult roads often leads to beautiful destinations". *Tsaaah... sok-sok bijak dan kekinian nih. Kode keras berikutnya! Please, anybody, home?
Buang jauh-jauh rasa bosan, karena udara sejuk dan hijau pepohonan akan membalutmu sepanjang perjalanan. Apalagi hamparan laut biru jernih, karang dan Pulau Halmahera menanti di ketinggian. Percayalah, semua usaha pasti tak akan sia-sia. Terutama ketika cuaca cerah ikut menyumbangkan pesona. Koleksi fotografimu akan bicara pada dunia. Eksotika Tidore akan membetot hati siapa saja.
Percayalah!
Menurut buku Documenta Malucensia Benteng Torre dibangun Portugis tahun 1578 atas perintah Sancho de Vasconcelos yang mendapat ijin dari Sultan Gapi Baguna pada tanggal 6 Januari 1578. Disinyalir nama "Torre" berasal dari nama Kapten Portugis saat itu Hernando De La Torre.
3. Benteng Tahula
Sama dengan Torre, benteng ini juga berlokasi di desa Soasio, Tidore. Benteng Tahula adalah benteng pertama Spanyol di pulau Tidore. Pembangunan benteng ini sangat lambat mulai dari tahun 1610 dan selesai tahun 1615. Selain karena terletak di atas bukit yang menyulitkan saat membawa material, juga karena adanya gangguan dari rakyat Tidore selama proses pembangunannya.
Bangunan yang sekarang kita nikmati adalah merupakan hasil dua kali pemugaran. Pertama dilaksanakan Juli-Oktober 2013. Sedangkan tahap kedua berlangsung tahun 2014.
Yok, siap-siap, kita mau berangkat!
Maksudnya?
Mulai dari sekarang kudu siapkan stamina. Karena perjalanan ke puncak benteng penuh tetesah
Kalau di Torre anak tangganya masih remaja tuh, puluhan, nah di sini mbahnya, anak tangga. Jumlahnya ratusan, tepatnya 123 buah. *langsung membelai betis yang segede gaban, hahaha...!
4. Gurabunga (Taman Bunga)
Kau mainkan untukku
Sebuah lagu tentang negeri di awan
Di mana kedamaian menjadi istananya
Jangan-jangan yang dimaksud dalam lirik lagu KLA Project di atas adalah Gurabunga, ya. Iya, karena "negeri di awan" adalah julukan buat Gurabunga. Julukan lain adalah, kulkas Tidore.
Kog bisa?
Berada di Timur Indonesia, Tidore mempunyai suhu yang panas. Namun khusus Gurabunga yang terletak 800m di atas permukaan laut, dingin. Brrrr....
Jadilah negeri di awan, menjadi panggilan kesayangan, Gurabunga!
Sama dengan kontur geografis di kedua benteng di atas, perlu tekad dan perjuangan keras untuk sampai ke sini. Dengan berkendara mobil, kita harus melewati jalanan menanjak dan tikungan tajam. Wes!
Tapi semua akan terbayar impas. Dari jalanan desa dan pekarangan warga yang bersih dan berhias bunga warna-warni, pemandangan cantik segera tersaji. Pulau Halmahera dan puncak Kie Matubu juga terlihat dari sini. Dingin dan sejuk Gurabunga menjadi pesona dan keunikan tersendiri.
Ada juga Folajikosarabi. Rumah Puji milik para Sowohi yang kental nuansa islami. Rumah adat ini punya 5 ruangan yang melambangkan ibadah shalat dan 2 ikat bambu yang mewakili ucapan syahadat.
Berkunjung ke Gurabunga, desa cantik yang bersinergi dengan budaya serta sarat nuansa keagamaan pasti akan menjadi pengalaman tak terlupakan!
Eksotika Gurabunga - Sumber foto: twitter @VTidore |
5. Cobo Beach
Kita ke pantai yuk!
Piknik, main pasir, berendam atau sekedar menikmati pemandangan indah, Pantai Cobo menawarkan ketenangan terutama saat bukan akhir pekan. Katanya sih saat yang tepat ke sini adalah menikmati fenomena alam ketika matahari bangun dari tidur atau menjelang keperaduan. Sinergi gradasi warna pepohonan, bukit, kilau air laut dan aktivitas nelayan melahirkan harmoni. Tanpa kau sadari bisikan lirih syukur tiada henti akan membanjiri hati.
Gak sabar pengen buktikan sendiri!
Destinasi Wisata Tidore Lain Yang Juga Menginspirasi
Jadi, semua destinasi wisata Tidore yang sanggup mencuri hati di atas, murni hasil eksplorasi di atas kertas. Benakku bertalu saat mata beradu pandang dengan layar di depanku.
Tidore masih punya beberapa destinasi wisata lain yang juga menginspirasi seperti Kadato Kie dan Museum Sonyige Malige buat kamu pencinta wisata budaya dan sejarah.
Atau pengen menyaksikan lumba-lumba di habitatnya seperti di Lovina Bali, Teluk Kiluan Lampung? Tidore juga punya lho. Di Pulau Mare! Semoga doi berkenan berkenalan. Karena beberapa waktu lalu aku gagal menyaksikan hal serupa saat di Kiluan. Karena tak seorangpun mampu memastikan lumba-lumba akan berkenan. Hiikss. Sepertinya kudu berdoa lebih kencang.
Ada juga air terjun Sigela yang indah. Dalam dekapan pepohonan rimbun dan sejuk, air terjun ini siap membuat hati terbekuk!
Wah, ini wisata kesukaanku, air terjun! Pengen banget mengulang momen seru ala air terjun Putri Malu yang melelehkan hati itu.
Pose seru di Arter Putri Malu - Sumber foto :@yopiepangkey |
Masih punya pecahan duit kertas Rp 1000?
Di sana ada gambar dua pulau, Tidore dan Maitara. Kali ini kita bisa menjadi bagian dari sejarah itu. Pegang duitnya dan berfoto dengan latar belakang salah satu dari pulau tersebut.
Nah, mulai sekarang kudu siapkan properti, siapa tahu kamu terpilih? Ini sudah kode keras yang keberapa ya? Hahaha...
Atau... mau coba pose seperti ini? Hmmm...
Sumber foto: ilhamarch.blogspot.co.id |
Selain keindahan dan keanekaragaman biota laut yang masih terpelihara, pulau ini juga terkenal dengan buah sukunnya yang manis apalagi kalau makannya di samping aku. Gubrak!
Wisata Kuliner Khas Tidore
Selain tempat wisata, tidak seru dong ya kalau gak pakai acara wisata kuliner.
Sebagai pulau yang terkenal akan rempahnya bahkan sampai mampu mengundang bangsa Portugis, Spanyol bahkan Belanda untuh menyeberang ribuan mil jauhnya, dapat dipastikan Tidore kaya akan berbagai jenis kuliner yang menggoyang lidah.
Saat menyimak acara Bloger Gathering lewat feed instagram Visit Tidore aku lagi-lagi jatuh hati pada kue khas Tidore ini.
Betapa sungguh menggoda ya?
Kuliner ini mampu menerbangkan angan akan kampung halaman, nun jauh di Sumatera Utara sana. Kami juga punya jajanan yang sama, hanya bahannya dari tepung beras.
Dahulu waktu SD pernah belajar tentang makanan pokok dari seluruh Indonesia, masih ingat?
Di Tidore makanan pokoknya terbuat dari sagu yang disebut popeda/papeda. Please, jangan jauh-jauh ke Tidore makannya fast food juga ya. Hadeh!
Popeda adalah bubur sagu kental, lengket yang rasanya tawar jadi kudu disantap bareng pasangan seperti ikan, sambal dan sayuran. Cara makannya juga unik, diseruput dan lebih enak ketika masih hangat. Tapi, pakai sendok juga nendang, kog!
Yuk, makan papeda - sumber foto :indonesianparadise.net |
Memang kalau dengan pasangan, apapun jadi berkesan. Yang jomblo... silahkan pamitan. Hahaha...
JADIKAN VISIT TIDORE ISLAND DESTINASI WISATA IMPIAN!
Dari tadi bicara Tidore melulu, caranya ke sana gimana, kakaa...?
Karena belum ada bandara di Tidore, kita kudu terbang via bandara Sultan Babullah di Ternate ya. Ada banyak penerbangan ke Ternate. Ada yang langsung maupun transit melalui kota Makassar, Ambon, Manado atau Sorong.
Dari bandara kita menuju pelabuhan Bastiong. Hanya perlu 10 menit saja. Selanjutnya kita menyeberang ke pelabuhan Rum, Tidore. Ada 2 pilihan. Pakai speedboat atau feri penyeberangan. Kalau mau cepat langsung aja deh pesan 1 speedboat, dan tarrra... dalam 10 menit sampai deh. Yang mau santai kayak di pantai boleh deh feri menjadi pilihan. Bisa memuaskan hasrat fotografi. (baca: selfie/wefie).
Yuk, mulai sekarang boleh deh buat daftar pose impian sekaligus kekinian! Siapa tahu ibu Anita Gathmir, Direktur #NgofaTidore khilaf, terus terpilih jadi duta wisata Tidore Kepulauan. Hahaha...
Semoga rindu yang merasuk di dada, dalam curhat "visit Tidore island - destinasi wisata Tidore ini sanggup mencuri hati", mampu membawa raga ke sana. Aamiin.
Sampai jumpa di Tidore, eh!
Sumber informasi:
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbmalut/2014/06/10/pemugaran-benteng-torre-tidore/
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbmalut/2014/06/10/benteng-tahula-di-tidore/
http://annienugraha.com/tidore-dan-beberapa-wisata-sejarahnya/
Semoga mbk anna bisa ke tidore ya.. Aku juga mupeng snorkling di pulau failonga
BalasHapusAamiin...
HapusSampai jumpa di Tidore, ya.
Gak sabar pengen berkolaborasi dalam harmoni, membuktikan betapa sebuah destinasi mampu menginspirasi.
Foto sunset itu bagus banget ya mbak Ros. Kalo bisa lihat langsung bakalan kece banget.
BalasHapusSemoga bisa jalan sama mbak Ros lagi :)
Omnduut.com
Banget.
HapusLokasi di belakang kantor PLN Tidore menurut Mas Fajri, sang fotografer.
Sampai jumpa di Tidore.
Insya Allah...
Trus itu soal safety, bener banget. Jadi inget perjalanan kita kan yaaaa :)
Hapusomnduut.com
subhanallah, masih ad surga tersembunyi di indonesia timur
BalasHapusYuk saling berbagi dan semoga bisa saling menginspirasi!
HapusKakak Ros, ajak aku ke sana yaa
BalasHapusInsya Allah, berangkat! :D
Hapussemoga saya bisa main ke Tidore , aminnn
BalasHapusAamiin...
Hapuswah keren banget tulisannya mbakk.. terimakasih informasinya yaaa..
BalasHapusHarus banyak nabung biar bisa main kesana nih xixixixi
Ikutan lomba blog, di mari, menebar jala rezeki.
HapusWaaah komplit pake bgt deh ulasanya Kak Ros , jdi mupeng pengen ke tidore . Kudu nabung dari sekarang niih ..
BalasHapusApalagi kalau bareng Tim 8 ya, dijamin berkesan dan takkan terlupa!
HapusYuk, kita jadi duta wisata Indonesia.
Ya ampuuuuun cantiknyaaa.. aku pun ingiiin ke sana mba! Rindu tanah air judulnyaaa
BalasHapusBantu promo di New York ya, mbak.
HapusWah pengen sekali berkunjung ke Tidore. Penasaran dengan Kota yang kaya akan rempah rempah yang banyak diperebutkan bangsa bangsa Eropa karena karena nilai jualnya yang sangat tinggi. Selain itu juga banyak pantai pantainya yang keren sekali ^_^
BalasHapusTidore kaya tempat wisata potensial. Mulai dari alam, sejarah, budaya dan kulinernya.
HapusYuk, jadi duta wisata Tidore! ^_^
Cantik dan unik, khas Indonesia Timur, akk mupeeng..
BalasHapusSetuju. Aku tambahi ya, menginspirasi!
HapusKeren buangets blog tante nieee^-^
BalasHapusI am glad you like it, dear
HapusSesuatu yang kita sukai, memang mampu membuat kita bersemangat, penuh energi!
Tidore sampai terbawa mimpi, kakaaaaak....
BalasHapusBerawal dari kekuatan mimpi, semoga semesta mendukung eksekusi!
HapusAamiin.
Waduh. Tulisannya biking baper. Yaelaaa....
BalasHapusSyukur dofu...
HapusApalagi yang nulis... baper tingkat dewa, so magis!
Hahaha...
keren tulisannya...
BalasHapusFoto sunset-nya juara banget itu. Tapi paling tertarik sama makanan khas di sana. Selama ini akrab sama masakan Jawa dan Sumatera, pengen banget nyicipin makanan nun jauh di Indonesia Timur sana. Btw, itu kaya klepon bukan ya? Kaya ada manis-manisnya gitu :D
BalasHapusSelamat ya Mas Eko...
HapusSenangnya bisa bertandang ke Tidore.
Gak sabar pengen melahap tulisannya, nanti.
Sepertinya bukan kayak klepon, Mas.
Ini dari sagu. Tapi tetap sih, ada manis-manisnya gitu, kayak aku, hehehe...
banyak juga ya mbak tempat tempat yang indah di tidore ,..dan yang saya pnasaran dari dulu bagaiana rasanya makan papeda ?
BalasHapusDari tampilan sepertinya sudah menjanjikan kenikmatan.
Hapusmba aq jadi pengen ke tidore juga ini...
BalasHapuspenasaran sama kue abu dan sama pantainya yang indah. senoga bisa kesana amin.
Aaaah Tidore. Nyesel deh dulu tinggal di Sulawesi tapi ga nyebrang dikit ke sini. Pesawatnya mihil. Duh pantainya itu lho cantiiiik dan wisata sejarahnya juga oke
BalasHapus