Pages - Menu

Sabtu, 04 Maret 2017

Pentingnya Mengetahui Aktivitas Favorit di Tempat Wisata


Pentingnya Mengetahui Aktivitas Favorit di Tempat Wisata


Pentingnya Mengetahui Aktivitas Favorit di Tempat Wisata. Ternyata, jantungnya seni dan budaya Bali itu ada di Ubud ya. Jadi, setiap aktivitas wisata di sini, umumnya akan berhubungan dengan budaya, kemesraan terhadap alam, spritual dan ikatan antara manusia yang pada akhirnya melahirkan kesan mendalam bagi setiap pelancong.

Nah, kalau aku, saat mendengar Ubud yang terbayang langsung hamparan sawah terasering (baca:bertingkat), film Julia Robert, Eat Pray Love dan kentalnya khasanah aura magis.

Menurut beberapa artikel yang pernah aku baca, Ubud lebih terkenal kepada turis manca negara ketimbang turis domestik. Pesona keheningan dan jauh dari hiruk-pikuk, sangat menenangkan sepertinya menjadi pertimbangan.

Terus, apa saja dong yang bisa kita lakukan saat liburan di Ubud?

Berikut beberapa alternatif aktivitas favorit tempat wisata di Ubud


1. Rafting di Sungai Ayung

Bagi masyarakat Bali, sungai Ayung dianggap suci dan sumber kehidupan, namun untuk para pelancong melakukan aktivitas di sepanjang sungai merupakan pengalaman spektakuler yang amat berkesan dan pasti takkan terlupakan!

Termasuk dalam kategori sungai kelas II dan III, arung jeram di sini sangat cocok untuk rafter pemula, yakni mereka yang ingin berarung jeram tanpa bahaya sambil menikmati pemandangan indah menyusuri sungai, di mana yang tampak pada sebelah kanan dan kiri suasana alam liar menawan dan air terjun eksotis. 

Bagai adegan dalam film-film petualangan, sepanjang perjalanan kita akan disuguhkan atraksi monyet yang bergelantungan di pohon bersinergi dengan kicauan burung yang bersahutan.


Rafting di Ubud


2. Menikmati Keindahan Hamparan Sawah Bertingkat (Terasering) 

Dua tempat ikonik untuk menikmati sawah bertingkat adalah Terasering Jatiluwih di Tabanan dan Terasering Tegallang Ubud. Karena ini tentang Ubud, kita fokus ke Tegallalang ya.

Adalah sebuah desa bernama Tegallalang yang juga merupakan sebuah ibukota kecamatan dari Tegallalang.

Kawasan desa wisata ini sarat dengan nuansa alam. Sejauh mata memandang hijau membanjiri sudut pandang. Iya, hamparan sawah bertingkat memanjakan mata, untuk kamu pencinta kesegaran dan ketenangan, ini sungguh keberkahan!

Apalagi jika dinikmati sambil bersantap dengan keluarga atau pasangan halal, paket premium euiii, hahaha... ini mah gue banget yak!

Sawah Bertingkat


Sepertinya sawah bertingkat memang tempat ikonik Ubud Bali Indonesia, sampai-sampai majalah online Indonesia Travel menjadikannya sebagai gambar sampul untuk artikel tentang tempat wisata di Ubud.

Sawah Bertingkat di Ubud
Source: http://www.indonesia.travel/en/destination/area/ubud

3. Trekking di Campuhan Ridge Walk

Nah yang demen ge-el alias goyang lutut alias jalan kaki ala petualang sejati, boleh deh uji nyali berjalan kaki mencoba trek jogging bukan biasa Campuhan Ridge Walk Ubud Bali.

Karena berjalan kaki, tentu bisa lebih intens dong menikmati suguhan murni khas Bali.

Di sini kita akan menemukan beragam view seperti pura, sungai, lembah, perkampungan khas Bali dan tentu saja menghirup udara sarat oksigen. Sssst... saatnya puaskan hasrat fotografi di sini. Xixixi... Mau pose apa saja, tariiik maang!

Beberapa tips untuk sukses menaklukkan tantangan ini antara lain:
  • Kenakan pakaian yang terbuat dari katun agar keringat terserap dengan baik
  • Pakai sepatu ringan dan nyaman, tak perlu yang terbaik, karena di tengah perjalanan suka ada lumpur yang tersesat, hehehe. Jadi, pastikan sepatu mahal dan keren tetap tinggal di rumah/penginapan ya.
  • Bawa perlengkapan air minum atau camilan karena sepanjang jalan tak begitu banyak orang berjualan.
  • Nah ini kudu wajib hukumnya. Peralatan dokumentasi seperti kamera, tongsis dan konconya. Tentu kamu tak ingin momen ini hilang ditelan waktu. Sepanjang perjalanan akan ada lekukan lembah, pemandangan mempesona baik dari kedua sisi atau datang dari bagian bawah.
  • Waktu perjalanan lama 3-4 jam, lebih dari cukup untuk memuaskan hasrat fotografi (baca: narsis)
  • Waktu eksplor terbaik pagi dan sore hari agar tak terbakar matahari
  • Pastikan membawa losion anti nyamuk karena mereka doyan darah pelancong, hahaha... hush! 
Campuhan Ridge Walk
Source : http://www.bali-indonesia.com/magazine/campuhan-ridge-walk-bali.html

4. Monkey Forest Ubud

Ingin sesuatu yang berbeda untuk kunjungan kali ini?

Nah, ini dia salah satu primadona tempat wisata turis baik domestik atau manca negara di Ubud, yang cocok didatangi bareng keluarga. Menyaksikan tingkah polah monyet yang lucu dan lugu dijamin bisa membuat kita senam mulut.

Tempat ini sebenarnya adalah kompleks pura sekaligus cagar alam dengan pepohonan tinggi dan rindang, yang sangat cocok menjadi habitat ratusan kera yang sudah familiar dengan para wisatawan.

Karena mereka sangat aktif, rasa ingin tahu mereka juga sangat tinggi. Jadi siap-siap dengan aksi mereka yang sukar diprediksi. 

Beberapa di antara mereka suka mejeng di pintu masuk dan menunggu dengan sorot mata penuh selidik, sepertinya mereka tahu dan menunggu para calon "korban". 

Seperti halnya bangsa kera mereka jatuh cinta sama pisang. Jika ingin narsis bareng, kudu minta tolong sama pemandu, siapa tahu mereka mendadak  berubah jadi kasar dan merampas barang-barangmu. Semuanya demi keamanan dan kenyamanan semata.

Monkey Forest Ubud
Source: http://livingintravels.com/balijskaya-istoriya-zhivi-naslazhdajsya-fotografiruj/

Source: http://www.bali-indonesia.com/ubud/ubud-monkey-forest.htm

5. Yoga di Pagi Hari

Yup. Ubud memang identik dengan yoga. Bahkan terkenal sampai ke manca negara. Tenang, untuk kelas pemula juga ada. Kudu merogoh kocek, tapi yang gratis juga tersedia. Apalagi kalau ajak aku, boleh deh gratis, tis. Hihihi...

Pagi hari adalah waktu yang sempurna melakukan yoga. Saat udara masih segar, pikiran rileks, bersinergi dengan suasana sarat spritual dan magis. Waktunya untuk mengembalikan energi positif pada sukma dan raga sekaligus narsis binti eksis. Tetap yak...!

Apalagi jika yoga dilakukan sambil menghadap sungai atau sawah. Sempurna!

6. Puaskan Hasrat Belanja di Pasar Seni Sukawati

Jalan-jalan tanpa ole-ole, rasanya gimana gitu ya.

Ya... gimana dong?

Yuk siapkan kocek dan keluarkan jurus seni tawar menawar terbaikmu di sini. Julia Robert saja syuting di sini lho. Iya di filmnya Eat Pray Love itu. Masih ingat adegannya?

Berbagai ole-ole khas Bali tersedia lengkap di sini. Datanglah lebih awal agar mendapatkan harga perkenalan. Pasar buka jam 10 pagi. Catat ya!

Untuk mendapatkan "harga lokal" kudu akrab dengan penjual. Gunakan panggilan "mbok" untuk perempuan yang berarti ibu, dan "Bli" untuk laki-laki yang berarti Abang. Dan cobalah menawar dengan setengah atau bahkan 3/4 dari harga yang diajukan pertama kali.

Kudu tega, gitu? 

Yup!

Oh iya, tidak semua barang bisa kita dapatkan dengan harga terjun bebas, karena ada beberapa barang sudah punya standar harga dan tak bisa ditawar lagi.

Jadi, gimana dong agar tahu bahwa kita mendapat harga terbaik?

Survei harga dengan cara berkeliling dan kunjungi pedagang yang menjual barang yang sama dan tanya harganya. Iya, samalah caranya saat kita belanja di pasar tradisional di tempat kita sendiri.

Selamat berbelanja ria!

Pasar Seni Sukawati Ubud
Source: http://www.anythingbali.com/senangnya-berbelanja-di-pasar-sukawati/

Nah, sekarang sudah tahukan ya betapa pentingnya mengetahui aktivitas favorit di tempat wisata agar liburan semakin optimal, maksimal, berkesan dan tentu saja, tak terlupakan!

22 komentar:

  1. Duhhhh... Ngebayangin bisa yoga disono. Aheummmmm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di jamin, endorser lebih banyak hinggap!
      Hahaha...

      Hapus
  2. Pengen ke Ubud, di sana yang paling adem dan sejuk. Jadi pengen ke Bali lagi. 😍😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ubud memang tak terlupakan ya, mbak. Membetot hati!

      Hapus
  3. buatku yg ngangenin dari Bali itu ya ke pasar sukawati :) gak tau knp, berasa nyentrik aja klo lagi di situ

    BalasHapus
  4. Belum pernah ke Bali mbak. Dulu belum mupeng. Sekarang bolehlah ya berharap

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh banget. Semoga lekas terijabah ya, Aamiin.

      Hapus
  5. Sudah lama saya penasaran sawah terasiring di Bali tapi gak pernah nemu. Ternyata di Ubud ya Mbak. Lha wong saya ke Bali dibagian Kuta pantes gak pernah lihat sawah haha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada 2 mbak. Di Tabanan dan Ubud. Itu 2 tempat yang ikonik banget!

      Hapus
  6. Wah, cuma di Ubud aja bisa segini banyak aktivitas yang bisa dilakukan ya. Dulu aku dan keluarga sekali-kalinya ke Ubud cuma massage/spa, lanjut makan siang, dan terus bablas ke Lovina. Iya, cuma numpang lewat dan makan aja. Kudu balik lagi nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah kenapa penting untuk mengetahui apa saja aktivitas favorit di tempat wisata ya, Mas Eko.

      Hapus
  7. Aku pernah ke Bali, dan sekarang pengin ke Ubud. Mbayangin Ubud kayanya alamnya masih perawan ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi, kudu pelan-pelan ya, hahaha... apa sih?
      Kental aura magis dan spritual ya.
      Asyiknya pergi bareng pasangan halal nih, hayyaaa...

      Hapus
  8. Wuihhh... keren mbak... kapan ya saya bisa jalan-jalan ke bali

    BalasHapus
  9. sawahnya indah ya mbak. Dulu waktu ke Bali ga sempat jelajahi Ubud.
    Salam kenal ya mbak, trims sudah berkunjung ke blog baru aku :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Sangat mencuri hati pesona bentang alam di sini ya.
      Terima kasih juga sudah berkunjung ke sini ^_^

      Hapus
  10. Bener emang harus tega nawar di Sukowati. Aku biasa nawar 1/3 dari harga yang dia kasih dan ternyata boleh. Tuh kan mark upnya gede banget.

    BalasHapus
  11. Di Bali masih banyak ya sawah yg berundak2 itu.. Kereeeen. *nabung dulu.

    BalasHapus
  12. Baiklah mba.. kamu sukses bikin aku pengen kesana nie..

    Jadi tambah penasaran kan sama bali

    BalasHapus
  13. Klo yoga dihutan diklilingi pepohonan gtu kyknya aku bs salfok deh, ga tau bs ga ya yoga di tpt yg ga biasa hahhahha...

    BalasHapus

Holaaa...!
Terimakasih ya sudah berkunjung ke sini.
Mohon maaf komentar kudu dimoderasi sebelum dipublikasi.