Pages - Menu

Rabu, 23 Januari 2019

Konfirmasi Ofisial Sekuel Film To All The Boys I've Loved Before

Konfirmasi Ofisial Sekuel Film To All The Boys I've Loved Before

Konfirmasi Ofisial Sekuel Film To All The Boys I've Loved Before. Sebuah WAG dari sahabat blogger masuk!

Doi mengajakku bekerjasama dengan tema film genre romantis remaja "to all the boys I've loved before"

Biar lebih greget aku browsing dulu dong ya.

Ternyata film ini berhasil menjadi sorotan dan nangkring di halaman satu google di beberapa portal berita gaya hidup republik tercinta.

Masing-masing situs memberikan penilaian tersendiri atas film ini.

Ada yang menulis dari sisi moral cerita seperti ada 5 pelajaran kehidupan, 7 pelajaran dan bahkan 12 hal seputar film to all the boys I've loved before.

Bahkan situs cosmopolitan.com dari Inggris membahas tuntas konfirmasi sekuel kedua film ini.

Dalam kesempatan kali ini, aku bukan ingin membahas tentang semua pelajaran itu. Malah biar lebih afdol sila browsing sendiri dengan kata kunci di atas ya.

Tapi, aku mau berbagi informasi. Bak kata pepatah "tak kenal maka tak sayang!"

Oh iya,

Saat menulis draft pertama artikel, aku pribadi belum menonton film ini, cuma pernah lihat cuplikannya sih di YouTube. Pas lihat genre film remaja, saat itu aku belum tertarik.

Namun setelah membaca beberapa literasi di atas tadi, aku pun jadi tergoda, dan syukak ne! Bahkan beberapa adegan favoritku aku tonton berulang-ulang, hihihi.

Sama seperti ketika aku akhirnya tergoda menonton film Pride and Prejudice yang fenomenal sekaligus  memberi pelajaran moral betapa bahaya buruk sangka itu. Aku juga punya scene favorit!

Beklah...

Biasanya, kalau mau nonton film rekomendasi, aku akan mendedikasikan waktu khusus biar lebih greget. Iya, me time juga perlu totalitas. Bukan hanya saat berkarya saja, setuju?

Diangkat dari novel best seller karya Jenny Han, tidak disangka-sangka antusiasme penonton terhadap film ini begitu tinggi.

Iya seperti yang sudah aku singgung di atas, dikabarkan, sekuel buku kedua film ini akan segera dibuat dengan pemain yang sama, hanya alur ceritanya saja yang dilanjutkan sesuai dengan buku.

Film ini menceritakan tentang seorang remaja perempuan yang punya hobi menulis surat tentang laki-laki yang pernah ia sukai namun surat-surat tersebut tidak pernah ia kirimkan.

Hanya ditaruh di sebuah tempat, namun secara tidak sengaja dikirimkan oleh seseorang kepada semua laki-laki yang pernah ia sukai.

Pemeran utama perempuan diberi nama Lara Jean ini memainkan perannya dengan ciamik!

Selayaknya anak SMA yang lugu namun tetap menunjukkan sisi galak yang justru merebut hati dan membikin gemas penonton.

Di film ini kita juga akan disuguhkan dengan proses pendekatan hingga jadian dengan si pemeran utama sesuai dengan latar yang dibuat, ala anak SMA.

Konflik yang dibuat pun sebenarnya cukup sederhana namun kelihaian pembuat naskah dengan memberikan sentuhan manis di beberapa scene dan juga kemampuan akting dan chemistry antara Lara Jean (Lana Condor) dan Peter Kavinsky (Noah Centineo) membuat film ini layak dipertimbangkan.

Konfirmasi Ofisial Sekuel Film To All The Boys I've Loved Before

Yup, meskipun film ini bergenre remaja, namun bukan berarti kelompok umur dewasa tidak dapat menikmati film ini. Nah, bagian ini nih yang sukses buatku tergoda untuk menontonnya.

Apalagi pas SMP dan SMA aku sempat juga laa mendapat surat cinta monyet, hahaha.

"Mendapat surat" lho ya. Beti lah  dengan Lara Jean, yang berani menuliskan hasratnya lewat tulisan meski tak pernah ia kirimkan.

Aku ingat banget ketika mendapat salam cinta saat SMP.  Bukannya merasa senang, tapi aku merasa sangat buruk dan hina! Padahal aku merasa tidak bertingkah genit atau murahan. Mengapa sampai ada orang yang menyukai aku?

Iya, begitulah perasaanku saat SMP dulu. Sounds weird, right! Well, itulah yang sebenarnya.

Hal ini mungkin erat kaitannya dengan mama yang selalu wanti-wanti agar aku menghindari urusan "pacaran" di usia remaja. Jadi aku mengasumsikan sendiri, bahwa hanya perempuan genit dan murahan yang bisa membuat laki-laki suka padanya.

Aku belum tahu tentang hormon, puber dan segala antek-anteknya. No clue at all!

Duh, kalau ingat itu, aku suka senyum-senyum sendiri. Misalnya ya saat menuliskan artikel ini.

Bahkan asumsi sesat itu terus terbawa sampai SMA.

Pernah suatu hari, seorang cowok pegawai kantor pos di kotaku yang dikenalkan sahabat saat acara ulang tahun datang berkunjung ke rumah. Doi muncul mendadak. Tiada angin tiada berita langsung nongol di depan pintu, pas aku menyapu rumah. Mendadak pikiran jadi sempit tak sempat berkelit.

Bisa dibayangkan betapa wajahku saat itu pucat pasi apalagi ternyata mama dari belakangku sudah mengiringi.

Namun rupanya Tuhan masih sayang kepadaku.

Aku bahkan dianjurkan mengganti baju dan mama berkenan menemani doi di ruang tamu.

Kami lalu ditinggalkan berdua ngobrol. Namun aku masih ingat jelas sepanjang sesi obrolan, tak pernah sekalipun aku bersikap ramah. Nada suara dan jawabanku sendiri saja aku tak suka mendengarnya.

Cuma, aku harus melakukan itu agar doi tidak tertarik meneruskan hubungan ini.

Saat itu yang ada dipikiranku adalah betapa akan murkanya mama dan aku akan mendapat omelan beruntun ala senapan serbu AK-47

Aku sudah siap untuk dimarahi ketika doi akhirnya pamit!

Alhamdullillah, tak terjadi apa-apa. Bahkan mama setelah itu sering bertanya bagaimana hubungan kami selanjutnya.

Yang pasti, setelah pertemuan pertama doi tak pernah berkunjung ke rumah lagi bahkan berkirim salam pun mungkin sudah alegi, hihihi. Tapi saat itu, who cares?

So, aku tak pernah punya hubungan spesial dengan laki-laki saat usia remaja.

Ketika akhirnya hormon dan puberku "bicara" aku hanya bisa menuangkan semua kedalam diari bergembok yang zaman itu booming banget.

Hikmahnya, aku tak ingin putri semata wayangku Yasmin, juga mengalami hal seperti ini.

Oleh sebab itu, sejak dini aku mulai membekali dengan informasi. Iya, membuka lebar gerbang edukasi dan komunikasi terutama ketika doi memasuki usia akil baligh.

Kembali ke laptop!

Selain membahas kisah pergaulan masa SMA, film to all the boys I've loved before ini juga mengajarkan untuk berani melangkah memulai hubungan yang baru dan tidak stuck dalam zona nyaman.

Dalam film ini juga diperlihatkan seberapa pentingnya peran keluarga dalam kehidupan setiap orang.

Bahwa dalam menjalani masa-masa sulit, ketika dihadapi bersama-sama keluarga akan terasa ringan.

Nah, yang belum nonton boleh nih segera streaming dan ikuti perjalanan kisah Lara Jean semasa SMA, sebelum sekuel keduanya dirilis ya.

Dan... untuk kenyamanan menyaksikan To All The Boys I've Love Before boleh menikmatinya di Indihome untuk menghindari buffer internet yang bisa mengganggu kenyamanan menonton film.



54 komentar:

  1. Aku tadi mikir apa bakal seru film remaja, ternyata baca review ini malah penasaran. Kok sebel yaaa surat yg disimpen trus dikirim, maluu 🤣😜 udah gt kan cowoknya banyak yaa..

    Nanti coba ah liat trailernya dulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ntar di film ketahuan tuh siapa yang kirim surat.
      Aku gak mau spolier ahhh
      :)

      Hapus
  2. Penasaran banget buat menonton, mbaa. Masa remaja memang masa yang menurutku sulit di tebak deh keinginan anak. Hehhe. Dan menurutku memang peran orangtua sangat penting

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebaiknya kita memang bersikap sebagai sahabat pada buah hati yang berangkat remaja.
      Agar mereka terbuka dan menjadikan kita tempat yang asyik buat curhat.

      Hapus
  3. Masa-masa SMP dan SMA, masa-masa yang penuh kenangan ya :D Kenangan bersama teman dan guru2 sih yang kuingat, seruuu.
    Btw aku juga masih suka nonton film remaja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mb
      Pas nonton film remaja kita memang sering terbawa ke suasana zaman kita dulu ya
      Jadi nontonnya sering sambil senyum-senyum sendiri

      Hapus
  4. Film bertema genre anak SMA memang selalu menarik. Dan sepertinya film ini jauh lebih menarik ketimbang film-film atau drama SMA yang sudah beredar di tv lainnya.

    Bisa dicoba nih, streamingan pakai Indihome yang memang jaringannya oke punya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut para kritikus film, memang layak tonton
      Demikian mba
      Bikin kepo berat yak ;)

      Hapus
  5. waah..kalau nonton ini kayaknya saya bakalan baper kak ross :)

    soalnya di masa itu saya termasuk rajin surat2an cinta #ups. bahkan dulu suka dimintain tolong temen bikin surat nembak hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... rupanya si mba pakar surat cinta yaaa
      Kudu nonton nih mba Lisdha :)
      Seru mba filmnya!

      Hapus
  6. Wahh ku mau coba nonton ahh.. makasih review nya mba.. nambah list tontonanku.. jd gak zong pas nonton dan ternyata gak rame 😅

    BalasHapus
  7. Aku jadi kepo dan pengen liat filmnya. Nih film terinspirasi sama lagunya Julio Iglesias sama Andre Hehanusa itu bukan, ya? hihihi jadi inget surat cinta sama kakak kelas yang kayaknya kebaca sama dia. DUh, maluuunya itu ga nahan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga suka banget lho baca review mba.
      Yang paling berkesan film India "Padmavati"
      Setelah itu langsung nonton streaming di situs gratis, bahahaha

      Betul, mba.
      Aku aja pas baca judul film, langsung ingat lagu to all the girls I've loved before

      Dan aku langsung browsing dan nyanyi...

      ... duhai kekasih-kekasih
      ... yang pernah datang dan pergi
      ... bahagia hatiku, laguku untukmu
      ... semua yang pernah kucinta

      Hapus
  8. Aku suka tema2 remaja, terutama sejak punya anak, berasa butuh banget banyak pelajaran meski dari film
    Btw aku juga pengguna Indihome

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tos, mba!
      Dapat "pencerahan" lewat film itu, memang lebih nendang dan "sampai" ya

      Aku juga pakai Indihome, tapi internet saja, biar hemat, bahahaha...

      Hapus
  9. Aku belum nonton mba jadi penasaran. Masukin ke waiting list ah. Asik ya nonton sambil.nostalgia tanpa buffer pula

    BalasHapus
  10. Belum pernah nonton filmnya..jadi ingat zaman remaja dulu ya mbak nulis surat untuk cowok idaman trus disimpan haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha...
      Aku memilih nulis di dari, mba
      Terus kalau nonton film remaja, dulu masih era Rano Karno melulu aktor utama, suka membayangkan betapa aku ingin jadi pemeran wanita, bahahaha...

      Hapus
  11. Jadi penasaran juga ini saya pengen nonton, mau mengenang masa lalu.

    BalasHapus
  12. Cerita remaja biasanya memang penuh kejutan ya.. Jadi penasaran pengen nonton, sepertinya tetap asyik walau saya dah ibu-ibu hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sodorin camilan...

      Awalnya aku juga skeptis (kurang yakin) gitu mba, "Apa sih bagusnya film remaja?"

      Ternyata aku salah!

      Filmnya bagus, masih menurutku lho ya

      Hapus
  13. Sukses bikin penasaran pembaca Mbak. Searching ah nonton.

    Masa remaja saya juga tidak pernah pacaran. Bahkan bisa dikata sangat jauh dari pria. Nulis di diary juga. Ampek sekarang masih ada sebagian diarynya. Hahaha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lagi-lagi to, mba.
      Mama sukses "meracuni" aku tentang "pacaran"
      Sampai-sampai alergi, waktu dulu itu, bahahaha

      Hapus
  14. Jadi ingat lagunya Chrisye rahimahullah yang judulnya Kisah Kasih Di Sekolah...
    Tapi memang jaman dulu gak seperti jaman sekarang yaa, mba..

    Perempuan tuu...mashaAllah~
    Masih malu kalau harus begini atau begitu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau nonton film, aku cenderung suka genre remaja (jadul)...karena klasiknya itu loo..yang mahal.

      Perempuan dengan segala kehormatannya.

      Hapus
    2. Setuju, mba
      Makin klasik, makin unik, makin ciamik.
      Apalagi kalau zero pamer aurat ya, tambah syukak!

      Hapus
  15. Pas nonton film ini, kesan aku biasa aja, akting pemainnya juga biasa aja *menurutku loh* Yang bikin aku menonton film ini sampai akhir karena pengin menyelami dunia remaja masa sekarang secara anakku dah remaja bentar lagi kuliah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. It's OK, fine, mba, memang nonton film itu subjektif sekali
      Setiap orang beda ekspektasi
      Yang penting mah saling menghormati, karena berbeda itu indah

      Hapus
  16. aku jadi penasaran mau nonton dramanya juga nih mbak. Kadang aku suka tergoda kl orang nulis reviewnya, aku gak takut juga sih baca spoiler. To All The Boys I've Love Before ini adanay di channel apa ya mbak di Indihome?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku kemarin nonton pakai layanan Indihome Internet Fiber dengan mengetik kata kunci "Nonton To All The Boys I've Love Before" dan dibawa ke situs bioskopkeren.fun

      Hapus
  17. Aku suka pelem2 bergenre remaja, soalnya bakalan baper dan so sweet, berasa jadi pemainnya . Halagh...
    Mba Anna ayo atuh kapan Nobar nonton Dilan bareng ako eeh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, kesayangan...
      Semoga kita bisa seseruan bareng lagi secepatnya ya
      Aamiin

      Hapus
  18. Kok saya kepo curhatan apa saja yang tersimpan dalam diary bergembok itu ahahaha. Baca reviewnya jadi kepengen nonton 😁

    BalasHapus
  19. Ngakak waktu baca kalimat: Mendadak pikiran jadi sempit tak sempat berkelit. Ada-ada aja perumpamaannya, hahahaa.

    Harus streaming ya kalo mau nonton filmnya. Catet dulu deh judulnya, atau nunggu yang kedua tayang aja ya. Nontonnya bisa beriringan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh streaming, boleh didown dulu, tinggal pilih!
      Kalau aku kemarin streaming

      Hapus
  20. Sering mendengar kalau film ini bagus. Saya belum pernah menonton. Masih galau antara pengen nonton filmnya atau baca bukunya dulu ^_^

    BalasHapus
  21. Keknya emak-enak wajib nonton film bertema cinta ala remaja begini..jadi paham saat anak remajanya sedang mengalami hal yang sama.
    Aku browsing langsung dah, penasaran sama all the boys ive loved before ini..hihihi

    BalasHapus
  22. Aiih iya. Mau browsing film ini kelupaan. Sibuuk.

    BalasHapus
  23. Aku juga belum nonton film ini Mba. Aku sukanya nonton film thriller atau action.

    BalasHapus
  24. Aku pakai Indihome juga di rumah mbak. Pantes judulnya gak asing, tapi kyknya yg prtama aku jg gak nonton. Ntr deh aku browsing2 dulu hehe. Dr judul dan reviewmu kyknya bagus filmnya :D

    BalasHapus
  25. Filmnya kayaknya bagus ya mba? Soalnya di iflix juga muncul terus iklannya :)
    Aku juga pakai Indihome di rumah.

    BalasHapus
  26. aih dia naksir berapa cowok sampe punya hobi nulis surat cinta? haduh maluuuu rasanya kalau suratnya diterima pujaan hati >,<

    BalasHapus
    Balasan
    1. 5 cowok kayaknya...?
      Nah, makanya kudu nonton biar bisa terjawab sendiri :D

      Hapus
  27. hahaha film ini.
    Ada beberapa kali teman2 share di sosmednya. Bukan review, cuma semacam keinginan mau nonton. Ya aku pikir, apaan sih umur segini aku nonton film begini males ah. Etapi kok ratingnya tinggi ya, terus kok viral ya.
    Sampe akhirnya dapat kesempatan nonton, daannnn ternyata sampe 5 menit aku gak suka. Eh di lain waktu aku nonton lagi, dan kupaksain aja awalnya, karena kayaknya kok gak aku banget ni film.
    .
    Blasss sampai akhir kutonton... ternyata bagus :D
    Walaupun idenya idem sama film lain, tapi plot dan dialognya enak. Beberapa part bikin endingnya sempat gak kebaca, mungkin itu juga yg bikin penasaran untuk kutonton pada akhirnya.
    .
    .
    (gilak, panjang komen jadinya nih LOL)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku suka chemistry pemain utamanya...
      Dapat banget!


      Hapus

Holaaa...!
Terimakasih ya sudah berkunjung ke sini.
Mohon maaf komentar kudu dimoderasi sebelum dipublikasi.