Pages - Menu

Selasa, 02 Januari 2018

Selalu Ada Cinta di Hati Bunda

Selalu Ada Cinta di Hati Bunda
Berbagi kehangatan, salah satu manifestasi cinta bunda 
Selalu Ada Cinta di Hati Bunda. Selamat! Putri ibu, Nabila Yasmin Pohan, terpilih menjadi kandidat pertukaran pelajar AFS ke Jepang. Hal-hal selanjutnya akan kami beritahukan lewat email, ya.

Begitulah kira-kira bunyi baris pertama email dari Yayasan Antar Binabudaya, akhir Oktober lalu, yang aslinya tentu saja dalam bahasa Inggris.

Seketika syukur dan haru berpacu dan lolos dalam bentuk air mata bahagia. Selanjutnya aku dan Yasmin, putri semata wayangku berbagi kehangatan pelukan. Tak lupa aku mengecup dan mengusap rambut buah hatiku. Kami larut dalam suasana emosional.
  • Selalu hadir dalam momen penting Yasmin dan berbagi kehangatan, begitulah salah satu cara aku mengungkapkan cinta padanya.

Rasanya aku masih ingat kejadian beberapa tahun silam, suka duka mengharapkan kehamilan dan penantian selama 7 tahun, saat segalanya aku jalani penuh kepasrahan. 

Belum cukup sampai di situ. Aku kembali diuji, saat Yasmin berusia belum genap 2 minggu, terkena flu. Ketika itu aku belum tahu terlalu banyak tentang merawat bayi merah. Untung punya suami siaga tempat aku berbagi segalanya. Kejadian ini memberi hikmah, agar aku  lebih banyak belajar lagi.
  • Memperluas wawasan terutama tentang family dan parenting, juga merupakan cara aku mengungkapkan cinta pada buah hati

Yasmin kecil sering keluar masuk rumah sakit. Yang paling aku ingat kejadian saat tengah malam, Yasmin nangis tiada henti. Padahal malam sebelumnya kami juga sudah tak mencicipi istirahat dengan baik, karena Yasmin kerap rewel dan gelisah. 

Jadi tengah malam itu, untuk kesekian kalinya Yasmin muntah dan badannya sangat lemah. Kami lalu bergegas ke rumah sakit dan langsung ke UGD. Oleh dokter jaga Yasmin diberi obat anti muntah, panas dan diminta tak perlu resah dan kami pulang kembali ke rumah. Tidak apa-apa kata dokter. Namun dalam hati kami, aku dan suami, tak yakin dengan pernyataan dokter ini.

Benarlah, kira-kira jam 7 pagi, Yasmin muntah lagi dan kali ini, Yasmin bahkan tidak kuat mengangkat lehernya sendiri. Jadi, ya terkulai gitu. Kami berdua langsung panik dan nangis tak tahu harus berbuat apa. Iya, kepala Yasmin langsung terkulai saja gitu. Percis seperti tanaman layu. Sungguh tak berdaya.

Cepat-cepat kami bawa ke rumah sakit, ke ruang UGD. Kali ini dokter jaga agak lambat muncul, sementara kondisi Yasmin sudah sangat lemah, jadi dengan inisiatif sendiri, pak suami masuk ke dalam dan melihat dokter sedang bermain kartu dengan staf lainnya. Ya ampun... pak suami langsung naik pitam dan berkata, "kalau ada apa-apa dengan anak saya, saya tuntut kalian semua yang ada di ruangan ini!"

Semua perawat dan dokter langsung bergegas ke tempat tidur Yasmin dan memberikan pertolongan dan dinyatakan positif dehidrasi, langsung diinfus. Beberapa saat kemudian dokter mengambil sampel darah lalu memberi diagnosis utama positif gejala demam berdarah dan harus dirawat inap.

Ini adalah salah satu kejadian yang masih terus tinggal di sanubari, hingga kini semua rentetan kejadian terekam jelas, tak mau pergi. Saat itu usia Yasmin sekitar 1.5 tahun.

Selama balita, Yasmin termasuk anak dengan perkembangan fisik, motorik kasar dan halus yang normal, juga diikuti dengan perkembangan kognitif yang baik.  Keseharian Yasmin yang lincah, energik dan gemar bicara sangat membantu aku untuk memantau kesehatannya. 

Iya aku biasanya pasti langsung tahu, jika Yasmin sedang tidak enak badan hanya dengan memperhatikan aktivitasnya sehari-hari. Saat Yasmin berkurang kelincahannya, atau agak malas dan tidak memperlihatkan banyak sifat ingin tahu,  bisa diduga pasti ia sedang tidak enak badan.

Karena sering sakit, Yasmin jadi sudah terbiasa minum obat. Meski kadang-kadang ada sedikit drama, hahaha, terutama saat obatnya pahit tingkat dewa. Lain cerita jika obat dengan rasa yang manis dan aroma yang sedap, Yasmin dengan senang hati meminumnya, bahkan minta melebihi dosis. Tentu saja aku tidak izinkan.

Kenangan lain adalah ketika kami sekeluarga pindah ke ibukota. Iya, kami pernah hampir 8 bulan menjadi warga ibukota tepatnya di seputaran Kemang Selatan. Yasmin bahkan menghabiskan kelas satunya selama satu semester di SDN Bangka 06 Pagi Mampang Prapatan.

Selalu Ada Cinta di Hati Bunda
Raport Yasmin ketika jadi siswi SDN Bangka 06 Pagi

Selama hampir 8 bulan jadi warga metropolitan, dalam setiap bulan pasti Yasmin akan terserang ISPA. Sampai akhirnya Yasmin diminta lakukan tes alergi dan alhamdullillah negatif.

Lalu dokter bertanya di mana domisili kami sebelumnya, dan kami jawab, Balikpapan. Dokter langsung memberi saran agar kami sebaiknya pindah dari Jakarta, karena ada kemungkinan putri kami tidak cocok dengan kondisi polusi Jakarta. 

Kenyataan ini semakin menambah keyakinan kami untuk segera hengkang dari ibukota yang memang sudah sebelumnya tidak kuat dengan suasana Jakarta yang kompleks, maklum orang kampung, hehehe.

Gemar Kompetisi

Sejak kecil Yasmin sudah menunjukkan kegemarannya beraktivitas. Ia sangat suka bermain masak-masakan, sekolah-sekolahan, mengutak-atik lego, puzzle, dan gemar ikut berbagai kompetisi. Favoritnya saat balita adalah lomba menggambar, mewarnai dan peragaan busana. Iya, Yasmin anaknya sangat gemar terlibat kompetisi. 

Duduk di sekolah dasar, Yasmin kecil mulai menemukan keasyikan di dunia kecerdasan linguistik dan mulai kehilangan minat untuk ikut lomba menggambar, mewarnai apalagi peragaan busana.

Aku ingat di masa ini aku jadi gemar membaca literasi tentang kecerdasan buah hati.

Jadi, bu, ibu, ternyata, penting banget mendeteksi dini bakat buah hati untuk mengeksplorasi potensi, dan pada akhirnya bisa menemukan pendidikan sekaligus karir yang tepat, agar jika bisa, dia tak perlu merasa harus bekerja karena melakukannya penuh hasrat, semangat dan energi. Luar biasa, bukan?


Kenali Demam Untuk Penanganan Tepat

Demam. Iya demam, hampir semua kita pernah mengalami!

Sering curhat sama dokter saat bawa Yasmin ke dokter, aku jadi tahu bahwa demam bukan berarti buruk, namun bukan berarti juga bisa diabaikan ya.

Kata dokter lagi, itu tanda tubuh sedang berperang melawan infeksi. Bak tentara di medan perang, sel darah putih tengah berjuang memanggul senjata. Tinggal menunggu, prajurit pulang dengan kemenangan atau malah memikul kekalahan.

Hal ini juga berlaku pada Yasmin. Demam hampir ada dalam setiap kasus penyakitnya.
Saat anak demam, penting banget menjaga agar suhu tubuh tidak terlalu tinggi. Masih mengutip perkataan dokter, pada bayi dan balita, suhu tinggi bisa menyebabkan kejang.
Yasmin pernah juga alami ini di suatu malam ketika masih bayi. Saat itu yang teringat adalah memberikan sendok untuk digigit dan obat demam.

Pada kasus Yasmin, demam tinggi biasanya akan diikuti oleh kondisi seperti berkeringat, menggigil, kehilangan nafsu makan, lemah dan gelisah/rewel.

Belajar dari pengalaman itu, kami memutuskan untuk menyediakan termometer digital dan obat penurun panas/demam di rumah, untuk penolongan pertama.

Menjadi ibu penuh cinta bagi anak 


Selalu Ada Cinta di Hati Bunda
Penantian panjang 7 tahun mendapatkan Nabila Yasmin Pohan
Terus terang, untuk menjadi ibu, aku banyak belajar otodidak dari kejadian demi kejadian dalam rumah tangga sehari-hari, salah satunya yah, dari Yasmin.

Pengalaman merawat Yasmin yang kerap sakit mulai sejak bayi dan balita, memberikan aku persfektif baru. Bahwa untuk menjadi ibu yang bahagia aku harus bisa membahagiakan diriku sendiri dulu baru bisa membahagiakan anggota keluarga lainnya.

Selanjutnya, aku harus terus menerus belajar, baik dari kejadian sehari-hari, internet, dan komunitas offline, atau saat curhat dengan dokter.

Misalnya saja tentang demam.

Bahwa memberikan obat demam seperti Tempra misalnya hanya jika diperlukan, dan harus sesuai dosis yang tertera di kemasan atau atas anjuran dokter. Apalagi menurut rekomendasi WHO penggunaan obat penurun panas dilakukan bila suhu tubuh lebih besar dari 38.5°C

Selalu Ada Cinta di Hati Bunda
sumber : www.farmasiana.com
Aku berkenalan dengan Tempra saat usia Yasmin lebih dari 6 tahun, ketika terserang panas tinggi.

Selain karena aman di lambung, tidak perlu dikocok, larut 100%, dosis tepat, gelas takar dan kegemaran Yasmin akan warna kuning serta aroma jeruk, membuat aku memilih  Tempra Forte!

Tempra juga punya 2 varian lainnya lho, Tempra Drops dan Tempra Syrup. Mengapa?

Ketika seorang demam, tindakan untuk mengatasinya akan berbeda-beda, 
tergantung pada golongan usia.

Selalu Ada Cinta di Hati Bunda
sumber: http://www.taisho.co.id/index.php/id/produk/otc/tempra-id

Aku percaya, menyediakan obat-obatan umum dan ringan seperti obat penurun panas bisa membuat ibu tenang terutama saat mengangani buah hati yang sedang sakit, dan menurut aku itu adalah salah satu bentuk cinta ibu.
"Selanjutnya, aku juga harus menjadi panutan untuk Yasmin saat mengekspresikan 'ibu yang selalu penuh cinta' dengan memberi apresiasi tanpa sungkan seperti pelukan, pujian tulus, mengucapkan terimakasih serta meminta maaf saat khilaf"
Aku masih terus berjuang menjaga tutur kata. Meski sulit untuk selalu lembut, namun berkata baik is a must!

Selalu Ada Cinta di Hati Bunda
Berbagi momen penting salah satu manifestasi cinta bunda 
Seiring waktu, cara aku menghadapi Yasmin saat sakit semakin membaik seperti tidak mudah panik, memberi perhatian ekstra dan tetap menjaga kebersihannya.

Nah itu dia beberapa koleksi kisah selalu ada cinta di hati bunda versiku.

Yuk, share versimu di kolom komentar di bawah ini.

Ditunggu yaaa...


Referensi:
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/mengatasi-demam-tinggi-pada-anak-remaja-dewasa/
https://life.idntimes.com/family/asteria-dw/simpel-dan-manis-ini-5-ungkapan-cinta-untuk-sang-buah-hati-c1c2-csc-1/full
https://www.farmasiana.com/paracetamol/tempra-forte/
http://www.taisho.co.id/index.php/id/produk/otc/tempra-id?view=featured

47 komentar:

  1. Saya selalu sedia Tempra juga di rumah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu salah satu bentuk cinta bunda pada buah hati ya, mbak.

      Hapus
  2. Masya Allah, sudah anak gadis, ya sekarang Yasmin :)

    Semoga sehat selalu ya, Nak, jadi cahaya hati ayah - ibu

    BalasHapus
  3. anak yang sudah cocok di kampung bisa terganggu ketika pindah ke ibukota ya kak. sungguh bahaya sekali polusi jakarta

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu menurut hemat dokter sih.
      Tapi kenyataannya, masih banyak juga orang yang tetap sehat.
      Mungkin kami sekeluarga yang agak kurang beruntung.
      Tapi, aku percaya, semua pasti ada hikmahnya.

      Hapus
  4. tempra memang jadi handalan banget buat kami

    BalasHapus
  5. Ibu sejati itu yang memiliki dan memikirkan seluruh anggota keluarganya. Two thumbs up for you Mba.

    BalasHapus
  6. Untuk sang buah hati harus selalu siap sedia obat untuk memenuhi kebutuhan kesehatan si anak sedia tempra sebelum terlambat inovasi yang sangat bagus banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini salah satu manifestasi 'selalu ada cinta di hati bunda'

      Hapus
  7. Ibu adalah pahlawan dan guru sejati kita. Semoga saya bisa menjadi ibu yang baik juga bagi anak2 saya.

    BalasHapus
  8. Kehadiran dan cinta ibunda memang tiada dua

    BalasHapus
  9. Semangat menjadi Bunda... mengandung dan mendidik yang terbaik bagi anak-anaknya...

    BalasHapus
  10. Balasan
    1. Terima kasih, eda.
      Moga si kecil cepat sembuh yaaa.

      Hapus
  11. Wah, bahagianya Mama Yasmin, permata hatinya yg cantik bernama Yasmin menempati salah satu pertukaran pelajar ke Jepang. Salit buat si Mama Anna yg sdh membimbing dan menginspirasi Yasmin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bunda juga sosok inspiratif lho.
      Semangat ngeblognya kencang terus.

      Hapus
  12. Andalan anak-anak saya, Mbak. Saya pun kalau demam juga kadang minum Tempra. Abis cocok :D

    BalasHapus
  13. Udah gede ya, putri kak ana. Semoga selalu sehat dan bahagia.

    BalasHapus
  14. Yasmin syantieekk, sehat selalu ya Nak. Amiinnn

    BalasHapus
  15. salam buat kak yasmin... jempol buat kak yasmin yang bisa adaptasi di jakarta

    BalasHapus
  16. Saya malah sering buang Tempra lho Mbak. Hahaha. Kok bisa? Soalnya anak saya alhamdullilah jarang sakit, tapi sekalinya sakit ya demam tinggi, dikasih tempra cuma 2x minum udah sehat lagi, tapi kata dokternya Tempra cuma boleh disimpan 3 bulan, jadi ya dibuang lah sisanya. Kalau anak sakit lagi, ya beli Tempra lagi. Hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju.
      Ingat dokter juga pernah katakan hal yang sama, mbak.

      Hapus
  17. Saya membacanya sampai terharu. Ikut senang, semoga sukes selalu. Anak hebat pasti karena dukungan bundanya.
    Sepertinya saya harus segera hengkang dari Jakarta juga :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih sering ingat kisah di UGD itu.
      Sepertinya takkan terlupa.

      Kayaknya si Mas, tahan banting nih. :).

      Hapus
  18. Balasan
    1. Eits, ada anak muda mampir ne.
      Gimana blognya, sudah ramai?

      Hapus
  19. Yasmin cantik banget :) Sehat selalu ya Yasmin. Dan sukses sekolahnya.

    BalasHapus
  20. Alhamdulillah mb, sungguh tersinpirasi.. 😆

    BalasHapus
  21. putri kebanggaan ya mba! She is pretty...and smart!

    BalasHapus
  22. Dari zaman anakku masih kecil (sekarang sih sudah SMA kelas 3), aku juga makainya Tempra. Lalu waktu ponakan-ponakanku lahir satu persatu, orangtua mereka juga lebih percaya Tempra saat anak demam. Ini obat kayaknya emang jadi kepercayaan keluarga kami sejak dulu sampai sekarang... hahaha

    BalasHapus

Holaaa...!
Terimakasih ya sudah berkunjung ke sini.
Mohon maaf komentar kudu dimoderasi sebelum dipublikasi.